Masa depan?

442 68 3
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Johnny dengan emosi menggebu menatap tajam remaja di depannya. Kondisinya tidak baik, rambut dan seragam berantakan serta wajah di penuhi lebam dan bercak darah yang mengering.

"Seo Renjun..." desis Johnny. "Sekarang apa lagi?" Tanyanya pelan.

Yang di tanya mendecih pelan, ia membalas tak kalah tajam tatapan seseorang yang ia panggil Daddy.

Si kecil Johnny sekarang sudah berumur tujuh belas tahun. Tak pernah terbayangkan oleh Johnny anak angkatnya yang waktu kecil manis dan bertingkah menggemaskan tumbuh menjadi seorang remaja berandalan.

"Apa selain wajah mu terluka, telinga mu juga bermasalah?"

Renjun mendengus kasar. "Apa gunanya ku beri tahu jika respon Daddy tetap sama seperti sebelumnya."

"Seo Renjun... apa Daddy mengajarkan sikap seperti ini?"

Renjun menyandarkan punggungnya ke sofa, ia meringis pelan merasakan nyeri pada sudut bibirnya yang terluka. Sedangkan Johnny menggeram rendah berusaha menahan emosinya agar tidak lepas kendali karna sikap Renjun.

"Renjun, Daddy sedang bertanya padamu." Tanya kembali sebab anak itu hanya diam menatap kosong vas bunga di meja.

"Mereka dulu yang mulai." Ucap Renjun pelan.

"Perkara apa?"

"Masih masalah yang sama, mereka mengejek ku karna tidak mempunyai Ibu."

Johnny menghela nafas, karna itulah awal sikap Renjun berubah. Johnny sangat terkejut mendapati Renjun pulang dari sekolah dalam kondisi memar dan luka di wajahnya. Johnny juga tak menyangka Renjun terbilang pandai berkelahi. Semenjak itu, tak dua atau tiga kali Renjun pulang dalam kondisi tidak baik di sebabkan masalah yang sama.

"Abaikan saja, Renjun. Mereka hanya ingin mencari masalah untuk bersenang-senang."

"Bagaimana bisa aku mengabaikan perkataan mereka. Mereka mengejek ku karna tidak punya Ibu, mereka mengejek karna aku anak angkat, mereka bilang aku anak yang tidak di inginkan makanya aku di buang." Ujar Renjun dengan penuh tekanan.

"Jangan di ladeni, mereka akan senang melihat mu terpancing."

"Daddy tidak mengerti." Desis Renjun.

"Daddy mengerti, Daddy juga seorang berandalan di sekolah."

Renjun mengangguk pelan, menatap remeh ke arah Johnny.

"Memukuli orang senang, bukan?"

Johnny menghela nafas pelan.  "Jangan ladeni perkataan mereka, abaikan saja anggap angin lalu. Bukankah mereka akan senang dan semakin suka mengganggu mu jika kau ladeni. Jika kau abaikan, mungkin mereka akan bosan karna kau tidak merespon dan mereka akan mencari mangsa baru."

"Mudah hanya sekedar mengatakan tanpa tahu rasanya." desis Renjun sinis.

"Daddy mengatakan ini untuk menjaga dirimu, Renjun."

PRANG!

Vas bunga pecah berhamburan di lantai sebab di lempar oleh Renjun. Remaja itu melampiaskan emosinya.

"RENJUN, JAGA SIKAP MU!"

"DADDY SELALU BILANG BEGITU KARNA DADDY TIDAK MERASAKANNYA!"

PLAK!

Tidak hanya Renjun, Johnny saja terkejut telah melayangkan tangan pada Renjun. Tangan Johnny bergetar hebat, ia menatap Renjun dengan tatapan bersalah. Kepala anak itu tertoleh ke samping saking kuatnya tamparan Johnny, Renjun melirik Johnny dengan sorot terluka.

"Injun tidak menyangka hiks... ternyata Daddy sama saja dengan mereka... orang tua tidak bertanggung jawab yang telah membuang ku!"

Selepas mengatakan itu, Renjun berlari keluar. Johnny segera mengejar anak itu. Johnny sekuat tenaga berlari ketika pintu lift hampir tertutup.

"Renjun! Renjun! Maafkan Daddy, sayang. Renjun!" Johnny dengan brutal memukul pintu lift yang telah tertutup.

"Bodoh! Bodoh! Kau memang bodoh!" Johnny memukul kepalanya sendiri.

Pintu lift terbuka, Renjun menyerka pipinya dan keluar.

"Seoho benar, aku hiks... memang anak tak di inginkan. Aku pembawa sial... hiks..."

"Renjun!"

Renjun menoleh lalu ia berlari melihat Daddy nya keluar dari lift.

"Renjun! Dengarkan dulu Daddy!"

Renjun tidak memperdulikan teriakan Johnny, ia berlari tanpa memerhatikan sekitar. Di dalam pikirannya yang terpenting ia bisa lolos dari Johnny.

"Renjun! RENJUN!" Johnny berteriak histeris melihat Renjun berlari ke arah jalan raya.

TIN!

TIN!

CIIIIITT!!

BRAK!

Johnny membatu ketika sebuah mobil menyentuh tubuh Renjun sampai membuat anak itu terpental jauh dengan darah bercucuran di jalanan.

"RENJUN!"

Johnny terbangun dengan nafas terengah dan peluh membanjiri wajahnya. Tangan Johnny terulur ke meja nakas untuk menghidupkan lampu. Lalu ia menoleh ke samping, Johnny menghela nafas lega mendapati sosok mungil terlelap di sana.

"Sukurlah hanya mimpi." Gumam Johnny lega.

"Ini mimpi buruk." Johnny mengusap wajahnya dan mendekati Renjun.

Johnny menyandarkan kepalanya di lengan Renjun, tangannya menggenggam tangan yang lebih kecil. Ia memejamkan mata erat menghirup rakus oksigen, bayangan mimpi Renjun bercucuran darah masih melekat di pikirannya. Johnny takut, mimpi memang hanya bunga tidur. Tapi kita tidak tahu dengan takdir, bisa saja sebuah mimpi jadi nyata.

"Tumbuh lah menjadi orang baik, buktikan pada mereka yang membuangmu kau bisa tumbuh dengan baik tanpa mereka." Ucap Johnny pelan, ia bergerak mengecup singkat pipi Renjun.

"Jadilah orang baik walau Daddy mu ini brengsek. Eyy... tapi Daddy mu tidak brengsek, Daddy mu ini adalah orang baik hati."

Johnny memang orang baik, bukan? Buktinya ia mau menerima Renjun masuk dalam kehidupannya, ya... walau awalnya karna di paksa.

Pikiran Johnny kembali pada mimpinya, masih teringat jelas di ingatannya. Di dalam mimpi Renjun mempunyai tubuh sedikit errr... berotot? Membayangkan dan mengingatnya saja membuat Johnny bergidik ngeri. Bagaimana bisa wajah manis dan menggemaskan ini punya tubuh berotot. Mengerikan!

Johnny menyangga kepalanya dan memerhatikan wajah Renjun, tangannya mengusap rambut si kecil.

"Tidak mungkin kan, kau akan menjiplak tubuh Daddy mu ini?"

"Nanti kau pasti tumbuh menjadi submisiv cantik dan manis. Daddy mu akan menjadi Ayah siaga karna punya anak cantik."

Johnny terkekeh pelan, kemudian ia membenahi posisinya lalu memeluk Renjun. Anak itu menggeliat pelan, Johnny menepuk-nepuk pelan punggung Renjun.

"Jangan cepat besar, bayi nya Daddy."

"Karna Daddy belum siap jadi tua."

🦊🦊🦊


Terima kasih udah mampir baca cerita gak seberapa ini⚘️

📌subak@2024

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang