6. A Note, A Meal, A Memory

1.7K 297 24
                                    

"I wish it's winter already..."

Gumaman Raine dengan cepat terbawa angin.

Kepalanya menengadah, tapi mata masih belum mau menantang matahari terang-terangan, sehingga masih dilindungi oleh kacamata hitam yang ia beli sembarangan sebelum kesini.

Tubuhnya yang hanya mengenakan bikini berbalut luaran atas jaring-jaring tipis, ditopang oleh tangan yang telapaknya sesekali ingin menggenggam pasir pantai sepenuhnya, meski tahu itu hal mustahil.

"Tahun ini mau stay di Melbourne lagi pas musim dingin?" Tanya Janice yang ikut memainkan pasir di sampingnya.

Raine menurunkan kacamatanya sesaat. Satu hal tentang ke pantai, adalah keharusan bicara dengan suara nyaring.

Padahal, mereka sudah sengaja pergi di hari kerja. Tapi tetap saja banyak orang mengunjungi Pantai Manly, pantai yang menjadi tempat wajib untuk dikunjungi jika ke Sydney, terutama saat musim panas.

Mengingat bahwa sekarang adalah bulan februari yang menjadi waktu terakhir musim panas. Sepertinya tidak salah jika hari ini pun pantainya terlihat sibuk.

Raine mengernyitkan alis, "Apa?"

"Mau ke Melbourne lagi gak, Juni nanti?" Suara Janice dibuat lebih nyaring.

"Musim dingin pasti harus ke Melbourne dong! Kita gak bisa ketinggalan light festival. Oh! I think Federation Square will be so ready to welcome us nanti!" Timpal Cola sambil berlari menghampiri mereka.

Hari ini memang perginya Janice dan Raine ditemani Cola juga Willow, teman satu tempat tinggal sebelumnya sekaligus mereka dari kampus yang sama.

Raine mengingat momen dimana mereka pergi ke Melbourne tahun lalu untuk menghabiskan banyak waktu di musim dingin.

Melbourne adalah tempat terbaik untuk dikunjungi pada Bulan Juni, apalagi festival Rising yang biasanya jadi tujuan utama Raine dan teman-teman setiap tahunnya.

"Okay, aku bakal ajak Jade dan Elise juga ya? Lumayan kita bisa sharing penginapan."

"Please! Kita harus ajak lebih banyak orang, the more the merrier, you know? Gimana kalau tahun ini, kita beneran explore semua detail Rising. Terus juga, kayaknya ini momen sempurna gak sih buat coba visit wonderlights..."

Janice segera menghentikan rasa antusias Cola, sedang Willow hanya menunduk sambil tertawa kecil.

"Lo mau berapa lama di sana? Buat ngelilingin Rising itu aja gak bisa cuma dalam satu hari, kalau emang mau se detail itu. Terus ke wonderlights lagi, it's two hours drive from the city, Cola. Do you want us to be local?" Sarkas Janice atas rencana Cola yang seakan tidak ingin kembali ke Sydney lagi.

"Satu minggu sampai sepuluh hari di Melbourne, apa salahnya? Itu juga tepat setelah kita selesai final kan? It's winter! No place is better than Melbourne!"

Raine saling tatap dengan Willow lalu mereka kini mulai tertawa.

"You love winter in Melbourne. Got it." Raine berucap di sela tawanya.

"Terus juga." Cola berdeham sesaat. Tangannya melambai di udara pelan-pelan, terlihat meminta agar ketiga temannya mendekat.

Akhirnya, mereka membuat lingkaran. Wajah Cola terlihat merona, yang mana Raine kira adalah karena terkena paparan sinar matahari.

Tapi ternyata, teman mereka satu-satunya yang mengenakan one piece bathing suit bergaya sensual dan sedikit kontroversial itu menunjukkan sesuatu di ponselnya.

AlleureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang