28

803 65 15
                                    

Sudah 5 hari sejak meninggalnya mama Vale, kondisi Vale makin memburuk. Ia mengalami demam tinggi, tubuhnya semakin kurus karena sangat sulit untuk makanan masuk kedalam perutnya. Hingga akhirnya Rion menghubungi dokter. Dokter pun memasang infus agar ada cairan yang masuk kedalam tubuh Vale

"Gimana keadaannya dok ?" tanya Rion

"Nyonya Rion mengalami stress pak. Dia dehidrasi, maka dari itu saya harus menginfusnya. Kita tunggu sampai besok pagi, kalau panasnya masih tinggi saran saya mending dirujuk ke rumah sakit,"

"Baik dok terimakasih,"

"Kalau ada apa-apa silahkan hubungi saya lagi. Saya akan meninggalkan 1 perawat untuk memantau kondisi nyonya Rion,"

"Iya dok terimakasih,"

"Kalau begitu saya permisi,"

Dokter itupun keluar kamar diikuti oleh suster yang akan menebus obat milik Vale

Rion berjalan menghampiri Vale yang tengah terlelap. Ia duduk di ranjang lalu menggenggam tangan Vale

"Cepat sembuh love. Jangan gini, aku gak bisa lihat kamu seperti ini,"

Tak terasa air mata Rion menetes. Ia tidak tega melihat istrinya dengan kondisi seperti ini

Rion terus menangis sambil menggenggam tangan Vale

Vale terbangun ketika merasakan jemarinya basah. Ia terkejut saat melihat Rion menangis. Ini kali pertama ia melihat Rion menangis

"Byy," panggil Vale dengan suara serak. Suaranya habis kerena ia beberapa hari terakhir sering menagis dan teriak histeris

"Iya sayang. Apa yang kamu rasain ? Pusing ? Haus ?" tanya Rion

"Haus,"

Rion mengambilkan segelas air dan membantu Vale untuk minum

"Maaf byy," ucap Vale

"Maaf kenapa ?"

"Maaf udah bikin kamu dan semua orang khawatir,"

"Itu bukan salah kamu sayang,"

"Enggak. Ini salahku. Gara-gara aku, kamu khawatir sampai nangis," ucap Vale

"Aku sedih lihat kamu seperti ini,"

"Maaf. Aku janji gak akan seperti ini lagi. Bantu aku bangkit byy,"

"Pasti love. Kamu gak sendiri. Aku selalu disampingmu,"

"Mami juga disini sayang," sahut maminya yang tiba-tiba masuk kamar Rion

"Yoan juga di sini kak,"

"Papi juga disini. Dan papi tidak akan membiarkan Putri papi bersedih,"

Vale menangis terharu. Ternyata ia tidak sendiri, masih ada mertua dan adik ipar yang selalu mendukungnya

"Boleh peluk gak ?" tanya Vale

"Boleh dong sayang," jawab maminya

Mereka akhirnya menghampiri Vale dan memeluknya

.
.
.

Hari-hari berikutnya, kondisi Vale sudah semakin membaik. Ia sudah kembali riang seperti sedia kala.

Seharian ini ia menemani Rion ke kantornya

"Kamu capek ya ?" tanya Rion pasalnya sekarang sudah jam 8 malam dan mereka masih berada dikantor

"Enggak kok,"

"Pulang sekarang yuk," ajak Rion

"Kerjaan kamu udah kelar ?"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang