perjalanan pulang

4 1 0
                                    

ama menatap senja yang begitu indah, entah berapa lama lagi dia akan sampai ke rumahnya. Air mata itu terus menetes karena dia mengingat kenangan di laut bersama kakek yang telah meninggal. Ayah imah dia meninggal saat ama melahirkan anak ke 2 nya lion. Baru beberapa saat dia melahirkan dia mendapat kabar bahwa ayahnya telah berpulang.

//flasback//

//kringg//
Bunyi telephon itu terdengar oleh ima dan tak lama dia mengangkatnya.

" assalamualaikum kakak, kakak sudah lahiran?" ujar nia. Jarak rumah imah dan keluarganya membuat mereka tak tahu banyak tentang imah ditambah lagi dengan kesibukan imah dengan anak keduanya yang baru lahir.

"alhamdulillah dek sudah kemarin, maaf aku ga ngabarin kalian" ujar imah.

"ohh, ga papa kak, semua sehat kan? " ujar nia. Dia menatap sendu ke arah ayahnya yang terbaring di rumah sakit dia mendengarkan suara anak perempuan kesayangannya. Nia menangis dan isakan itu terdengar oleh imah.

"alhamdulillah sehat dek, kamu kenapa kok seperti menangis ada apa dek, semuanya baik-baik sajakan?" ujar imah.

Nia tak sanggup menjelaskan semua kepada imah. Ayahnya mengeleng pelan, dia tidak mau anaknya bersedih karena dirinya. dia bahagia sekarang di bahagia dengan kelahiran lion pun juga dengan ayahnya yang begitu bahagia tentang kelahiran cucunya. Dia membuka alat oksigensi yang ada di mulut dan hidungnya dan berbicara kepada imah.

"semuanya baik im, kamu sendiri gimana sudah enakan? Anak mu laki atau perempuan ma?" ujar sang ayah.

"ayah, sejak kapan ayah di sana? Apakah ayah tidak bekerja? Aku sanggat merindukan ayah, ayah anak ku Laki-laki dia tampan seperti ayah" ujar imah. Dia sangat bahagia mendengar suara ayahnya rasanya rindu itu begitu menyiksa baginya. Tapi jarak memisahkan mereka.

"benarkah imah? Nanti ibu dan adik-adikmu akan kesana yaa, biar ibumu membantumu mengurus anakmu" ujar sang ayah.

"wahh, aku akan menunggu itu ayah, tapi ayah bilang adik dan ibu? Apakah ayah tak ikut?" ujar imah. Ayahnya hanya tersenyum.

"tidak im, ayah banyak pekerjaan disini, kirim foto anakmu ayah ingin melihatnya?" ujar sang ayah.

"ahh, ayah ma begitu selalu saja bekerja, nanti aku kirim foto lion ke ayah yaa" ujar imah.

"iyaa ma, sudah yaa kamu harus banyak istirahat yaa ayah matikan yaa, assalamualaikum" ujar sang ayah dengan mematikan teleponnya.

"waalaikum salam padahal aku masih merindukan ayah, masih ingin mendengar suaranya, tapi sepertinya ayah sedang tidak enak badan, suaranya saja seperti Itu, mungkin ayah butuh istirahat" gumam imah.

Sementara itu di rumah sakit, ayahnya memberikan hp itu ke nia. Ayahnya bernafas tersenggal-senggal nia yang panik pun menekan bel, dan menangis.

"Ayah bertahan lah ayah, aku mohon jangan tinggalkan Kami" ujar nia. Ayahnya di bawa ke ruangan yang tertutup dan nia tak boleh masuk ke dalam. Tak lama telphon pun berdering.

"assalamualaikum nia, bagaimana keadaan ayah?" ujar tia dengan nada khawatir.

"buruk kak, ayah sekarang menunggu ayah yang sedang di rawat dokter kak, aku takut kak, bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada ayah kak, aku takut" ujar nia dia menangis di depan pintu rumah sakit.

"kamu tenangkan dirimu yaa dek, kakak kesana sekarang, kamu matikan telephonya yaa" ujar tia.

Baca part selanjutnya dan terima kasih sudah membaca sejauh ini jangan lupa vote dan komen yaa!!


Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang