mereka nakal bu

3 1 0
                                    

"mah, bangun nanti kamu telat dateng ke sekolahnya" ujar ibu ama.

Ama menarik selimut yang sudah di tarik oleh ibunya. Sang ibu lelah membangunkan ama yang tak bangun-bangun. Sang ayah yang melihat itu pun tersenyum dan berkata:

"biar aku aja bu" ujar indra yang mendekati ama.

"anak ayah bangun yuk katanya mau sekolah" ujar ayahnya. Sementara itu ama yang mendengar itu pun langsung terbangun dari tidurnya dan memeluk ayahnya sang ayah pun langsung membawa ama ke kamar mandi.

"memang tidak ada yang bisa mengantikan cinta pertama seorang perempuan yaitu ayahnya walaupun seberat apa pun langkanya jika ada ayah pasti lebih mudah" gumam sang ibu.

Setelah berapa lama ama keluar dari kamar mandi memakai handuk kecil kesukaannya.

"udah mandinya ma, bajunya udah ada di kasurmu yaa" ujar imah dia sibuk memasak dan menata makanannya.

"yah ayo berangkat yah" ujar ama dengan kedepan dan mengikat tali sepatunya. Bajunya yang berantakan dan rambut yang amburadul membuat ayahnya tertawa.

"kamu ini pakek baju nya bagaimana sih ma? Lihat rambutmu kayak singga" ujar ayahnya dengan tertawa ama melihat seluruh bajunya dan mencari kesalahanyan di mana.

"ayah kok malah di ketawain sih" ujar imah menyengol lengan indra.

"iya maaf bu habisnya ama lucu bu, sini-sini ma ayah mau benerin" ujarnya dia langsung membenarkan pakaiannya dan menyisir rambut ama. Setelah di benarkan ama makan dan setelah makan dia akan langsung berangkat sekolah.

"bu aku berangkat dahulu yaa" ujar ama dengan melambaikan tangan ke arah ibunya.

"iya hati-hati yaa" ujarnya dengan melambaikan tangannya juga kearah ama.

Mereka berangkat dengan kecepatan tinggi karena ayahnya harus sampai tempat kerjanya jam 07.00 sedang kan ama harus sampai di sekolah 06.40 sedang kan sekarang jm 06.30 setelah beberapa sepeda motor mereka berjalan ama memeluk indra dan akhirnya mereka sampai di sekolahnya dia disambut oleh ibu guru di salim dan melambaikan tangannya dan kemudian masuk ke dalam.

Pelajaran berjalan dengan lancar dia anak yang rajin dan pendiam. Saat jam istirahat ama berniat membeli nasi di kantin sekolahnya.

"yuk ke kantin kita beli makan"

"yuk,yuk"

Dia mendengarkan percakapan singkat temannya. Dia tak punya teman walaupun punya mungkin itu tidak akan terlalu akrab dia terbiasa sendiri.

Dia berjalan membawa nasi itu semua mata tertuju padanya dia mempercepat langkanya dan makan di kelas.

Setelah selesai makan dia pergi untuk mengembalikan piringnya tetapi belum sempat dia kembalikan piring itu pecah karena semua mata melihat dan memandang ama. Mereka menunjuk bahkan tertawa melihat ama. Dan saat piring itu pecah mereka anak laki-laki itu mendekat dan bersiap untuk meneriaki ama.

"hahahahaha kuman kotor jijik ihh najis bangett" ujar mereka dengan mendorong ama ama terduduk dan menangis di tengah kelilingan anak laki-laki sekelasnya.

Tak lama guru pun datang

"bubar kalian semua ayo kembali ke kelas" ujar bu guru mereka pun memencar dan ama pun di angkat oleh ibu gurunya.

"ama gak papa" ujar bu guru ama. Dia memberikan ama minum dan permen. Ama meminum air di bantu bu guru dan duduk di pangkuannya dan memakan permen manis kesukaannya.

"ama mau lanjut belajar ga?" ujar bu guru. Ama menggeleng pelan dia masih sedikit takut akan kejadian tadi.

"kalau begitu ama mau pulang" ujar sang bu guru. Yang di balas anggukan oleh ama.

Bu guru pun menelphon orang tua ama kebetulan dirumahnya ada ibunya.

"hallo assalamualaikum bu" ujar bu guru.

"waalaikumsalam bu ada apa ya" ujar imah.

"anak ibu minta izin pulang bu karena anak laki-laki menganggunnya untuk itu kami minta maaf bu" ujar bu guru.

"ohh, begitu bu baik nanti saya akan pergi ke sekolah untuk menjemput ama" ujar imah.

"baik bu di tunggu kedatangannya" ujar sang guru.

Ama di temani sang guru mengambil tas di dalam kelas dia bersembunyi di balik rok gurunya dia sangat takut. Walaupun tak dilukai tetapi tetap saja ama takut akan tatapan mereka yang tajam. Dia takut hal tadi terulang kembali di biasa di kucilkan dan di jauhi.

Setelah mengambil tasnya sang ibu yang sampai di depan gerbang pun melihat ama yang menangis dan ketakutan sang ibu memeluk ama.

"bu makasih yaa saya pamit dahulu" ujar ibu ama dia menaiki motornya dan melangkah jauh dari sekolah.

*apa yang akan aku katakan kepada ama sepertinya dia masih ketakutan* batinnya. ibu ama melihat ama di sepion dia terlihat murung dan tak ada semangat lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gimana lanjut ga nihh?
Jangan lupa komen dan vote yaa!!!

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang