Pindah

652 78 18
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Johnny datang ke kantor Ayahnya, sebab beliau sendiri menghubungi Johnny katanya ingin membicarakan suatu hal. Ia sudah sampai disana dan duduk di kursi hadapan Ayahnya yang menopang dagu menatap Johnny dalam diam.

Johnny tahu kok dia tampan, rupawan, baik hati nan berlimang harta. Tapi jangan sampai segitunya juga menatap Johnny, dia takut nanti Ayahnya terpesona.

-_-

Johnny tanpa sadar mendengus dan menyandarkan tubuhnya, sudah cukup lama ia sampai tapi Ayahnya masih saja diam.

"Dad, come on~! What wrong?"

Ayahnya terlihat menghela nafas. "Jeremy mengundurkan diri."

Dahi Johnny mengkerut, lalu apa hubungannya tentang pekerja Ayahnya dengan dirinya? Mungkin Ayahnya butuh teman bicara, pikir Johnny.

"Kenapa?" Respon Johnny alakadarnya.

"Dia tidak memberi alasan pasti, tapi Appa tidak bisa menahannya untuk tetap bekerja pada Appa."

Ayah Johnny mempunyai perusahaan di Chicago, mereka pernah tinggal di sana dan saat Johnny mulai memasuki Junior high school, mereka memutuskan untuk kembali ke Korea. Jadi ayah Johnny punya suruhan untuk mengatasi perusahaannya di sana.

Dulu, saat Johnny lulus kuliah ia langsung mengutarakan keinginan mengambil alih perusahaan di sana. Tapi tidak di setujui sebab Ibunya tidak mau jauh dari dirinya. Dan berakhir Johnny menjalankan salah satu perusahaan ayahnya di Seoul.

Ayahnya membasahi bibirnya dengan ragu menatap Johnny. "Jika Appa menyuruh mu untuk menggantikan Jeremy, apa kau mau?"

Ekspresi Johnny seketika berbinar, senyumnya merekah. "Benarkah? Appa tidak berbohong?" Tanya Johnny mencondongkan tubuhnya dengan mata memincing membuat Ayahnya membuat gestur ingin melempar Johnny pakai telpon kantor.

"Ya, jika kau menginginkannya."

"Tentu saja aku menyetujui. " Jawab Johnny tanpa berpikir.

Ayahnya terkejut dengan respon Johnny, anak itu langsung menyetujui tanpa berpikir. Sebenarnya Ayahnya sudah punya calon pengganti, ia tidak serius menawarkan pada Johnny. Ayahnya pikir Johnny tak menginginkan perusahaan itu lagi, mengingat itu sudah lama dan Johnny mempunyai kehidupan baru.

"Kau langsung menyetujui tanpa berpikir?"

"Ya, kenapa? Aku kan dari dulu mengincar perusahaan di sana." Jawab Johnny santai sambil memainkan berkas milik Ayahnya di atas meja.

"Kau tidak berpikir jika Eomma mu tidak mengizinkan?"

"Aku akan berusaha membujuk Eomma."

"Lupakan soal Eomma mu, pikirkan tentang Renjun. Menyesuaikan diri dengan lingkungan baru bukan hal yang mudah."

Gerakan tangan Johnny terhenti, ia menatap kosong kertas di hadapannya enggan mengangkat kepala.

애기 런쥔

Johnny pulang jam dua siang, di usia sekarang ia sudah bisa meninggalkan Renjun sendirian di apartemen. Anak itu juga patuh, kadang keluar hanya main ke unit para tetangga. Kalau di ruangan tertutup Johnny bisa tenang meninggalkan Renjun, lain hal pula jika meninggalkan anak itu di tempat umum. Pancing saja dengan makanan manis, itu cara jitu untuk menculik anak manis Johnny.

Johnny masukan pin unitnya lalu membuka pintu, suara berasal dari televisi menyapa Johnny dan Renjun sedang duduk di sofa memegang buku.

"Daddy~" sapa Renjun kala mendengar suara pintu terbuka.

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang