4. Avada Kedavra

1.9K 319 38
                                    

"Haaaa..."

Raine membuka tangannya lalu mendaratkan seluruh tubuh diatas kasur berukuran queen.

"Gak ada yang berubah kan?" Tanya Leah.

Perempuan paruh baya itu menghampiri Raine yang masih bertingkah seperti anak kecil, tangan kecil menggenggam erat selimut berwarna merah muda, menggesek-gesekan wajahnya dengan mata tertutup.

"Jangan pernah diubah. Pokoknya tiap kali aku pulang kesini, semuanya harus tetap di tempat yang sama."

Raine menatap teduh ibunya, lalu bersuara dengan kecil.

"Mom juga. Dad juga. Darcy juga."

"Kamu harus ngerti, saat kamu menikah dengan Tuan Muda Joevian, itu sama dengan menikahi keluarganya dan keluarga Alarie—,"

"Ini bukan jaman kerajaan. Gak ada hukum mutlak yang berlaku disini, mom. Jangan buat aku asing sama semuanya, please."

Kabar tentang Raine yang akan menikah dengan Joevian tersebar diantara para pekerja keluarga Alarie. Sejak saat itu juga Raine diperlakukan sangat berbeda.

Darcy mulai memanggilnya dengan sebutan 'Nona'.

Ia tak diperbolehkan membaur atau menginap di rumah khusus pekerja yang berjarak cukup jauh dari kediaman utama.

Semua yang familiar dengannya tiba-tiba bersikap asing.

Sehingga pada hari terakhir disini, saat ia boleh mengunjungi kamarnya sebelum pergi ke tempat tinggal bersama Joevian nanti, Raine merasa bahagia dengan fakta kamarnya masih terasa begitu familiar.

Ruangan yang mungkin hanya satu per empat dari kamarnya di kediaman utama Alarie ini, masih menjadi tempat paling nyaman bagi Raine.

Kini ia duduk, rambut pirangnya berantakan, lalu jatuh pelan-pelan di depan wajah yang terlihat murung.

"Mom..."

"Hm?"

Raine memberanikan diri untuk menatap mata ibunya sambil perlahan menyatukan jemari mereka.

"Aku masih gak ngerti kenapa pernikahan ini harus terjadi." Ia berbisik, "Nyonya Monica cuma meminta tolong, lalu menjelaskan kalau sebelum menikah kami harus tinggal bersama supaya terbiasa, lalu pernikahan nanti bakal diadakan secara diam-diam. Kalau memang tujuannya untuk menyelamatkan reputasi keluarga, kenapa bisa dilakukan secara tertutup? Sebenarnya apa tujuan dari pernikahan ini?"

Pertanyaan yang ia bendung selama beberapa hari meluncur begitu saja begitu tatapnya bertemu dengan milik sang ibu, yang terlihat penuh dengan pengertian.

"Kalau penasarannya sebanyak itu. Kenapa kemarin gak coba tanya Nyonya Monica saat ada kesempatan?"

"Aku kan segan, mom. Dan juga, you're her trusted person. I think i can get the answer from you."

Beberapa waktu terlewati.

Mata Raine yang sebelumnya begitu lekat memandang kearah Leah, kini harus menyipitkan dengan paksa, akibat cahaya matahari yang langsung tembus memasuki ruangan cerah ini.

Raine merasa cahaya menyapu rambut pirang, mata, hidung, juga bibirnya dengan lembut.

Saat yang bersamaan, mata ibunya melengkung, kini mengangkat tangan untuk membelai hal yang sama.

AlleureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang