24

1.7K 184 19
                                    

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!





Cio merasa bersalah pada Chika, seharusnya dia tidak melampiaskan semua kekesalannya pada Chika, anak sekecil itu tidak akan mengerti betapa beratnya kehidupan yang harus Cio lalui.

Cio yang sudah bersiap ingin tidur hatinya tidak tenang karena malam ini dia tidak bersama Chika. Cio pergi ke kamar Ve untuk menemui Chika.

Toktoktok

"Mi..." Panggil Cio.
Veranda pun membukakan pintunya untuk Cio.

"Apa?" Tanya Ve dengan ekspresi datar. Dia masih kesal dengan anaknya itu yang sudah memarahi cucu kesayangannya.

"Chika"

"Dia udah tidur." Ucap Ve sembari menutup pintu. Namun Cio menggunakan kakinya untuk menahan pintu.

"Miii... Cio nyesel udah marahin Chika. Biarin Chika tidur sama Cio Mi... Cio gak akan bisa tidur tanpa Chika." Ucap Cio yang masih menahan pintu. Ve pun tidak tega melihat Cio.

"Mami gak suka kamu marahin dia!" Ucap Ve yang kembali membuka lebar pintunya.

"Iya mi, Cio nyesel. Cio banyak banget kerjaan di kantor, belum lagi mikirin Chika."

"Tapi gak harus kaya tadi, kamu udah bikin Chika sakit hati." Ucap Ve.

"Cio mau bawa Chika pindah ke kamar Cio, Mi."

"Anak kamu udah tidur, kamu gak kasian bangunin dia?"

"Cio gendong aja, dia gak bakalan bangun mi." Ucap Cio. Mereka masih berdiri di ambang pintu.

"Ya udah, awas jangan sampe dia bangun apalagi kamu marahin."

"Iya mii..." Cio mendekati Chika yang sudah terlelap. Cio tak henti menatap wajah Chika  yang teduh. Bisa-bisanya dia memarahi Chika yang tidak tau apa-apa. Bahkan Chika hanya menginginkan satu permintaan tapi kenapa Cio sangat sulit untuk mengabulkannya. Cio naik ke kasur dan duduk di samping Chika.

"Anak papa," Cio mencium kening Chika. Anak itu sama sekali tidak terusik dia masih setia menutup matanya.
Cio perlahan menggendongnya,

"Suuttsss...bobo sama papa ya." Ucap Cio. Chika hanya membuka matanya sekilas lalu kembali terlelap.

"Mi, Cio ke kamar dulu."

"Ya udah, kalo dia bangun kamu bikinin susu aja." Titah Ve.

"Iya mi, Cio tau."






***





Cio menidurkan Chika di kasur miliknya, tempat dimana Chika selalu tidur disana.

"Suuttsss bobo lagi sayang."

"Eughh... Papa." panggil Chika.

"Iya papa disini." Cio ikut tidur disamping Chika. Cio mengusap lembut kening Chika agar dia kembali tidur. Anak kecil itu sungguh berhati mulia, beberapa waktu yang lalu dia dibentak olehnya tapi tidak ada sama sekali rasa benci pada ayahnya itu.

"Chika mau peluk papa." Ucapnya sambil memiringkan tubuhnya menghadap Cio.

"Iya sayang." Cio mengelus punggung Chika.

(Maaf sayang, papa belum bisa memenuhi permintaan kamu untuk ketemu sama orang yang mirip mama kamu. Jujur papa bingung nak. Papa gak enak kalau harus memasukkan dia sama permasalahan yang kita punya. Papa tau dia orang yang baik, lembut dan sayang juga sama kamu. Papa harus gimana sayang?) Batin Cio.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang