putus sekolah part 2

19 1 0
                                    

Setelah kejadian kemarin imah masuk sekolah dengan keadaan termenung dan bersedih. Ifah yang melihat itu pun kebingungan melihat imah. Tak biasanya dia begitu ifah yang hendak menyapapun mengurungkan niatnya karena imah yang memilih tidur di mejanya. Rasanya dia tak memiliki semangat untuk hidup.

"apa yang terjadi pada mu imah mengapa kamu begitu murung" ujar hanif dengan duduk di kursi depan imah.imah hanya menatap lama hanifah terlihat dari sorot mata imah yang sedikit sembap dan suaranya yang sedikit berat.

"mah, kamu kenapa? Ada apa cerita-cerita" ujar hanifah dengan menatap matanya. Imah terdiam dia begitu sulit menjelaskan apa yang terjadi.

"jujur aku ga bisa jelasin semuanya fah, tetapi yang harus kamu tahu aku tak akan meneruskan sekolah setelah ini" ujar imah. dia tak sanggup mengucapkan itu air matanya yang sejak tadi dia tahan pun turun dengan derasnya. ifah dia kaget juga binggung harus bagaimana. dia memeluk imah dan berkata

"kenapa mah? Bukankah impianmu menempuh pendidikan di sekolah itu?" ujar ifah masih binggung imah yang dulu memiliki impian yang begitu besar tapi kenapa dia mengurungkan mimpinya itu.

"aku kasihan orang tua ku fah mereka sudah berusaha membahagiakan ku selama ini, lalu akan kah aku masih merepotkan mereka sampai sekarang, aku kasihan ayahku fah, aku sayang dengan ayahku maka dari itu aku tak akan mau meneruskan sekolah" ujar imah di pelukan ifah.

"aku tahu itu imah, apa pun yang terjadi aku yakin kamu bisa, kalau begitu apa rencanamu setelah lulus ini mah?" ujar ifah dia melepas pelukannya dan memandang lekat-lekat mata imah.

"aku akan bekerja fah, membantu orang tuaku mencari uang" ujar imah.

" kerja apa ma?" ujar ifah dengan penuh tanya.

"aku bekerja di tempat kakakku bekerja" ujar imah tak beberapa lama bel masuk pun berbunyi. Hari ini tinggal beberapa hari lagi dia akan lulus sekolah dan menyiapkan diri untuk bekerja.

Tak beberapa lama guru pun datang dan membawa beberapa kertas berisi nama-nama siswa dan menyebut semua nama yang berada di dalam kertas itu. Imah termasuk ke dalam salah nama tersebut.

"yang tadi namanya disebut silakan keruang bk sekarang dan yang tak berkepentingan boleh meninggalkan sekolah karena guru ada rapat terima kasih" ujar guru dengan meninggalkan kelas tersebut.

Dia pergi ke ruang bk dan ketika dia berada di ruag bk, dia di ajak gurunya ke ruangan dan saat dia masuk, dia melihat guru bk lainnya duduk di kursi itu dan tersenyum kearahnya.

"imah ibu ada kabar baik untuk kamu, selamat nak kamu masuk ke sekolah yang kamu inginkan lewat jalur prestasi nak apakah kamu mau?" ujar guru imah. Imah hanya berkaca-kaca mendengar kata-kata gurunya. Melihat itu ibu guru pun binggung apa yang terjadi?.

"kamu kenapa imah" ujar bu guru imah. dia mendekatkan wajahnya ke arah imah dan memberikan tisu kepadanya.

"jujur saya ingin sekali bu tetapi..... Ibu saya tak memperbolekan saya bu" ujar imah. Mengetahui itu bu guru imah menatap mata sembam imah yang bersedih sejak 2 hari terakhir.

"kalau begitu antar ibu guru kerumahmu saja boleh gak ma? Ibu guru mau bicara sama ibumu" ujar ibu guru imah. Mereka berangkat ke rumah imah menggunakan sepeda ibu guru imah.

Setelah sampai dirumahnya ibu guru disambut baik oleh ibu imah.

"mari masuk bu, ada apa bu? apakah imah ada masalah di sekolah?" ujar ibu imah dengan nada khawatir.

"tidak bu semuanya baik,jadi begini bu kedatangan saya ke sini adalah untuk menawarkan imah untuk lanjut sekolah bu, karena dia adalah anak yang cukup berprestasi bu" ujar ibu guru imah. Mendegar itu ibu imah mendegus kesal.

"maaf bu sebelumnya saya sudah mengambil keputusan saya bahwa imah tidak akan sekolah bu dia akan bekerja membantu keluarganya mencari uang" ujar ibu imah. dia begitu kesal banyak sekali yang menentangnya padahal dia ibunya imah dia yang berhak atas imah tapi kenapa mereka seakan-akan tau tentang imah.

"bu tetapi imah ingin sekolah bu dia juga pintar, sayang sekali lohh bu kalo dia ga sekolah" ujar ibu guru.

"bu ibu gak denger ya saya tadi bilang apa bu saya bilang ga..." tak sempat ibu imah menyelesaikan omonganya imah dengan cepat membalas

"cukup bu cukup aku ga akan sekolah bu" ujar imah dengan berlari ke kamarnya dia melihat kakaknya di samping tirai

"imah...." belum sempat dia melanjutkan perkataannya dia langsung pergi ke kamar nya.

Ibu guru menarik napas panjang dia hanya berkata

" kalo gitu saya pamit pulang yaa bu" ujar ibu guru imah yang dengan menjabat tangan ibu imah.

Setelah ibu guru pulang dia memegang kepalanya memijat kepalanya yang pening memikirkan segala hal salah satunya tentang imah. Melihat ibunya hendak ke kamar tia berdiri di samping ibunya dan berkata

"bu, aku.... " belum sempat dia melanjutkan perkataannya ibu imah berkata

"cukup-cukup jika semua yang akan kau katakan tentang imah cukup tia ibu lelah sekarang" ujar ibu imah dia berjalan ke kamarnya. dia begitu lelah sekarang rasanya dia akan tidur dan menenangkan pikiran yang melayang dari tadi.

Sementara itu tia merasa bersalah karena dia gagal membujuk ibunya. dia juga binggung harus melakukan apa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut gaa nihh?
Seruu ga? Klo iyaa jangan lupa komen dan vote yaa!!!

Berjuang Di Kaki SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang