39. Dancing Through Slow Heartbeats

2.1K 281 134
                                    

"Raine, jangan khawatirkan apapun."

Oh, lupakan ucapan itu.

Ia mungkin hanya diberi aba-aba tentang acara besar yang akan berlangsung di kediaman Alarie, dengan keyakinan bahwa tugasnya hanyalah hadir tanpa perlu memikirkan hal lainnya.

Namun begitu Raine tiba, matanya langsung membesar melihat perubahan yang terjadi di rumah itu. Kediaman Alarie yang selama ini sunyi, kini ramai dipenuhi aktivitas. Sebuah karpet merah panjang terbentang, siap menyambut para tamu menuju bangunan utama, di mana ruang serbaguna telah disulap menjadi tempat acara yang memukau.

Saat jeda di tengah riasannya, dengan santainya Raine menyelinap keluar dari kamar, hanya dengan bathrobe satin emas dan sandal rumah. Ia berjinjit melewati koridor, penasaran untuk mengintip persiapan.

Ruangan yang akan menjadi pusat acara malam itu dihiasi nuansa perak, emas, dan hitam yang memancarkan kemewahan. Di tengah-tengahnya, panggung elegan berdiri, dihiasi tanaman hijau yang segar dan lavender harum. Para musisi jazz sedang melakukan soundcheck, menciptakan suasana antisipatif yang tenang namun penuh kesan.

Meski masih siang, Raine membayangkan bagaimana ruangan ini akan berubah saat malam tiba, saat chandelier-chandelier besar memancarkan cahaya kemilau, menegaskan keagungan yang sudah lama menjadi ciri khas keluarga Alarie. Bayangan itu seolah memberi konfirmasi bahwa semua yang diimpikan tentang acara ini akan menjadi kenyataan, bahkan lebih indah dari ekspektasinya.

Raine memandang sekeliling dengan kagum. Sebentar lagi, pintu besar kediaman Alarie akan dibuka untuk para tamu elit yang harus ia sambut dengan ramah dan penuh keanggunan. Namun, saat ini, ia masih ingin menikmati ketenangan sebelum kesibukan itu benar-benar dimulai.

"Nyonya."

Sebuah suara dari belakang membuat Raine tersentak. Ia menoleh dan siap meminta siapa pun itu untuk ikut bersembunyi bersamanya, sampai matanya bertemu dengan Flynn, yang terlihat jauh lebih rapi daripada biasanya, lengkap dengan jas hitam dan rambut tertata sempurna.

"Flynn!" bisik Raine, suaranya sedikit meninggi. Ia mendekat dengan antusias sambil memastikan tak ada yang memperhatikan.

"Di mana Joevian?"

"Semua anggota keluarga sedang menunggu Nyonya Raine untuk briefing singkat di ruangan Nyonya Monica," jawab Flynn dengan sopan.

Raine menahan helaan napas panjang, hampir memutar bola matanya. Tentu saja, penjelasan tentang acara sebesar ini baru akan diberikan pada menit-menit terakhir. Sepertinya, keluarga Alarie punya hubungan yang sangat erat dengan adrenalin. Flynn tidak bersalah, tapi Raine tak bisa menahan rasa frustrasi yang memancar dari wajahnya.

Besok, Joevian akan pergi untuk waktu yang sangat lama. Raine berharap bisa menghabiskan waktu bersamanya sebelum acara dimulai, namun sepertinya Joevian sibuk dengan Nicholas, Roman, dan Flynn, sementara Raine harus berurusan dengan Monica dan Leah.

Keluarga ini benar-benar tidak peka, pikirnya. Bagaimana mungkin mereka tidak memberikan sedikit waktu sebelum Joevian pergi, terutama saat hubungan mereka baru saja mulai terasa begitu berarti?

"Flynn," panggil Raine dengan nada serius.

"Iya, Nyonya?"

"Bantu aku dengan sesuatu, ini juga pasti akan membantu Joevian."

Flynn mengangguk ragu, terlihat siap mendengar ide 'cerdas' Raine yang biasanya.

"Sabotase acara ini dan tunda perjalanan Joevian sampai minggu depan," ucap Raine penuh keyakinan. "Aku traktir kamu makan selama satu bulan." Tawarannya diiringi dengan tatapan penuh harapan.

AlleureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang