bunga dari ayah

4 1 0
                                    

"ayah ke mana? Ama mau ikut" ujar ama yang berlari mengejar ayahnya yang sedang menghidupkan motornya.

"ayah mau beli makanan bentar ma" ujar ayahnya yang hendak berangkat dan berhasil menghidupkan sepeda butut miliknya.

"aku mau ikut ayah" ujar ama dia tersenyum dan mempersilakan ama duduk di depan dan mereka siap berangkat.

"ayah kita mau ke mana?" ujar ama yang tengah asyik memandangi pemandangan jalan yang indah.

"mau beli pecel bu laila ma kamu tahu?" ujar ayahnya dengan mendekatkan mukanya ke lengan ama.

"tahu" ujar ama dengan menganguk-nganguk. Ayahnya terus berjalan menuju tempat penjual pecel sampai akhirnya mereka sampai di tempat itu.

"bu nasi pecel bungkus satu yaa" ujar ayah ama dengan mengacungkan jari satu.

"baik pak ditunggu yaa" ujar sang penjual dengan tersenyum.

"ayah-ayah aku mau nanti minta krupuk peyek yaa" ujar ama dia menunjuk ke arah peyek digantung.

"iya mau berapa kesayangan ayah" ujar ayahnya sambil menatap ama yang sedang berada di depannya.

"mau lima" ujar ama yang langsung menujukan angka lima dengan jarinya.

"banyak banget memang nakal banget anak ayah ini" ujar ayahnya dengan mengelitikinya dia tersenyum dan tertawa bahagia bersama. Mereka berdua tak sadar ada yang melihat mereka dari tadi seorang bapak-bapak tua. Dia mengahampiri ama dan ayahnya.

"anak yang lucu siapa namamu nak ini untukmu nak" ujarnya sembari memberikannya permen lolipop. ama langsung berlari di belakang ayahnya. Ayahnya memegangginya dari tadi dia hanya tersenyum.

"tidak perlu takut ama dia teman kakekmu" ujar ayahnya ama yang mendengar itupun tak lagi bersembunyi di balik ayahnya. Dia mendekat ke arah kakek-kakek itu

"terima ini namamu ama kan?" ujar kakek-kakek tersebut. Yang di balas angukan oleh ama.

"bilang apa sayang" ujar ayahnya yang menyuruh ama untuk mengucapkan terima kasih.

"terima kasih" ujar ama dengan tersipu malu. Sang kakek tersenyum.

"sama-sama cantik, melihat kalian aku jadi ingat anak perempuanku dahulu kita seperti kalian ini namun sekarang masanya sudah habis bukan tak ikhlas tetapi aku hanya merindukannya aku harap kalian bahagia dan tak ada yang mengganggu kebahagian kalian" ujarnya sembari memegang kepala ama.

"pak nasinya sudah" ujar sang penjual.

"berapa bu?" ujar ayah ama.

"10 ribu pak" ujar sang penjual ayahnya pun memberikan uang ke penjual tersebut dan penjual mengucapkan terima kasih.

"saya duluan yaa pak" ujar ayahnya yang beranjak pergi sang kakek hanya tersenyum memandang kepergian mereka.

Motor mereka berjalan menuju rumahnya tetapi sebelum berjalan ke rumahnya dia melihat bunga yang indah berwarna pink dan sedikt berduri.

"ayah bunga itu bagus" ujar ama dia mentap bunga itu

"kamu mau ama?" ujar ayahnya.

"iyaa" ujar ama. Ayahnya membelokkan sepeda motornya dan memangil pemilik bunga tersebut untuk putri kecilnya beruntung sang pemilik baik hati dan memperboleh kan indra mengambil bunga itu untuk putri kecilnya.

"terima kasih bu" ujar ayahnya yang memberikan bunga itu ke arah ama. ayahnya sudah membersikan duri tajam itu jadi ama tidak akan terluka saat menyentu bunga itu.

Sesampai di rumah mereka di sambut ibunya.

"kamu bawa apa sayang" ujar ibu ama di depan pintu.

"bunga dari ayah bu" ujar ama dengan senyum bahagianya. Ibunya hanya membalasnya dengan senyuman dan ama pun masuk ke dalam.

"ini bu nasi pecel kesukaan ibu" ujar indra. Imah menerima itu dengan sukarela dan bahagia.

"makasih mas" ujarnya dengan tersenyum bahagia mereka semua masuk ke rumah dan memakan nasi pecel itu sepiring berdua. Karena ayah tak mau memakan itu jadi imah dan ama lah yang memakannya. Ama disuapi oleh ibunya dia fokus melihat bunga pink dari ayahnya.

Dia ke kamar untuk tidur lebih dahulu dia tidur di samping bungga itu.

Pagi hari saat dia terbangun dia menangis melihat bunga yang telah hancur di samping nya.

"ada apa ama? Apa yang terjadi?" ujar ibunya yang mengunakan celemek dapur dan memegang serok yang dia gunakan memasak di dapur.

"bunga ku hancur bu siapa yang melakukan ini bu" ujar ama dengan menangis keras.

"aduh ma ibu pikir ada apa hanya bunga saja kok" ujar ibunya yang langsung menutup mulutnya.

*Aduh salah bicara lagi* batinnya.
Ama makin menangis kencang.

"aduhh, ga begitu ma nanti minta ayah beli lagi saja yaa udah nangis nya mandi saja yuk" ujar ibunya yang di balas anggukan oleh ama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hallo pembaca!!
Siapa orang yang memberi bunga pertama kalian? Apakah ayah? Cowok? Adek? Atau siapa nihh balas di komen yaa terima kasih.

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang