Drama bayi

631 64 2
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Mereka sudah di sampai di apartemen. Tadinya Renjun tidak mau pulang katanya mau main dengan Sungchan sebagai alasan. Renjun sedang duduk di sofa cengar cengir menatap Johnny yang berdiri melipat tangan menatap Renjun.

"Sudah berkali-kali Renjun Daddy peringatkan untuk tidak keluar dari area sekolah. Tapi kenapa masih di lakukan?"

Renjun mencebikan bibirnya. "Injun kan hanya mau beli eskrim, belinya juga dekat."

"Biarpun dekat tetap tidak boleh pergi seorang diri."

"Tapi Injun kan perginya dengan teman-teman."

"Diam Renjun, dengarkan Daddy jangan berbicara dulu."

Renjun mengangguk.

"Maksudnya, jika tidak ada Daddy atau hyung yang menemani. Artinya Renjun tidak boleh keluar dari area sekolah, mengerti?"

Renjun hanya diam menatap Johnny tanpa menunjukkan reaksi apapun.

"Kalau Daddy tanya dijawab Renjun."

"Tapi tadikan Daddy bilang Injun tidak boleh berbicara."

Johnny mengatup rapat bibirnya dan menatap Renjun datar.

"Daddy jangan marah, Injun hanya pergi makan eskrim."

"Daddy juga pernah bilangkan, jangan sering makan eskrim."

Renjun memanyunkan bibirnya. "Tapi Injun ingin."

"Ya, ini yang terakhir. Besok dan lusa tidak boleh makan eskrim."

Renjun melemparkan tatapan protes. "Kenapa seperti itu?! Injun makan eskrim bukan berbuat nakal, kenapa Daddy larang-larang."

"Karna sering makan eskrim bisa membuat batuk."

"Injun tidak batuk tuh."

"Bukan sekarang, kalau nanti Injun batuk dan pilek. Daddy tidak mau mengurusmu dan mengirim mu ke rumah Halmeoni."

Ekspresi Renjun berubah seketika, bibirnya melengkung ke bawah dan air matanya mulai berjatuhan. Jiwa dramatis Renjun muncul.

"Daddy kenapa jahat sama Injun?"

Johnny hanya menampakkan ekspresi jengah, sudah hafal dengan aksi drama yang akan di buat anak itu.

"Daddy kejam~ hiks..."

"Ya ya ya~ Daddy mu ini memang kejam." Johnny sudah kebal, sudah ratusan kali kata kejam keluar dari mulut Renjun yang diutarakan padanya. "Lebih baik pergi mandi."

"Tidak! Jangan sentuh Injun!" Renjun merapatkan tubuhnya ke sofa dan mengarahkan telapak tangannya pada Johnny yang hendak mendekati anak itu.

"Hentikan bayi, kau mau Daddy marah?"

"Huaaaa Daddy kejam pada Injun! Injun akan pergi dari rumah!"

"O~ baiklah, apa mau Daddy bantu mengemas baju Injun?"

Renjun jadi kelimpungan sendiri kemauannya malah di turuti. Renjun bangun berdiri di sofa dan merentangkan tangan ke arah Johnny ingin di gendong. Johnny mendecih pelan dan membalikkan badan meninggalkan anak itu. Renjun mengusap air mata buaya nya dan melompat dari sofa mengejar Johnny.

Renjun memeluk kaki Johnny membuat pria itu berhenti berjalan. "Daddy, Injun mau cucu~" ujar Renjun dengan suara imut.

Lihatlah bakat dari seorang Renjun. Pandai mendramatisir keadaan.

"Menyebalkan." Gumam Johnny.

Ia segera membawa langkahnya ke dapur untuk menuruti keinginan Renjun, berjalan menyeret kakinya membiarkan Renjun yang bergelayutan di sana.

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang