rumah baru ayah

3 1 0
                                    

Perasaan sedih dan duka menyelimuti mereka, bendera kuning dan ucapan bela sungkawa terdengar di telinga mereka indra mengambilkan hijab dan alquran untuk imah yang terdiam memandangi sang ayah.

"pakai ini im" ujar indra dengan memberikan hijab dan al-quran ke arah imah. Imah memakai krudungnya dan menyelempangkan kebelakang dan mulai membaca ayat suci al-quran. Air matanya tak berhenti-henti menetes sejak kematian ayahnya. Lion dan ama berada di samping neneknya, dia tak mau dekat dengan alm suaminya. Karena dia berjanji tak akan menangis di hari kematiannya. Dan saat melihat sang suami terbujur kaku disana, hati mana yang tak tersayat tapi dia mencoba untuk kuat demi anak-anaknya.

"ibu...." ujar ama.

"ama.. Lihat lah kakekmu sayang, dia sudah pergi untuk selamanya" ujar imah.  Ama hanya terdiam dan menangis di samping jenazah sang kakek, ama adalah cucu pertama bagi sang kakek jadi banyak waktu dan momen yang di habiskan oleh ama dan kakeknya.

semua sudah selesai dan semua keluarga mengantarkan ayahnya di tempat peristirahatan terakhirnya. Terdengar lantunan azan dan iqomah di kuburan ayahnya yang dilantunkan oleh ahmad. Begitu batu nisan di tancapkan dan semua orang pergi meninggalkan kuburan satu-persatu imah hanya terdiam dan memandangi makam sang ayah dan duduk disampingnya dan memeluknya dengan erat.

"ima kita pulang yaa, udah mau gelap kamu harus banyak istirahat yaa, lion masih butuh kamu, kita pulang sekarang yaa" ujar indra. Dia menuntun imah untuk pergi manjauh dari makam sang ayah tapi mata imah masih memandang makam ayahnya.

"ayahh... Apakah aku bisa hidup tanpamu? Ayah siapa lagi orang yang akan aku ajak bicara ketika aku ada masalah ya? Ayah ajarkan aku bertahan hidup, tapi ayah tak pernah mengajarkanku bagaiman bertahan hidup tanpa ayah" gumam imah dalam hatinya.
.
.
.
Hallo pembaca ada yang merasakan seperti yang ima rasakan? komen yaa!!

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang