Johnny dan bayi(nya)

1.5K 138 2
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Renjun tengah bermain sendiri di ruang tengah. Johnny sejak beberapa menit lalu pergi ke toilet untuk menuntaskan hasratnya. Botol susu yang sudah kosong masih tersumpal apik di mulutnya, sedangkan tangannya bergerak acak memainkan lego. Johnny sempat heran dengan pikiran Jeno membelikan mainan yang menurutnya cukup rumit untuk bayi yang masih tak tahu apa-apa.

Itu masih wajar. Daripada Mark membelikan bayi laki-laki itu boneka singa. Dasar gila! Cibir Johnny.

Renjun mulai bosan lalu memerhatikan sekeliling. Matanya terpaku pada televisi menyala menampilkan sebuah drama. Menatap lamat benda itu yang biasanya menampakkan Moomin sekarang menampakkan sesuatu yang asing menurut bayi itu.

Renjun merangkak ke arah televisi masih dengan silikon botol susu menyumpal mulutnya. Bayi itu berdiri berpegangan pada lemari televisi yang tidak terlalu tinggi. Mata bulatnya menatap layar besar tersebut beserta telapak tangannya ikut menepuk-nepuk.

Tangannya mengambil botol susu di mulutnya dan memukul layar televisi dengan benda itu. Bayi memang random dan aneh, hanya melakukan hal seperti itu saja berhasil mengundang tawanya.

Johnny di dalam toilet bisa dengan jelas mendengar tawa nyaring khas bayi itu, ia bergidik ngeri.

"Apa alien itu hilang kewarasan tertawa sendiri." Gumamnya.

Kembali pada Renjun yang masih asik memukul televisi dengan botol susunya. Botol susu bukanlah benda berat, tapi jika dilakukan terus menerus pasti menimbulkan dampak.

Puk!

Puk!

Puk!

Lalu bayi itu kembali tertawa, Johnny yang telah selesai dengan urusannya tergesa-gesa keluar penasaran dengan apa yang di lakukan bayi gembul itu. Dirinya di buat tercengang dengan pemandangan di sana, layar televisi retak di satu sisi.

Johnny dengan cepat membawa langkahnya pada Renjun yang masih asik memukulkan botol susunya. Johnny menjauhkan Renjun dari televisi, bayi itu sempat terkejut menjatuhkan botolnya.

"Apa-apaan ini?!"

"Botol itu gunanya untuk mengisi perutmu bukan untuk merusak barangku!"

Renjun hanya menatap diam Johnny yang mengoceh sembari jarinya menunjuk-nunjuk pada Renjun. Bayi yang tak faham apa-apa itu terlihat acuh lalu merangkak mendekati mainannya. Membuat Johnny menggeram tertahan, tangannya ia bawa meninju angin guna menyalurkan emosinya.

"Keinginanku untuk melemparmu dari jendela semakin besar."

Tiba-tiba Johnny terdiam, melirik Renjun sebentar.

"Tapi sepertinya aman jika aku melemparmu dari balkon." Johnny bersedekap dada memerhatikan Renjun yang sibuk mengacak legonya.

"Jika orang-orang menemukanmu di bawah sana. Mereka tak akan tahu kau jatuh dari unitku. Penghuni sini juga tidak akan menaruh curiga padaku karna aku seseorang yang belum menikah." Oceh Johnny tersenyum aneh tapi sedetik kemudian terdiam.

"Tapi Taehyung tau alien ini tinggal bersama ku." Gumamnya.

"Kenapa waktu itu aku harus menitipkannya, secara tak langsung mengenalkannya pada orang. Seharusnya sudah ke lempar sejak malam dia datang."

"Aaarrrggg!!!"

Johnny mengacak kasar rambutnya.

"Aku pikir aku mulai gila."

Johnny tengah sibuk dengan pikiran gilanya itu sampai tak menyadari Renjun sudah di dekat kakinya menyodorkan botol susu.

"Mmam... mammam..."

Johnny menunduk mendengar suara Renjun. Bayi gembul itu duduk mendongak sembari mengangkat tinggi botolnya.

"Setelah merusak barangku kau sekarang minta makan?" Johnny berkacak pinggang.

"Ddi mam"

"Aku ingin sekali menghukum mu dengan tidak memberi makan tapi kau lebih merepotkan jika menangis karna lapar."

Johnny dengan malas mengambil botol dari tangan Renjun dan menuju dapur dan bayi itu merangkak mengikuti Johnny.

애기 런쥔

Johnny duduk bersandar di sofa sembari menatap televisi miliknya yang tampak mengenaskan. Melirik Renjun yang berbaring di karpet bulu, Renjun habis minum susu tentunya. Bayi itu menatap ke atas dengan tangan bergerak acak sembari mengoceh.

Terlihat menggemaskan tapi tentu saja tidak di mata Johnny yang kolot, aneh dan menyebalkan.

Sejauh ini Johnny bingung apa yang harus ia lakukan terhadap bayi manis yang tiba-tiba ada di depan unitnya itu. Hanya para temannya yang tau, bahkan ia tak berani memberi tahu keluarganya.

Johnny bisa saja membawa Renjun ke panti asuhan atau menyerahkannya ke polisi atas kasus pembuangan anak. Tapi, Taeyong mengancam akan melakukan sesuatu pada Johnny kalau sampai bayi itu tidak ada di kediamannya.

Johnny mendengus saat mengingatnya, kenapa ia dengan bodoh mengikuti perintah Taeyong. Siapa dia mengatur kehidupan Johnny, dia hanya seorang teman. Sudah lah Johnny tak ingin memikirkannya.

Fokusnya buyar mendengar tawa khas bayi menggelegar. Renjun kembali mengoceh membuat Johnny mengangkat alisnya heran. Aneh dan random, dasar bayi.

"Hey..."

Johnny memanggil tapi bayi itu masih asik dengan dunianya.

"Bayi alien"

Renjun masih tak merespon.

"Hyak! gembrot! Aku memanggil mu."

Sudahlah Johnny berasa berbicara sendiri.

"Renjun"

Dengan spontan bayi itu menoleh, Johnny sedikit terkejut dengan respon si bayi. Lalu ia mengangguk pelan.

"Yaa, namanya memang Renjun." Seingat Johnny, baru pertama kali ia memanggil bayi itu dengan namanya.

Johnny menatap diam Renjun yang bangun merangkak menghampirinya. Renjun berdiri bertumpu pada kaki Johnny. Mata bayi itu sedikit sayu mengingat malam mulai larut.

"Ddi..di.." tangan Renjun terangkat ke atas.

Johnny mengangkat Renjun ke pangkuannya. Tiba-tiba bayi itu tertawa tanpa suara hingga matanya menyipit, tanda sadar Johnny ikut tertawa.

"Jangan tertawa seperti itu." Johnny mengusap wajah Renjun. "Matamu tenggelam seperti Jeno, menyebalkan."

Renjun beralih mengusak baju Johnny sembari mulutnya bergumam. Johnny memerhatikan wajah mungil nan berisi si bayi, pipi tumpah yang selalu jadi sasaran ciuman dan cubitan gemas para temannya menarik perhatiannya.

Perlahan ia membawa wajahnya mendekat ke pipi Renjun dan akhirnya menyentuh pipi itu dengan bibirnya. Beberapa detik Johnny menekankan bibirnya pada pipi Renjun, ia menjauh dan kembali tanpa sadar tersenyum.

"Ternyata benar seperti mochi." Gumamnya.

Johnny bersandar menyamankan diri di sofa sembari memeluk tubuh Renjun. Si bayi yang memang mengantuk dengan nyaman bersandar, tapi mulutnya masih berceloteh pelan.

"Sepertinya punya bayi tidak buruk." Ujar Johnny pelan. "Tapi hidup sendiri lebih baik." Sambungnya.

"Apa ku sumbangankan saja bayi alien ini pada Taehyung. Mereka sangat cocok karna satu spesies."

Kita tinggalkan saja Johnny bersama pikiran gilanya, atau mungkin dia sudah gila?

🦊🦊🦊

Terima kasih udah baca cerita ngak seberapa ini...

📌2024

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang