58

32 1 0
                                    

Kini semuanya sudah berkumpul di rumah orangtua Rion

Rion ikut pulang bersama jenazah papinya. Mereka tiba di rumah pukul 4 subuh

Kedatangan mereka disambut tangis oleh Yoan dan anak-anak Rion

Vale langsung turun dari mobil dan berlari menghampiri Yoan. Ia kemudian memeluk Yoan

"Papi kak," tangis Yoan di pelukan Vale

"Kamu yang sabar ya dek. Kakak tau kamu gadis yang kuat,"

Yoan melepas pelukan mereka ketika melihat mami dan abangnya. Yoan berlari menghampiri maminya, lalu memeluknya. Vale membiarkan 2 saudara itu saling memeluk maminya. Ia berjalan menuju anak-anaknya

"Sayang," panggil Vale lalu merentangkan tangannya untuk memeluk kedua anaknya

"Mama, kenapa semuanya menangis ?" Tanya Jia

"Opa udah ga ada sayang,"

"Kenapa opa ninggalin kita ma ?" Tanya Jio sambil menangis. Bocah 7 tahun itu sudah paham jika opa nya pergi untuk selama-lamanya

"Kalian masuk dulu ya sam sus. Mama harus temenin oma dulu. Sus ajak anak-anak masuk ya," ucap Vale kepada kedua babysitter anaknya

"Baik bu,"

Setelah anak-anaknya masuk, Vale kemudian mengajak suami, mertua dan Yoan masuk

Jenazah papi Rafa kini sudah dibaringkan di ruang tamu. Banyak sekali orang yang ikut mengaji

Vale masih setia memeluk mami mertuanya yang masih saja menangis. Sedangkan Yoan tengah menangis di pelukan calon mama mertuanya.

Terlihat Rion yang ditemani oleh Niko, sedang menyiapkan pemakaman papinyabv

"Kami sudah mengatur semuanya boss. Nanti jam 7 pagi, kita sudah bisa berangkat ke pemakaman," ucap Bima

"Kami juga sudah memperketat penjagaan agar para awak media tidak masuk ke dalam rumah atau mendekat di area pemakaman," jelas Bobi

"Aku juga udah minta tolong sama temen kepolisan untuk ikut berjaga-jaga bang," sahut Niko

"Terimakasih. Berkat kalian semua, urusan pemakaman papi jadi lebih cepat," ucap Rion

Kini Rion tengah duduk di teras depan, banyak sekali kolega dari papi ataupun dirinya yang turun hadir melayat pada pagi hari ini. Kabar kepergian papi Rafa membuat semua orang terkejut, termasuk awak media yang berbondong-bondong hadir di rumah keluarga Parviz.

Bahkan hingga satu jam setelah pemakaman papi Rafa, suasana rumah duka masih terlihat ramai orang melayat. Sebagai tuan rumah, Rion wajib menyambut para tamu tersebut meskipun kini ia tengah berduka

Vale tengah menenangkan anak-anaknya yang terus saja menangis karena ditinggal opa mereka. Ia juga terus menemani mami dan Yoan yang beberapa kali pingsan.

Vale harus bolak-balik dari kamar anak-anaknya, ke kamar ibu mertuanya, hingga ke kamar adik iparnya itu. Beruntung sekali ia di bantu 2 babysitter dan juga 2 ART mami Acha

Kondisi mami Acha dan Yoan kini benar-benar menghawatirkan. Mereka hanya berdiam diri di kamar sambil terus menangis

.
.
.
.

Tak terasa, sudah 8 hari setelah meninggalnya papi Rafa, suasana rumah yang dulunya hangat, kini terasa sangat hampa. Bagaimana tidak, baik mami Acha maupun Yoan, keduanya masih berdiam diri di dalam kamar.

Beruntungnya Jio dan Jia kini sudah ceria seperti biasa. Sedangkan Rion yang nampak dari luar terlihat begitu kuat, namun sebenarnya ia juga sangat rapuh setelah kepergian papinya. Kesedihannya itu hanya ia tunjukkan kepada Vale

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang