26

774 39 6
                                    

Rion terburu-buru menuju rumah sakit saat Vale memberi tahu bahwa mamanya pingsan.
Ia sangat khawatir terlebih istrinya itu menangis dan terlihat panik

"Love," panggil Rion saat melihat istrinya tengah mondar mandir di depan ruangan

"Byy,"

Vale langsung memeluk Rion. Ia menangis di pelukan Rion

Rion membiarkan istrinya menangis. Ia hanya mengusap lembut rambut dan bahu istrinya

"Maaf pak mengganggu. Ini tas ibu tadi ketinggalan di mobil," ucap supir papinya

"Makasih pak," jawab Rion

"Kalau begitu saya permisi,"

Setelah supir papinya pergi, Rion mengajak Vale untuk duduk di kursi tunggu. Ternyata supir papinya itu tidak hanya meninggalkan tas milik Vale tapi juga bungkusan yang berisi air minum
Rion lalu membuka air minum itu dan memberikannya kepada Vale

"Makasih," ucap Vale

"Sebenarnya apa yang terjadi ?" tanya Rion

Vale menceritakan semuanya, hingga supir suruhan papinya datang dan membantunya membawa mama Indah kerumah sakit

"Aku takut byy,"

"Kita berdoa aja ya. Semoga mama baik-baik aja,"

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang mamanya diperiksa

"Dok gimana keadaan mama saya dok ?" tanya Vale

"Maaf kondisi pasien saat ini kritis," jawab sang dokter

"Kritis dok ? Sebenarnya mama saya itu sakit apa ?"

Dokter itu terlihat terkejut, "apakah ibu Indah tidak mengatakan kepada anda ?" tanya dokter

"Enggak dok. Mama gak pernah ngomong apa-apa tentang penyakitnya. Memangnya mama sakit apa dok ?"

"Ibu Indah mengidap penyakit leukemia,"

"Apa ? Sejak kapan dok ?" tanya Rion

"Ibu Indah sudah menjadi pasien tetap saya kurang lebih selama 3 tahun. Memang akhir-akhir ini setalah memasuki stadium akhir kondisinya semakin memburuk. Saya menyarankan untuk rawat inap namun ibu Indah menolak. Ibu Indah juga baru menjalani kemoterapi 2 kali,"

"Apakah mama bisa sembuh dok ?" tanya Vale

"Kemungkinan untuk sembuh itu sangat tipis mengingat kondisi ibu Indah yang semakin parah,"

"Tolong berikan perawatan yang terbaik untuk mertua saya dok,"

"Baik pak,"

"Apakah boleh kita masuk kedalam dok ?" tanya Rion

"Boleh pak. Tapi jangan terlalu berisik ya dan usahakan satu-satu masuknya,"

"Iya dok terimakasih

"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi,"

Rion menghampiri Vale yang tengah duduk dikursi tunggu dengan air mata yang membasahi pipinya

"Kenapa mama gak bilang sama aku," ucap Vale

"Masuk gih. Tadi kata dokter boleh masuk, cuma gak boleh berisik. Aku tunggu disini ya," ucap Rion

Vale pun menghapus air matanya lalu masuk menghampiri mamanya

Vale tak kuasa menahan air matanya saar melihat mamanya terbaring dengan alat-alat yang menempel hampir disekujur tubuhnya

Vale lalu duduk di kursi sebelah ranjang mamanya. Ia menggenggam tangan mamanya lalu mengecupnya

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang