perjodohan

10 1 0
                                    

Setelah beberapa hari bekerja dan imah pun sudah nyaman dengan pekerjaannya. dia berangkat jam 06.00 dan pulang pada jam 15.00 gajinya memang tak seberapa tetapi cukup baginya untuk makan dan membeli jajan.

saat pulang dari bekerja di kebun dia kaget melihat indra dirumahnya. di ruang tamu ada ayah dan ibunya yang sedang berbincang dengan indra. Imah dan tia saling berpandangan dan berbicara

"kenapa indra kemari imah" ujar tia imah hanya menggelengkan kepalanya dan menatap binggung.

"masuk saja yuk" ujar tia dia membuka pintu dan mengucapkan salam

"assalamualaikum" ujar tia yang di balas serentak oleh keluarganya dia dan imah bersalaman dengan keluarganya tak terkecuali indra.

"waalaikumsalam, kebetulan kamu udah pulang imah ini ada indra di sini duduk sini, kamu tia ambilkan minum yaa" ujar ibu imah.

"iya bu" ujar tia dia segera akan ke belakang untuk menyiapkan minuman untuk indra imah hanya tertunduk diam binggung dan mematung di samping ibu dan ayahnya. Ibunya pun langsung menjelaskan ke imah

"imah jadi begini kedatangan indra ke sini adalah untuk meminang kamu menjadi istrinya,toh kamu sendiri kan sudah tidak sekolah lagi ma" ujar ibu imah, imah hanya menatap ayahnya yang duduk tak jauh darinya.

*ayah mengapa tak menghentikan semua ini aku masih kecil ayah aku belum 18 tahun tetapi kenapa harus menikah secepat ini? Ayah kali ini tidak bisakah kau menolongku aku tak mau menikah ayah* batin imah

dia menatap ayahnya namun ayahnya hanya tertunduk seperti mengetahui alasan imah menatapnya.

Sebelum itu tia datang dan memberikan minuman kepada seluruh keluarganya termasuk indra. setelah itu dia masuk kembali ke dalam rumah dan menguping pembicaraan mereka.

"bagaimana imah kamu setuju?" ujar ibu imah.

"bu apakah ini tidak terlalu cepat aku masih 17 tahun loh bu? Apakah ini tak terlalu cepat? " ujar imah matanya berkaca-kaca sejak tadi dia sulit sekali menjelaskan perasaannya namun dia tahu jika ibunya mau pernikahan itu akan terjadi.

"tidak apa-apa imah, tidak masalah jika kamu menikah di usia muda banyak juga kok yang menikah muda bukan hanya kamu" ujar ibu imah dengan menatap tajam ke arah imah.

"iya aku tahu bu tetapi aku belum siap" ujar imah dia hanya tertunduk pasrah jika memang ini terjadi. Indra yang melihat itu pun menatap imah dengan tersenyum dan berkata

"tidak apa imah tak harus sekarang aku akan memberimu waktu untuk berpikir,kalau begitu saya pamit ya bapak ibu" ujar indra. dia menyalimi kedua orang tua imah dan melangkah pergi keluar juga disusul oleh keluarga imah. Imah yang sedari tadi duduk pun termenung menatap langit dari jendela rumahnya.

*tuhan mengapa semuanya begitu tidak adil aku tak tahu aku harus apa* batin imah.

Setelah itu sang ibu masuk ke dalam rumah dan berkata kepada imah

"menikahlah dengan dia, imah dia orang kaya hidupmu akan terjamin dengannya" ujar ibu imah yang di balas oleh imah

"apakah kekayaan menjamin kebahagiaan bu? Aku masih muda bu izinkan aku berkelana mencari jati diriku aku belum siap bu, aku belum siap menjadi ibu ataupun istri" ujar imah dia meneteskan air matanya dia memang ingin kaya sejak dulu tapi bukan kekayaan ini yang dia mau.

"Oo oke kalau begitu jangan minta uang ke ibu lagi jika kamu merasa uang bukan kebahagiaan mu dan satu lagi keluar dari rumah ibu jika kamu tidak mau menuruti perintah ibu" ujar ibu imah.

"bu tetapi aku tak mencintainya bu" ujar imah dengan mengeluarkan tetesan bening yang sedari tadi ia tahan. Ayahnya yang melihatnya pun tak dapat melakukan apapun dia hanya merasa bersalah ke imah karena tak dapat melakukan apapun.

"mah, dengar ibu menikah itu tak harus mencintai mah, cinta akan datang setelah ini mah percayalah sekarang lihat lah mah laki-laki yang kamu cintai tak kunjung melamarmu akan kah kamu menunggu laki-laki yang tak pernah serius kepadamu walaupun dia mencintaimu"
ujar ibu imah dia memilih kembali ke kamarnya dan menaruh seluruh alat berkebunnya di kamarnya. Ayahnya hanya menatap imah yang akan ke kamar nya. dia mendekati ibunya dan berkata

"tidak kah ini keterlaluan bu, anak kita masih sekecil itu bu, kita tahu nikah itu berat dan seumur hidup akan kah dia bisa bu?" ujar ayah imah. Ibu imah menatap ayah imah dan berkata

"pak, dengarkan aku! dia pasti akan baik-baik saja aku telah mendidik dia dengan keras kepadanya selama ini aku ingin memberi tahu nya bahwa dunia tak seindah itu dan memang berat tetapi pada akhirnya dia kuat dan berdiri sampai sekarang kan pak?" ujar ibu imah. Ayah imah hanya menarik nafas panjang ia masuk ke kamar dan mengintip di sela kamar imah. Ia membersikan alat-alatnya dan bersiap untuk mandi.

Saat ia selesai mandi azan magrib pun berkumandang ia berniat ke masjid untuk bertemu dion. Air wudhu terasa dingin dan menenangkan seperti biasa dia mengunakan mukena dan pergi menuju masjid untuk mencari ketenangan hati yang kalut sejak kemarin. Lantunan ayat suci al-quran dan zikir telah masuk ke kalbunya. Setelah sholat dia selesai dia melihat dion dia memangil dion yang hendak pergi

"dionn, aku akan dijodohkan tidak bisa kah kamu melakukan sesuatu untukku" ujar imah dengan tatapan penuh harap ke dion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dionn, aku akan dijodohkan tidak bisa kah kamu melakukan sesuatu untukku" ujar imah dengan tatapan penuh harap ke dion. Dion sontak terkaget dan menarik napas panjang dia menahan air matanya keluar sejak tadi

"apa yang harus aku lakukan imah?" ujar dion dengan tersenyum dia memang pandai sekali menyembunyikan luka yang ada di hatinya.

"menikahlah dengan aku dion aku mohon" ujar imah dengan menyatukan ke dua tanganya. Dion tak sanggup lagi menatap imah yang ingin menangis sejak tadi.

"aku minta maaf imah tetapi aku tak bisa maaf kan aku, aku harap kamu bahagia dengan pilihan ibumu aku pamit" ujar dion dengan berjalan membelakangi imah. dia juga menagis seperti imah tetapi dia mampu menyembunyikan semuanya.

"untuk apa dion untuk apa? kamu mengungakapkan perasaan mu kepadaku dahulu jika kamu hanya mempermainkan dan menghancurkan diriku,cintamu tak membuatku bahagia dion jika sejak awal kau tak serius pada ku untuk apa kau ucapkan cinta palsumu itu dion dengarkan aku jika kau memamang tak pernah serius dengan perempuan jangan ucapkan cintamu simpan saja cinta yang kau punya itu" ujar imah dia menangis di depan masjid dan menatap kepergian dion. Sementara itu dion memukul dadanya dengan bejalan.

*kuat kan hatimu dion ini yang terbaik untuk mu tuhan pasti punya rencana yang indah untuk kita imah, maaf kan aku aku tak bisa memberikan dan melakukan apa pun selain doa akan aku terus mendoakan mu bahagia imah cinta bukan hanya tentang memiliki tetapi juga tentang doaku yang tak akan pernah berhenti untukmu* ujarnya dalam hati.

Setelah itu imah sadar bahwa tak seharusnya dia menangis seperti ini dia kembali ke rumah dia masuk ke kamarnya dan segera tidur hari-hari ini sangat melelahkan baginya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Wahh kalau kek gini gimana yaa? Ampunn deh imah emang kecewa banget yaa sama dion. Kalo kamu di posisi imah apa nih yang akan kalian lakukan? Aku pengen tau nihh jawab di komen yaa!!!

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang