Setelah membeli makanan dan minuman imah dan hanifah kembali kekelas karena bel masuk telah berbunyi. mereka kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran yang hanya tinggal berapa jam itu. akhirnya setelah menunggu cukup lama bel pulang pun berbunyi. dia memasukan semua buku dan peralatan sekolahnya kedalam tas.
"ayoo ma, buruan kamu lama ihh" ujar hanifah dengan menenteng tasnya dengan berjalan.
"iya, sabar fah kamu tunggu di depan saja" ujar imah yang sedang menutup resleting tas nya. Kemudian setelah itu imah kedepan menyusul hanifah yang berada di samping pintu.
"Ayo fah, katanya mau pulang" ujar imah kepada hanifah yang sedari tadi bengong di depan kelasnya.
"ehh iya udah ma? " ujar hanifah dengan menegakkan badannya dan bersiap berjalan di belakang imah.
"udah nihh yokk" ujar imah dengan membenarkan tasnya.
Mereka berjalan menuju ke gerbang Setelah beberapa menit berjalan akhirnya imah sampai dirumahnya.
"mah, itu bukannya motor ayahmu yaa?" ujar hanifah tak biasanya motor ayah imah terparkir di depan rumahnya. Mereka makin mendekat dan senyum terpancar di wajah imah.
"kayaknya iya deh fa, aku pulang dahulu yaa" ujar imah dengan melambaikan tangan ke arah hanifah.
Sesampainya di rumah dia melihat ayahnya di depan rumah sedang bermain dengan 2 adiknya dan kakaknya.
"ayahh, ayah sudah pulang" ujar imah.sebelum air matanya itu jatuh imah berlari ke arah ayahnya dan memeluknya dengan erat dan ayahnya pun membalas hal yang sama. Ayahnya mengendongnya ke atas memutar dan dia ke atas berat badan imah yang kecil membuat nya sangat mudah di angkat oleh ayahnya.
"anak gadis ayahh sudah dewasa yaa sekarang, jadi anak yang baik yaa nurut sama ibu yaa" ujar ayah imah dengan menghapus air mata yang ada di wajah imah. Perkataan itu hanya di balas angukan oleh imah dia di berikan banyak hal oleh ayahnya. Mainan kesukaannya, makanan yang dia inginkan semua itu di belikan oleh ayah imah.
Ayah imah sering berbicara dan bercanda dengan imah mereka banyak sekali menghabiskan waktu dengannya namun itu tak berdua saja melain kan dengan 2 adeknya dan 1 kakaknya.
Namun semua itu hanya sesaat saja ayahnya harus kembali merantau untuk mencari uang. Semua mengantar ayahnya di depan rumah mereka. air mata tak henti-henti mengenangi sejak ayahnya berangkat.
Saat ayahnya berangkat dia memelambaikan tangan ke arah anak-anaknya. dan berharap anak-anaknya bahagia bersama ibunya. Tapi nyatanya ibunya tak pernah adil kepada imah dan kakak pertama imah karena ibu imah menganggap bahwa mereka harus banyak mengalah karena mereka lebih dewasa daripada adik-adiknya. Tetapi rasanya begitu tidak adil bukan?
.
.
.
.
.
.
.
Bagaimana menurut kalian? Apakah benar bahwa orang dewasa tak pernah adil kepada anak pertama atu pun anak perempuan? Jawab di komen yaa...
terima kasih jangan lupa vote yaa
Selamat membaca..
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjuang Di Kaki Sendiri
Teen FictionSebuah kisah tentang ama dan perjuangan hidupnya, ujian hidup, pertemanan, cinta, ekonomi, dan keluarganya. akan kah dia bisa menaklukkan seluruh masalah yang dia hadapi? Atau malah dia mati di tangannya sendiri?