8. Hollow Bonds

1.4K 282 35
                                    

"C'mon, Darcy!"

Cerah nada suara yang Raine keluarkan menyamai hari yang hangat ini.

Begitu menuruni bus, Raine segera menarik Darcy, perempuan paruh baya yang mengambil hari liburnya.

Tentu hasil paksaan Raine yang sudah tidak sabar untuk mengajak Darcy pergi ke kafe milik Eric, teman dekat yang selalu ia ceritakan.

"Tolong lebih pelan, Raine!" Sungut Darcy dengan wajah merengut.

Selain gagal menyamai energi cerah dan hangat yang mengalahkan salah satu hari terbaik di Sydney saat ini. Ia juga dibuat tak mampu menyamai langkah Raine.

"Darcy. Ini bukan lari, tapi jalan cepat! Kita gak bisa lebih lama daripada ini, atau enggak kue yang kita mau bakal habis!"

Setelah puluhan kata 'permisi' 'maaf' dan gerutuan Darcy karena dibuat sibuk. Akhirnya mereka sampai di kafe yang sudah Raine janjikan padanya untuk diajak mengunjungi.

Seperti pemandu yang handal, Raine memesan minuman dan kue untuk mereka berdua. Wajahnya sempat menunjukkan kekecewaan saat mengetahui Eric tidak ada, namun rona merah kembali menghiasi pipinya ketika melihat kursi di bawah pohon palsu masih tersedia.

"Banyak detail bunga ya sekarang." Ucap Darcy dengan mata mengelilingi kafe cantik ini.

"Baru selesai renovasi. Katanya buat bikin perbedaan kontras sama resto di lantai atas. Kamu bisa sampai malam hari ini?"

Sambil menaruh tas di kursi kosong sampingnya. Darcy menggeleng pelan.

"Hari ini nyonya dan tuan pulang, kita harus pulang ke rumah sebelum malam. Lagipula, kamu gak mungkin pulang larut kan ke rumah kalian kalau tuan muda ada?" Darcy berucap.

Raine menggeleng kecil. "Gak ada batasan itu sih. Tuan muda cuma bilang kalau harus pulang sebelum dia pulang, alias, gak boleh bikin dia sendirian di rumah. Jadi, karena tuan muda bilang hari ini pulangnya jam 12. Aku bisa pulang jam 11.59 malam kan?"

Ia memberi cengiran tak bersalah. Seharusnya Raine lebih hati-hati, karena yang ia ajak bicara adalah pelayan setia bagi keluarga Alarie.

"Nona.." Belum sempat Darcy bicara, Raine segera menutup kedua telinganya lalu menunduk dengan mata terpejam erat.

"No! No! No! I don't want to hear that!" Ucapnya heboh.

Sesekali Darcy akan memanggilnya 'nona' untuk mengingatkan Raine tanggung jawab besar apa yang sebentar lagi akan perempuan itu punya.

Alarie, bukanlah keluarga yang bisa dinikahi dengan sederhana. Begitu banyak peraturan tak tertulis yang harus selalu Raine ingat dan berusaha lakukan.

"Nona Raine..."

"Darcy, aku serius benc—,"

"Nona Raine!"

Raine terdiam ketika nada yang Darcy keluarkan lebih terdengar seperti sentakan. Gurat tegas yang muncul pada wajah perempuan paruh baya itu berakhir membuatnya ciut.

Wajah itu mendekat, tangannya menggenggam erat tangan Raine, seolah meminta seluruh perhatiannya. Kata-kata yang keluar terasa lebih seperti langkah hati-hati daripada sekadar bicara.

"Menikahi tuan muda jauh lebih rumit daripada sekedar menambah Alarie di belakang Raine Grace Arabella. Kamu adalah salah satu orang yang tahu itu dengan baik. No, in fact, you know it better than anyone."

Darcy mengencangkan genggaman tangan mereka, tapi tak juga raut muram bisa tersingkirkan dari wajah Raine.

"Gimana mungkin aku tahu hal itu lebih baik dari siapapun. Tempatku selama ini cuma di belakang, i am a servant of Alarie and will always be."

AlleureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang