17

2.4K 155 0
                                    

Typo🙏
HAPPY READING...!!!






Shani sudah sampai dirumah sakit.

"Permisi sus, pasien atas nama Chika ada di ruangan mana?" Tanya Shani.

"Pasien Chika Elvira Devinamira?" Dibalas anggukan Shani.

"Ada diruang mawar nomor 3 Bu." Lanjut suster.

"Oh iya, terimakasih sus."
Shani berjalan perlahan menyusuri setiap koridor rumah sakit, untuk mencari kamar Chika.
Ternyata ruangan Chika berada di ujung koridor sebelah kanan. Shani mencoba mengetuk pintu kamar itu.

"Masuk" ucap Veranda dari dalam.

"Siang Tan." Veranda menoleh ke arah suara. Seketika tubuhnya mematung, dia tidak percaya apa yang ada dihadapannya itu. Ternyata memang benar Shani sangat mirip dengan menantu kesayangannya.

"Shani?"

"Iya Tan"
Dengan reflek Veranda langsung memeluk Shani.

"Makasih kamu udah mau dateng." Veranda terus memeluk Shani kencang.

"Mmm...Tan"

"Eh maaf Shan." Veranda melepaskan pelukannya.
"Tante ga percaya ternyata kalian berdua sangat mirip." Lanjutnya, dia terus memandangi wajah Shani. Rasa rindu pada Anin kini sedikit terobati.

"Chika belum bangun Tan?" Ucap Shani sambil mendekati brankar Chika Shani merasakan sakit di dalam hatinya melihat Chika yang terbaring lemas. Padahal beberapa hari yang lalu dia sangat sehat dan ceria saat bersamanya.

"Belum kayanya dia lebih suka tidur daripada bangun."
Shani duduk di samping brankar Chika dia mengelus rambut dan mencium kening Chika.

"Dek, kamu kenapa bisa kaya gini?"ucap Shani pada Chika yang masih tidur.
Chika mendengar suara yang tidak asing baginya, dia membuka matanya perlahan.
Dan Chika melihat orang yang selama ini dia rindukan ada dihadapannya.

"Mamaa..."

"Hai sayang?"
Chika mencoba bangun dari tidurnya.

"Eh mau ngapain? Jangan bangun dulu dek." Ucap Shani.

"Mama hikksss hiksss. Mama kenapa pergi lagi? Mama ga sayang sama aku?" Chika mencoba untuk bangun dan memeluk Shani yang duduk disampingnya.

"Aku peluk kamu, tapi sambil boboan ya."

"Aku?" Heran Chika.

"Maksudnya Mama." Shani mulai mendekatkan tubuhnya pada Chika. Veranda yang melihat hal itu seolah Anin hadir dalam diri Shani. Chika bisa seketika tenang saat bersamanya.

"Sayang, cucunya Oma yang cantik. Kita makan dulu yu. Kamu harus minum obat." Chika menatap mata Shani. Dan Shani pun mengerti apa yang harus dia lakukan.

"Mau sama mama?" Tanya Shani, dan dibalas anggukan Chika.

"Biarin aku aja yang suapin Chika, Tan." Ucap Shani sambil meraih piring di tangan Ve.

"Beneran ga ngerepotin nak Shani?"

"Ga papa Tan, yang penting Chika mau makan."

"Makan dulu ya sayang, mama suapin. Kamu makannya harus banyak kalo mau mama suapin." Ucap Shani.

"Muwlwut Chikwa gwa enwak, Mwah." Chika menutup mulutnya.

"Itu karena perut kamu kosong sayang, jadi harus di isi. Ga papa deh sedikit juga. Yang penting perutnya ke isi." Chika tetap menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya.

"Kalo ga mau makan, mama pergi nih." Ancam Shani.

"Jangan!!! Chika mau makan mah."
Veranda terharu melihat Chika yang keadaannya terlihat mulai membaik sejak bertemu Shani. Dia semakin yakin kalau Shani bisa membuat Chika sembuh seperti dulu lagi.

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang