(12)

5 1 0
                                    

Sementara di gedung Hybe..

"Jun, penulis Choi Yunji tuh kembaran lo kan". Ujar salah satu kawan trainee Yeonjun.

"Ya, napa emang?". Yeonjun membalas.

"Gapapa". Ujar kawan Yeonjun itu.

"Cantik gak, Minkyu mau dikenalin tuh, wakakakakaka".

Ujar kawan Yeonjun yg lain menjahili kawannya yg diketahui bernama Minkyu.

"Diam lo Tae, fitnah aja. Gua kan cuma suka sama bukunya." Ucap Minkyu.

Kawan lain yg bernama Sanha menyeletuk,
"Hmmm.. Bukunya apa orangny......"

Sedetik kemudian Minkyu pun memukul wajah Sanha dengan bantal. Disitu mulailah pertempuran bantal yg dahsyat. Kebiasaan.

Peperangan bantal masih terus berlanjut yg kini anggotax bertambah yg awalnya cuma Minkyu dan Sanha sekarang Taemin dan Endrick Carl si bontot pun ikut ikutan. Bahkan Yeonjun yg duduk tenang di sofa lagi main handphone pun di serang tiba tiba oleh mereka. Alhasil mereka berlima perang bantal sampai lelah.

-------

Di kampus, di siang yg sangat terik. Yunji melihat orang yg tidak asing di sebelah sana. Eh, orang tinggi itu melambaikan tangan pada Yunji. Spontan Yunji pun membalas lambaiannya. Ah ,ya. Ia ingat. Itu Soobin, teman kampus Yeonjun. Ia melihat Soobin mendekat kearahnya dan menyapa.

"Siang, Yunji. Lo mau kemana?" sapanya ramah.

"Siang juga. Gua mau pulang nih, soalnya bakal mulai buat naskah." balasnya tidak kalah ramah.

"Yahh gitu ya, Hehe. Yaudah semoga menyenangkan, ya. Eh, buku kedua??". Ucapnya dengan mata berbinar di akhir kalimatnya.

"Yaa hehe".

"Wahhh gua gak sabar baca karya kedua lo."

"Makasih banyak:), kalo gitu, lo mau kemana siang-siang begini? ".

"Ke perpus kota sih, ada tugas kampus soalnya."

"Yaudah, semangat."

"Yaa ,gua duluan. Lo juga semangat!". Ucap laki laki tinggi dengan lesung pipi manis diwajahnya itu.

-----

Ia tengah berjalan dilingkungan kompleks, tanda ia sudah mendekati rumah, ia mendengar di lorong yg ia lewati suara seperti, anak kucing?

Suara itu ia cari keseluruh titik yg ada di lorong tersebut. Ah, dia menemukannya. Kucing kecil berwarna abu tua yg kotor karena pasir.

"Kasian.. Pasti ada orang yg buang dia".
Ia lalu membawa kucing itu pulang kerumah..

-----

"Tumben lo duluan dateng". Ucap Kai kepada teman sebangkunya.

"Yaa soalnya tadi malem gua gak gadang".

"Ohh gitu. Nanti sore gua kerumah lo boleh?".

"Kenapa ? Mau ngerjain tugas?".
Ujar Yunji.

"Emm, mau main aja sih. Soalnya gua free sekarang. Bosen juga dirumah mulu."

"Bukannya lo tiap tiap hari free, ya. Dasar, padahal tugas kan banyak tapi kamunya aja kaya gaada kerjaan."

"Iisshh. Boleh ya,?." Kai menunjukkan puppy eyes nya.

(Praakkkk..)

Yunji menampol pipi Kai yg sok imut itu. Ia geli melihat Kai yg seperti itu .

((padahal gemesh :3 >author)).

"Gak perlu komuk komuk kaya gitu. Hihhh. Kan gua tampol jadinya. Ya dateng aja gaada yg larang juga". Ucap Yunji kepada Kai yg kini meraba raba pipinya karena merah di tampol Yunji.

"Ternyata tenaga lo kuat juga ya buat nampol orang, aduhh.." katanya meringis.

"Hahaha siapa suruh sok imut. I to the U , iiuUuuuUuu.....".

Kai geram dan ingin mencubit Yunji tapi Yunji segera mencegahnya.

"Eh, Kai. Diam dulu! Gua mau kasih tau lo. Kalo guaaaaa... Punya anak kucingggg...".

"Hah, serius? Gua kira lo bukan tipe orang yg suka piara hewan lucu. Wkwkwkwkw".

"Diihh gini gini gua pecinta kucing,ya. Ga kaya lo. Pinguin".

"Pinguin itu lucu tauuuuuuuuu".
Ucap Kai dengan bibir yg dilekuk ke bawah.

"Yaa, terserah.". Jawab Yunji yg tidak ingin melihat Kai dengan wajah sok ngambeknya.

"Gini amat mentang mentang gua punya temen." kata Yunji dengan suara rendah.

"Gua denger lo busyettt".

Alhasil mereka berdua kejar kejaran di kelas. Untung dosen belum dateng.

-----

"HOME" [★ChoiYeonjun Siblings]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang