Pagi setelahnya, bukannya berbicara seperti ingin mereka, Joevian dan Raine memilih untuk terus saling mengabaikan. Jika Mansion Alarie, mereka selalu menemukan cara untuk kembali bertemu dengan satu sama lain selama beraktivits, kadang mencuri waktu untuk bicara.
Tapi di Penthouse ini, hal itu jarang terjadi. Mereka berkomunikasi melalui catatan tempel dan percakapan singkat yang canggung.
Meski begitu, pagi ini ada yang berbeda. Joevian bangun lebih awal, berjalan ke dapur, dan berlama-lama di sana. Seperti mengambil kesempatan tanpa benar-benar melakukan apapun tentang itu.
Joevian sarapan dari Raine, tapi tak satupun dari mereka mengucapkan sepatah kata. Mereka jadi dua pribadi yang hanya bisa menelan sarapan tanpa mau menelan ego masing-masing untuk memulai percakapan.
Akhirnya meski melalui pagi penuh tensi, berakhir tidak ada yang terjadi. Sekarang mereka kembali memulai hari sebagai mahasiswa, di mana mereka harus ke kampus dan menghadiri kelas.
Raine tampak cemberut sepanjang hari, pakaian serba hitamnya mencerminkan suasana hati. Kilau di matanya hilang, dan teman-temannya tak bisa tidak memperhatikan saat cahaya dari matahari bernama Raine ini tidak tampak sejak tadi.
"Kenapa Raine? Ada sesuatu yang bikin lo terganggu?" tanya Cola, yang sekarang merasa seperti bagian dari departemen bisnis karena seringnya dia berkunjung, dengan khawatir.
Seperti biasa, Willow, Janice, Cola, dan Raine berkumpul bersama. Kali ini, mereka bertemu di ruang terbuka bersama milik departemen bisnis, area yang dikelilingi oleh ruang kelas.
Udara musim gugur yang sejuk dan daun-daun yang berderak di bawah kaki menambah suasana melankolis. Raine mengagumi kuku hijaunya yang baru dicat, hasil karya Janice, dan kemudian menerima milkshake dari Willow. Mungkin dia butuh sedikit gula, jadi dia menyesapnya.
Ketika rasa pahit mengikuti manisnya milkshake, Raine bergumam 'terima kasih' kepada Willow, yang meremas bahunya dan memberikan 'sama-sama' yang penuh kesedihan dramatis.
"Gak ada yang bikin terganggu sih, mungkin ini situasi hormonal perempuan biasa..." Raine meringis pada penjelasannya sendiri yang canggung dan cepat menambahkan, "Kali ya? Atau mungkin aku cuma lagi gak mood aja sih hari ini."
"Beneran? Atau pacar rahasia kamu lagi bikin sedih?" tanya Willow dengan polos.
"Willow, No!"
"Uh, Willow, kan kita setuju buat gak ngungkit itu di depan Raine sampai dia cerita sendiri!" Janice ikut menyahut, menirukan upaya panik Cola sebelumnya untuk membungkam Willow.
Raine menyibakkan rambut pirangnya ke satu sisi, sisi di mana Janice sedang bekerja pada kukunya. Dia merasa bingung tetapi semakin aneh saat melihat teman-temannya saling bertukar pandang curiga, menghindari kontak mata dengannya. Mereka terlihat bersalah.
"Ada apa ini? Kok tiba-tiba ada pembicaraaan tentang 'pacar rahasia Raine' yang gak aku tau? " tanya Raine.
Cola, yang selalu histeris dan defensif saat terpojok, merasa perlu merespons dengan wajah tegas dan suara keras, meskipun pertanyaan Raine sebenarnya tidak bermaksud menuduh.
"Eh, bukannya itu pertanyaan harus ditujukan ke lo ya? Lo pasti lagi di suatu hubungan kan sekarang? Siapa COWOKNYA? SIAPA PACARNYA? Jangan-jangan..." Tuduhan tiba-tiba Cola membuat jantung Raine berdebar. Dia merasakan gelombang panik saat mengingat pernikahannya yang rahasia dengan Joevian, tapi Raine berusaha diam di tempat kelihatan biasa saja, meski keringat di dahi mengkhianatinya.
"GUE TAU! GUE SANGAT BISA MELIHAT INI TERJADI! ERIC KAN? AKHIRNYA LO NGELAKUIN SESUATU TENTANG ERIC KAN?"
Raine merasa ini sangat ironis, dengan cara yang sarkastis, bahwa semua orang sekarang menatap mereka. Semakin parah ketika dia melihat sekeliling lalu menangkap Joevian, Maeven, dan Dean berkumpul tidak jauh di belakangnya, membuatnya merasa semakin canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alleure
RomanceHollywood's fallen prince, Joevian Earl Alarie, returns home. Binds him to Raine Grace Arabella, whose life intertwined with Alarie's saga her whole life, once again.