41

612 44 1
                                    

Rion terbangun saat mendengar bunyi dari ponselnya. Ia meraba nakas dan mengambil ponselnya. Ternyata itu pesan dari Davin, sekretarisnya yang memberikan informasi bahwa meeting dimajukan pukul 8 pagi.

"Sial," umpatnya lirih

Biasanya Rion meeting paling pagi itu pukul 10. Tapi berhubung perusahaannya tengah menjalin kerja sama dengan perusahaan papinya, jadi mau tidak mau Rion harus mengikuti apa yang dimau papinya. Termasuk harus meeting pagi dan on time, karena papinya tipikal orang yang sangat displin dan tidak menerima alasan apapun.

Saat Rion akan beranjak, tiba-tiba ponselnya berbunyi

"Halo," jawab Rion

"Baru bangun kamu jam segini ? Semenjak nikah dan punya anak, kedisiplinan kamu mulai memudar,"

"Baru juga setengah 6 pi," ucap Rion

"Tidur jam berapa kamu semalem ? Biasanya jam 4 aja kamu udah bangun," tanya papinya

"Rion baru tidur habis subuh. Anak-anak semalem demam. Jadi Rion bantuin Val buat jagain mereka,"

"Bagus. Itu baru namanya suami dan ayah idaman,"

"Papi itu ngapain sih nelepon pagi-pagi gini ?"

"Papi cuma mau ingetin kalau jam 8 nanti kita ada meeting. Papi gak mau kamu telat,"

"Iya pi tau,"

"Iyaudah itu aja yang mau papi sampaikan. Salam buat mantu dan cucu papi,"

Belum sempat menjawabnya, papinya memutuskan panggilannya begitu saja

Rion menggeram kesal lalu beranjak untuk menuju kamar mandi. Ia tersenyum ketika melihat istri dan anak-anaknya tengah terlelap

 Ia tersenyum ketika melihat istri dan anak-anaknya tengah terlelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekitar pukul setengah 7, Rion sudah siap dengan setelan kerjanya.
Dengan berat hati, Rion meninggalkan anak-anaknya yang tengah sakit.
Sebelum pergi, ia mencium kening dan pipi istri dan anak-anaknya.

"Bi aku hari ini ada meeting dengan kantor papi. Aku titip anak-anak ya bi. Kasih tau Dea juga buat bantuin Vale jagain anak-anak,"

"Iya tuan. Demamnya masih belum turun tuan ?" tanya bibi

"Belum. Kalau sampai nanti siang demamnya belum turun, langsung bawa ke rumah sakit aja ya bi. Iyaudah aku berangkat dulu, takut telat. Aku sarapan di mobil aja,"

Tanpa banyak bertanya, bibi pun menyiapkan sarapan untuk Rion dan membawanya ke mobil.

Bi ijah sangat paham betul jika tuannya sudah kerja sama dengan tuan besar, pasti akan berangkat pagi dan kemungkinan pulang telat.

"Tumben tuan berangkat jam segini," gumam Dea

"Lagi ada meeting sama tuan besar," jawab bi ijah

"Emang kenapa kalau ada meeting dengan tuan besar ? Toh biasanya meeting tapi gak pernah tuh berangkat sepagi ini,"

"Meeting dengan tuan besar itu beda neng. Tuan besar selalu minta meeting pagi. Beliau disiplin banget. Bahkan sampai tuan Rion aja takut sama tuan besar kalau udah menyangkut kerja sama,"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang