26. Sunlit Tease, Moonshadow Threats

1.6K 308 151
                                    

"No, but heart shape is CRAZY!"

Ledakan tawa terdengar di salah satu kafe kecil yang dikenal sebagai spesialis makanan sehat. Ini karena tepat di atas kafe ini sendiri adalah studio Yoga pusat kota Sydney.

Tempatnya modis dan terkesan gelap dengan pilihan warna monokrom, semua tempat terdapat poster motivasi.

Untuk sesekali duduk lalu menyantap jus buah segar dan salad yang dibuat terlihat sangat menarik, Raine juga suka. Tapi ia memang akan selalu memilih kafe yang membiarkan matahari masuk dan menyapanya dengan cantik.

Mungkin memang tidak hari ini, sebab ia lebih ingin menyembunyikan semburat merah di wajahnya sambil menarik lengan crop top putih yang menutupi sport bra merah muda, senada dengan legging yang ia kenakan sekarang.

"Cobra, triangle, mountain, sebutin semua pose yoga deh. Gak pernah ada deh perasaan pose saranghae."

Jade kini ikut menertawai, tangannya terangkat ke udara lalu melengkungkan bentuk cinta di atas kepala.

Janice hampir menyemburatkan minuman di mulutnya.

"Kenapa dibahas terus sih, itu kan enggak sengaja," Gerutu Raine, kedengaran malu dengan nada suara yang dibuat pelan.

Cola mengambil gigitan besar pada salad wrap lalu berbicara dengan mulut penuhnya. "Oleh karena itu, kita jadi bingung. Apa sih motivasi lo tiba-tiba bikin pose hati gitu? Konyol banget Raine sumpah, semua pada kaget sampai kebuka mulut semua di sana. Kayak begini nih."

Seperti seorang jokester sejati, sehabis menelan makanannya cepat, Cola membuka mulut lebar-lebar. Perempuan itu rela melakukan banyak hal untuk memperlihatkan Raine atas rasa malunya, dan mengundang tawa menggelegar dari seluruh teman-teman di sana.

Raine menghirup smoothie pisang dan blueberrynya dengan wajah malu. Ia pun tidak tahu apa yang terjadi.

Ingatnya adalah bagaimana sejak menutup mata, bangun, dan beraktifitas, yang ada di kepalanya hanyalah reka ulang adegan manis di kamar rahasia Alarie. Bahkan rasanya seperti menonton film favorit, dan rela mengulang-ulang satu adegan hanya untuk mengundang sorak bahagia dalam dirinya.

Itu juga yang terjadi barusan di studio yoga. Saat Raine mengingat itu, tanpa sadar ia membuat pose hati alih-alih pose yoga sesuai instruksi. Di mana saat membuka mata, yang Raine lihat adalah tampang mendamba di cermin studio, lalu wajah aneh dari teman-temannya.

Hari ini secara resmi adalah hari paling memalukan baginya. Dan tampaknya, semua teman-teman perempuan terdekat Raine, akan mengungkit kejadian ini untuk selamanya.

Cola, Willow, Jade, Janice, dan Elise masih saja berbicara mengenai hal tersebut. Raine kini menunduk, menenggelamkan wajah di antara lengan.

Ketika mendongak dan ingin melihat ke arah kanan dengan loyo. Ia melihat sosok familiar masuk, tubuh tinggi dan rampingnya terbalut baju olahraga berwarna jingga cerah. Begitu juga bandananya.

Octavia?

Sesaat pandang mereka bertemu, Raine perlahan menaikkan badannya, mengernyit kecil lalu tersenyum ragu.

Ia ingin menyapa, sungguh. Sampai suara Cola lebih dulu menyela.

"Guys, don't freak out, okay? Jangan langsung diliat juga, tapi cewek serba orange baru masuk itu namanya Octavia. Dia istri movie director terkenal di Hollywood, Thomas Bellington. Semua filmnya terkenal, dan tiga diantaranya kerja sama dengan Joevian. They are like the closest people to Joevian back then."

Raine segera menurunkan tangannya, melirik ke arah Octavia yang tersenyum hangat, lalu memberi ekspresi agar perempuan paruh baya itu tidak berusaha mendekat.

AlleureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang