hujan

3 1 0
                                    

"bu hujan baju mu belum di angkat yaa" ujar indra dia kedepan dan segera memangil imah.

"aduhh, iyaa pak ayoo cepet buruan pak nanti basah semua" ujar imah. Setelah mendapatkan dan membereskan seluruh bajunya mereka masuk ke dalam rumah dan menaruh bajunya di kursi ruang tamu.

"huh, untung semua sudah bisa keambil ya pak jadi ga usah jemur lagi besok" ujar imah.

" iya tetapi kita basah kuyup im hahhaha" ujar indra dengan mengebaskan rambutnya yang basah karena hujan.

"ayah ibu main hujan-hujan masa ga ajak ama ihh ga seruu" ujar ama dengan muka cemberutnya.

"siapa yang hujan-hujan sih ma orang ayah ngambil baju ibu yang di jemur di depan dan kehujanan deh" ujar sang ayah.

"Oo, kalau begitu kita hujan-hujanan yok yah, bu?" Ujar ama.

"aduhh maa, maaf yaa sayang ibu gak bisa kamu sama ayah saja yaa" ujar sang ibu.

Akhirnya ayah dan ama bermain hujan mereka berlari dan menikmati hujan yang turun dari langit-langit.

"ayah kita ke sana yuk" ujar ama dengan menunjuk sebuah talang air milik orang lain. Ama menikmati hujan dia berada di bawah talang yang deras dan menikmati air yang deras yang terjatuh di atas kepalanya.

Setelah itu ayahnya mengendong ama di kepalanya ama sangat senang dia meluruskan tanganya agar terkena air hujan dan ayahnya memutar badanya yang membuat ama tertawa. Setelah hujan sudah reda mereka pulang ke rumah untuk mandi dan ganti baju setelah sampai rumah mereka makan mie yang di sediakan oleh ibu ayahnya menyuapi ama mie hangat yang telah di berikan oleh ibunya.

Tetapi saat malam  ama selalu bersin dan pilek badannya juga panas seperti  dia demam tapi apakah dia benar demam? Baca kelanjutannya yaa di bab berikutnya terima kasih
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote yaa!!!

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang