bertemu keluarganya

20 1 0
                                    

Di pagi hari dia berangkat kesekolah dan bertemu ifah (ini hanifah yaa kita singkat aja biar lebih gampang).

"pagi fah" ujar imah dengan senyum ke arah ifah.

"pagi juga mah" ujar ifahh yang nada sedih.

"ada apa fah? Mengapa kamu seperti bersedih begitu" ujar imah dengan menatap mata hanifah yang indah itu.

"akuu... Sedih tauu kita mau luluskan aku takut nanti kita ga bertemu lagi" ujar hanifah.

"ihh kupikir ada apa fah, kan kita tetanggaan nanti klo ada apa-apakan kamu bisa kerumah ku saja fah" ujar imah.

"udah lah fah jangan sedih, mending kita ke kantin saja yukk" ujar imah. Ifah menganguk pelan dan merangkul imah.

Mereka pergi ke kantin bercanda dan tertawa setiap saat seperti biasanya.
Setelah membeli makanan dan minuman mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang tinggal berapa jam itu. 

Setelah jam pelajaran selesai mereka pulang dan yaa saat sampai di rumah dia kaget melihat motor indra di halaman rumahnya. Dan anehnya di situ juga ada ayah imah entah dari kapan ayahnya berada di sana. dia berada di depan pintu ia ragu sekali untuk mengetuk pintu rumahnya sendiri.

"pak, bu jadi kedatangan saya kesini adalah ingin mengajak imah jalan-jalan dan kerumah orang tua saya apakah boleh bu,pak?" ujar indra dengan menunduk dan tersenyum manis.

"ibu tidak melarang nak, bawa saja dia ajak jalan-jalan" ujar ibu imah. ayah imah menatap mata indra dengan tajam dia ragu apakah anak perempuannya itu akan bahagia dengan laki-laki ini. Dia memang berpakaian rapi,sopan,dan,santun tetapi tidak ada yang tau sifat aslinya kan. Ibu imah menatap indra dengan tesenyum dan menyengol lengan ayah imah agar segera memberi keputusan.

"kamu tanya imah nanti kalau dia mau saya akan mengizinkan" ujar ayah imah. Imah yang sedari tadi meguping pembicaraan pun terkaget melihat ibunya yang memangil namanya.

"imah dari tadi di situ?" ujar ibu imah dengan senyuman. Imah yang kaget pun mendorong pintu dan membenarkan rambutnya.

"iya, bu itu.... Ini tadi baru mau masuk" ujar imah dengan terbata-bata. Ibu imah hanya tersenyum dan berkata

"kamu udah denger tadi kan bagaimana ma?" ujar ibu imah, imah yang tahu maksud ibunya pun langsung membalasnya dengan berkata

"iya bu, aku.... ganti baju dahulu" ujar imah dengan terbata-bata dan berjalan menuju kamarnya. *aduh males  keluar padahal padahal ingin di rumah aja huh* batin imah.
dia hanya bisa mendengus kesal dan setelah selesai dia keluar dan berpamitan ke orang tuanya untuk pergi bersama indra.

Mereka berangkat imah hanya menikmati jalan dan pemandanganya indra melihat imah dari spion dan berkata

"kita kerumahku dahulu ya mah" ujar indra imah hanya menganguk pelan.

*apa yang akan aku lakukan di rumah indra apakah dia akan mengenalkan aku sebagai calon istrinya, jika benar bagaimana ini tuhan tolong aku* batin imah

Sesampainya dirumah indra dia disambut baik oleh ibu dan keluarga indra. Tapi tidak dengan adik pertama indra yang menatapnya tajam dan berkata

"kak ternyata seleramu yang kek begini yaa minimal cari yang cantik dan setara lah" ujar lini adik ke dua indra dia memiliki 3 adik 2 perempuan dan 1 laki-laki. (jadi indra ini anak orang kaya yaa, dan imah memang bukan orang kaya, tadi dia memiliki kebun biasa yang biasanya di gunakan ayahnya untuk berkebun, tapi kebun dan Rumahnya jauh jadi itu lah yang menyebabkan ayah imah jarang pulang).

"kak sudahlah kak imah cantik kok, dia juga baik jangan begitu lah kak" ujar nia adik ke 2 indra.

"kalo menurut kamu cantik yaa terserah, menurutku dia biasa saja sih" ujar lini dengan segera masuk kerumah.

"hallo kak imah, aku nia jangan dengerin kata lini yaa dia memang gitu tapi dia baik kok kak mungkin belum kenal saja masuk yuk" ujar nia. Mereka akrab padahal baru kenal beberapa menit setelah mengobrol banyak dengan seluruh keluarga imah indra berpamitan untuk pulang.

"bu aku pulang yaa" ujar imah ia mencari-cari adik pertama indra yang sedari tadi tidak keluar-keluar dari kamarnya.

"iya hati-hati yaa ima" ujar ibu indra yang di balas oleh nia.

"iya kak hati-hati yaa di jalan sampai bertemu lagi" ujar nia dengan melambaikan tangan yang di balas langsung oleh imah.

Setelah lama di jalan mereka berdiam dan imah memulai pembicaraan dengan berkata

"adikmu sepertinya tidak menyukaiku indra" ujar imah jujur dia senang, karena mungkin dengan itu dia bisa menjauh dari Indra.

"dia memang seperti imah tak usah khawatir dia baik kok" ujar indra dengan senyum imah hanya mendengus kesal.

"mau beli sesuatu?" ujar indra kepada imah, imah hanya tersenyum sipu dan berkata

"tidak ndra, pulang saja" ujar imah.
tak lama dia sampai ke rumah dan segera pulang tanpa mampir dulu. Imah hanya diam dan masuk ke kamarnya tanpa menghiraukan ibu dan saudara-saudaranya di depan.

"hati-hati kak indraa" ujar akmal dia adik laki-laki yang paling akrab dengan indra. dia melambaikan tangan dan indra pun membalas lambaian tangan tersebut.
.
.
.
.
.
.
.

Kalo kalian jadi imah mau ga sihh kalian di ajak kerumah atau bahkan menikah dengan orang yang kalian ga suka?
Bales di komennya...
dan yaa Jangan lupa vote yaa
Selamat membacaa

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang