42. Beneath the Weight of Silent Lies

1.2K 180 24
                                    

Warning : Octavia's POV

Sydney

Suasana malam di kamar hotel bintang lima itu terasa begitu tenang, namun ada kesan tak nyaman yang tak terlihat. Lampu-lampu di luar hanya temaram, seolah ikut menyaksikan sesuatu yang tak boleh dilihat. Octavia, dengan elegan, duduk di sofa empuk, kakinya bersilang rapi, dan senyum tipis menghiasi bibirnya.

Ada sesuatu yang mirip dengan kelembutan seorang ibu yang menatap anaknya dengan penuh kasih, tapi jika ada yang berani menelisik mata dan menemukan intensi sebenarnya. Maka hanya kebengisan yang terlihat.

"Theodore, darling..." suaranya pelan terkesan lembut, namun bagaikan selimut tebal yang perlahan mencekik. "You seem tired. Is something on your mind?

Octavia terdiam sesaat, memainkan jemari-jemarinya yang gatal untuk mencekek keledai bodoh yang hampir menghancurkan rencananya, tapi ia genggam perlahan, sebelum mendelik tajam dengan senyum kecil terbit di bibirnya.

"About Raine, maybe?"

Theodore berdiri di dekat jendela, punggungnya menegang. Ia merasa ada yang tidak beres, namun belum sepenuhnya bisa menyusun perasaan itu menjadi pikiran yang jelas. "Aku cuma ngerasa sedikit bingung. Raine, dia, hubungan kami..."

Seperti alarm pertanda bahaya bagi Octavia, keraguan yang mulai terdengar dari cara bicara Theodore harus segera ia alihkan.

"Oh, Raine." Octavia mulai tertawa kecil, seperti seorang ibu yang mendengar anaknya menyebutkan hal yang sepele. "Pasti ada hal yang mengingatkan kamu akan kasih sayang yang selama ini ada di antara kalian. Tapi melihat Raine yang sibuk dengan dunianya sendiri itu, apa mungkin Raine juga memikirkan kamu dengan perhatian yang sama?"

Langkah Octavia ringan namun penuh kendali, mendekat ke arah Theodore yang mulai merasakan tatapan dingin dari perempuan itu. Sejenak, matanya beralih pada pakaian yang dikenakannya, gaun berwarna pucat yang mengingatkan pada gaya khas Raine. Dia tersenyum samar, seakan menikmati ironi dari situasi ini. "You've given her so much, haven't you? Your loyalty, your trust... and yet, what does she give you in return? A smile, a kind word here and there? But does she ever truly see you?"

Theodore ragu, tapi matanya bertemu dengan tatapan lembut Octavia, terenyuh saat bertemu sepasang mata yang terlihat begitu peduli, begitu memahami. "Raine yang aku tahu melakukan banyak hal untuk banyak alasan juga. Mungkin, dia lagi sibuk, tapi Raine seharusnya pedul—,"

"Of course, she cares. But only in the way one cares for an old pet... a relic of the past. She doesn't care for your ambition, your potential. No, she keeps you close because she needs you, Theodore. But not in the way you think."

Ia melihat segalanya. Bagaimana rupa Theodore yang awalnya keras, seperti sudah yakin bahwa keputusan kerja sama mereka adalah hal yang salah, tekad itu berakhir kembali pecah di bawah kendalinya. Meninggalkan pria dewasa itu rentan, tersiksa batin dan pikirannya, Octavia tetap bicara lembut seperti lullaby, mendayu-dayu, membuai Theodore yang mulai meragukan segalanya. "You see, darling... people like Raine, they fear anyone who might surpass them. She's afraid of you, Theodore. Afraid of what you might become if you were allowed to flourish. Why else would she hide her relationship with Joevian from you? Why else would she keep you on the sidelines, while she basks in her own success?"

Dia mencondongkan tubuh, berbisik seperti seorang ibu yang menenangkan anak kecil yang ketakutan di malam hari. "You can be sure saying both of you are friends. Maybe everything beyond that. But you have to remember this, friends don't hide things, Theodore. Friends don't stand in the way of your dreams. And yet... here you are, standing in the shadows, while she walks in the light. Don't you think it's time to step out from under her shadow? Don't you think it's time to claim what's rightfully yours?"

AlleureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang