apakah aku berbeda?

22 1 0
                                    

Setelah ayahnya pergi bekerja dia kembali menjalani hidup seperti biasa. Saat siang hari dia ingin sekali membeli es di toko depan dia berniat meminta uang ke ibunya.

"bu aku mau minta uang buat beli es"   ujar imah dengan mengulurkan tanganya ke arah ibunya. ibunya mengambil dompet dan memberikan uang 1000 ke tangan imah.

"bu, kok cuma 1000 ini mana cukup bu" ujar imah dengan melihat uang koin yang di berikan oleh ibunya.

"kurang katamu? Kamu beli apa mah? es kan? Es ada kan yang 1000 udah beli itu saja" ujar ibu imah tanpa memikirkan keinginan imah.

"bu, es yang aku inginkan itu 2000 bu aku ingin es itu bu bukan es yang 1000an" ujar imah yang dengan menahan air matanya agar tak jatuh.

"kamu mau uang? kerja sana jangan jadi beban orang tua mulu udah di kasih uang ya bersyukur saja ibu udah gak ada uang lagi tinggal itu" ujar ibu imah.  Ibu imah pergi meninggalkan imah yang mematung memandangi uang koin itu. Di saat yang bersamaan dia melihat adiknya berpapasan dengan ibunya dan berkata

"bu aku mau minta uang" ujar nia dengan mengulurkan tanganya ke arah ibunya seperti yang dilakukan imah tadi. (nia anak ke tiga dan dia adalah adik ke 1 imah dan imah juga memiliki adik lagi yang bernama ahmad.)

"ini, kamu mau beli apa nia?" ujar ibu imah. Ibu imah memberinya uang 5000 dan tersenyum manis.

"aku mau beli es bu aku mau pergi beli es yaa makasih bu" ujar nia dengan segera berlari. Imah yang melihatnya pun tak dapat lagi membendung air matanya

*bu mengapa rasanya tidak adil sekali,ini sakit bu aku mencoba untuk tak membenci mu tetapi ini sulit bu*
batin imah.

Imah berlari kearah danau yang berada tak jauh dari rumah imah. Kakaknya yang melihatnya pun langsung mengejarnya. dia melihat adik pertama dan kesayanganya menangis.(dia adalah tia anak pertama  sekaligus kakak ke 1 imah, imah punya 2 kakak tetapi satunya beda ibu, ayahnya ga poligami kok cuman udah cerai aja sama istri pertamanya dan menikah dengan ibu imah).

"apa yang terjadi ma? Mengapa kamu menangis sesenggukan seperti itu apakah ada yang mengganggu apakah teman-temanmu menyakitimu imah?"
ujar tia dengan sedihnya karena melihat adiknya yang sedang sedih. Imah yang melihat itu pun berlari ke arah kakaknya dan memeluknya.

"duduk yuk ma" ujar tia dengan mengajak imah duduk.

"kakak apakah aku berbeda dengan yang lain? Apakah aku seburuk itu? Apakah aku sebodoh itu? Sampai-sampai ibu tak pernah adil denganku? Rasanya ibu tidak pernah mencintaiku kak, apakah aku bukan anaknya sampai dia melakukan itu kepadaku?" ujar imah dengan menatap mata kakaknya, kakaknya yang melihat itu pun ikut sedih mendengar pernyataan imah. Dia memeluk adiknya dan berkata

"dek denger kakak yaa mungkin sakit bagi kita melihat ketidakadilan ibu kepada kita tetapi apa pun yang dilakukan ibu adalah karena dia sayang kepada kita dek tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini pun dengan ibu" ujar tia dangan memeluk imah dan melihat ke arah danau yang indah dan menenangkan itu.

"ibu juga tak adil ke kakak, kakak tidak melanjutkan sekolah karena ibu menyuruh kakak untuk bekerja kan kak? Kakak mengapa tidak menentang itu padahal kakak kan bisa meminta kepada ayah untuk tetap sekolah kak?" ujar imah pertanyaan yang dia takutkan akhirnya di pertanyakan oleh imah. dalam hati tia dia berkecamuk perih, sakit,luka,kecewa itu pasti ada tapi itu lah dunia. dia menarik nafas panjang dan tersenyum sebentar dan berkata

"dek terkadang apa yang kita inginkan itu tak dapat kita dapat kan dek, tetapi walaupun begitu ikhlas dan yakin adalah kuncinya dan tuhan memiliki hal yang indah untuk kita, allah kita akan memberikan segala hal yang baik kepada kita dek, karena kita adalah ciptaannya dan yang tahu tentang kita adalah pencipta kita, jadi untuk apa kita khawatirkan jika semua sudah di atur" ujar tia dengan merekat kan pelukannya ke arah imah.

"kakak makasih yaa udah ada di saat imah sedang sedih imah sangat besyukur sekali punya kakak sebaik dan sehebat kakak" ujar imah dengan senyuman yang di balas langsung oleh tia.

"dek ayok pulang sepertinya kamu lelah tidur di rumah yaa mungkin kamu akan lebih baik nanti" ujar tia yang di balas angukan oleh imah. Tia merangkul imah dan dia tak bisa menahan air matanya yang hendak turun sejak tadi. Dia menghapus air matanya dengan cepat agar adiknya tak tahu bahwa dia sedang menangis. mengingat saat dia masih ingin sekolah tapi langkanya terhenti karena ibunya.

*dek kakk tahu perasaan dan hatimu, maaf jika kakak berbohong tentang keikhlasan,jujur dek kakak juga ga sekuat yang kamu pikirkan, tetapi percayalah kakak akan selalu ada untuk mu, walaupun sehancur apapun kakak tetapi saat denganmu kakak akan mencoba untuk utuh* batin tia.
.
.
.
.
.
.
.

Ada yang mengalami seperti tia? Mencoba untuk tetap tersenyum dan tegar menghadapi masalahnya?
Kalau ada komen yaa...
Jangan lupa vote!!!
Terima kasih
Selamat membacaaa

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang