perdebatan part 2

4 2 0
                                    

"ibu lion menangis" ujar ama dia berlari ke arah ibunya. Melihat mata ibunya yang sembab dia pun keherann apa yang terjadi?.

"ibu kenapa? Mata ibu kenapa?" ujar ama.

"ibu enggak kenapa-kenapa ma, kelilipan tadi, lion mana?" ujar imah.

"beneran ibu cuma kelilipan?" ujar ama dengan mendekatkan wajahnya ke muka ibunya.

"iyaa amaa, lion kemana?" ujar imah.

"lion di kamar bu" ujar ama.

"kalau gitu ibu ke kamar dulu yaa" ujar imah.

Imah berjalan menuju kamar lion dia melihat lion dan langsung mengendongnya, ama yang berjalan di belakang ibunya tadi pun berada di pintu saat ibunya membawa lion keluar.

"kamu nanti jaga lion yaa ma, ini uangnya kalian buat jajan berdua yaa" ujar imah.

"lagi bu? Sampai kapan? Aku lelah bu aku mau main!" ujar ama.

"kamu bisa main sama lion kan ma? Ibu minta maaf ma, ibu titip lion yaa ibu berangkat dulu assalamualaikum" ujar  imah ama salim ke ibunya dan ibunya pun berangkat ke tempat kerjanya yang tak terlalu jauh dari rumahnya.

//skipp// di langsung saja yaa!!

Waktu menunjukan pukul 16.00 tandanya waktu pulang sudah di depan mata, dia merindukan anak-anaknya, dia merindukan dion dan ama. Tak lama sepeda berjalan dengan kecepatan yang tak terlalu cepat pelan tapi pasti imah sudah sampai dirumahnya.

"baru pulang kamu im?" ujar indra.

"menurut kamu gimana?" ujar imah.

"aku mau ajak kamu ngobrol tentang ibu" ujar indra.

"ibu siapa? Aku lelah besok-besok saja" ujar imah.

"ayo lah im, jangan seperti ini dia juga ibumu" ujar imah.

"ibuku? Ibumu mungkin" ujar ama dengan tatapan sinisnya.

//prakk// tamparan itu pun berhasil mendarat di pipi merah imah yang kemarin saja belum sembuh ini ditambah lagi.

"apa maksudmu ha? Dia ibu ku jadi dia juga ibumu" ujar indra.

"ibu katamu? Dia tak melahirkanku tapi dia memberikan luka yang ibuku tak pernah berikan kepadaku! " ujar imah dia menatap ke dua bola mata indra.

"sudah lah im jangan  seperti anak kecil itu hanya tamparan kecil saja" ujar indra.

"anak kecil katamu?" ujar indra.

"iya, luka mu bisa hilangkan? Dan ga akan permanen disitu kan?" ujar indra.

"ibuku saja tak pernah memukulku ndra, ayahku juga tak pernah memukulku tapi kamu hanya orang baru berani-beraninya kamu lakukan itu padaku" ujar imah.

"kamu di biarkan semakin menjadi-jadi yaa" ujar indra dengan mencengkram tanganya dan menyeretnya ke kamar.

apa yang akan mereka lakukan? Baca di next part yaa selamat membaca dan terima kasihhh...

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang