Ia butuh menetralkan pikiran. Menangis kencang, dan membutuhkan pelukan. Ia hanya butuh itu sekarang.
Di dalam bus, selama perjalanan 2 jam ini, ia hanya berpura pura tidur di kursi belakang walau sesekali membuka matanya. Ia tidak benar benar tidur. Hanya upaya untuk menghindari candaan yg terus terlontar dari teman temannya.
Rupanya, alam semesta membiarkan Yunji terluka tanpa obat saat ini.
2 jam terasa begitu lama. Ia hanya ingin cepat cepat pulang ke rumah dan menangis di bantalnya.
----
Jam 17:28 bus berhenti di kampus dan mereka turun untuk menuju rumah masing masing setelahnya. Diantara mereka ada yg dijemput dan pulang sendiri dengan taxi. Yunji segera memesan taxi untuk dirinya.
Disaat saat menunggu taxi, ia duduk dengan teman yg lain di tepi jalanan Universitas Yonsei. Sesekali jika ia diajak bicara oleh seseorang, ia menjawabnya dengan antusias seolah tak terjadi apa apa padanya.Beomgyu segera menarik tangan Yunji menjadi agak jauh dari mereka yg belum pulang karena menunggu taxi.
"Heii, kenapa hmmm? Sini cerita kenapaa ? "
"Gapapa Gyu, beneran"
"Lo nangis diem diem gitu tetep keliatan sembap mata lo.."
"Hmm? Iya? Gua gak nangis.."
"Gak perlu bohong kok gue tau lo berubah sejak perpisahan tadi pagi. Gue tau ada sesuatu yg terjadi sama lo. Gue sadar lo diem diem aja sejak kita makan bareng. Lo ga ngomong sama siapa siapa termasuk sama gue. Gue pengen nanyain lo kenapa tapi gue gak enak sama lo. Kan gue mikir mungkin lo kalo lagi ada masalah gak mau diganggu. Tapi gue masih khawatir sama lo. Apalagi pas liat lo naik bus tapi mata lo merah dan lo nutupin itu dengan make topi jaket lo. Sampai sekarang pun lo nyatanya masih gak baik baik aja Yunji. Jangan bohong kalo lo baik baik aja. Lo kenapaa? " Rentetan ucapan Beomgyu dengan suara berat yg sangat halus.
"Gue bilang gue gapapa, lo pulang aja sana. Pasti lo capek kan hari ini"
Beomgyu menggeleng lalu berkata "Gue gak akan pulang sampe lo ga nangis lagi. Gue disini Ji, gue temen lo. Mungkin orang orang gak peka sama lo sekalipun mereka ada disisi lo sepanjang hari ini. Tapi gue sadar lo gak baik baik aja. Ayo cerita ke gue lo kenapa.. " Ucapnya yg masih dengan nada halusnya.
Hening selama sepuluh detik. Yunji setengah mati menahan mutiara bening di matanya agar tidak jatuh.
"Lo ga usah tau Gyu.."
"Yunji, gue tau apa yg lo butuhin sekarang. Lo cuma butuh tempat cerita dan sedikit kehangatan. Jangan peduliin gue siapa. Lo hanya perlu jadiin gue orang yg bisa dengerin lo. Percaya sama gue. Gue gak bermaksud apa apa selain bikin lo jadi nggak sedih lagi. Kalo lo belum bisa cerita masalah lo, lo bisa nangis di gue. Pasti rasanya bakal lebih plong nantinya."
Saat Beomgyu selesai mengatakan kalimatnya, taxi yg Yunji pesan sudah sampai.
"Beomgyu, gue pulang duluan ya" katanya pada Beomgyu sambil tersenyum. Benar matanya merah. Entah kapan ia diam diam menyeka air mata yg sedikit lagi akan turun tadi.
"Eh tunggu, Yunji, gua belum se.."
"Jangan lupa istirahat Gyu" ucapnya menjeda ucapan Beomgyu yg belum selesai. Ia segera mengambil tas besar berisi pakaiannya lalu segera berlari ke dalam taxi.
Beomgyu melihat taxi yg Yunji tumpangi sudah melesat pergi dari tampat itu. Ia tidak boleh membiarkan Yunji sendirian disaat seperti ini.
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
"HOME" [★ChoiYeonjun Siblings]
FanfictionMemangnya, apa arti rumah bagimu?? Hanya sebuah bangunan yg berisi jiwa yg egois dengan penuh kekerasan di dalamnya... ___ "Karena aku terlalu menyayangimu untuk membiarkan mu terluka:)" ___ "What the synonym of "home" ?" "You:) "