Ditinggal

956 91 8
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Renjun dengan mulut tersumpal silikon botol susu dengan santai melambai ke arah Johnny yang masuk mobil. Batita itu pasti mengira Johnny pergi kerja dan akan pulang pada sore hari atau malam seperti biasanya. Tapi sekarang ini Johnny akan pergi ke luar kota selama tiga hari karna ada urusan pekerjaan.

Jadi, si kecil di titipan ke rumah sang halmeoni. Setelah mobil Johnny menghilang dari pandangan, Ibunya segera membawa Renjun masuk.

"Renjunie sudah makan bersama addy?"

Renjun hanya mengangguk sebab mulutnya masih tersumpal. Ibu Johnny membawa langkahnya ke ruangan khusus untuk Renjun bermain. Walau tak tinggal disana, Ibu Johnny membuatkan tempat khusus untuk si cucu. Ruangan itu penuh dengan berbagai macam mainan.

Ingat dengan hadiah puluhan Moomin dari Lisa? Moomin berukuran besar itu hampir memakan setengah ruangan kamar tamu di apartemen Johnny. Jadi, Moomin yang berukuran besar yang tidak diperlukan Renjun, Johnny simpan di rumah Ibunya. Bahkan bersama beberapa mainan Renjun yang didapatkan dari kado ulang tahun ikut disimpan disana.

Setelah diturunkan, Renjun melempar botolnya ke lantai dan berlari ke arah para Moomin besar tergeletak dilantai. Si batita tertawa sembari memeluk kaki Moomin itu.

"Hihihi~ Min Jun saaa"

"Renjun diam di sini sebentar ya, Halmeoni mau mengambil cemilan dulu."

Renjun hanya menengok sekilas tanpa bereaksi melihat Halmeoni nya keluar. Kalau itu Johnny pasti Renjun akan mengikuti, bahkan ke kamar mandi sekalipun.

Seperti batita pada umumnya, Renjun sibuk dengan mainannya dan berakhir mulai bosan. Ia melihat pintu yang dibiarkan terbuka, melemparkan mainan yang ia pegang lalu bangkit berjalan keluar.

Kepala Renjun menengok ke kanan ke kiri ruangan besar disana. Karna selalu dijaga para hyung nya atau dibawa Johnny ke kantor, membuat Renjun jarang bersandang ke rumah Halmeoni nya.

Renjun mulai berjalan menelusuri rumah besar itu, ia sampai di ruang tengah. Mata Renjun berbinar saat melihat tangga, hal itu sedikit unik dimata si kecil karna apartemen satu lantai yang ia tinggali tidak ada tangga.

Renjun mendongak tinggi, menatap kagum pada deretan anak tangga. Perlahan Renjun merangkak untuk menaiki tangga. Satu persatu anak tangga dilewati dengan tawa cekikikan khas si kecil. Tinggal beberapa anak tangga lagi Renjun berhenti, batita itu secara pelan-pelan duduk. Renjun menatap kagum sekitarnya, dari atas sana ia seakan bisa melihat apa saja, kakinya bergoyang kecil sembari bertepuk tangan riang.

"Hihihihi~~~" Renjun terkikik sembari menutup mulutnya pakai kedua telapak tangannya.

Puas dengan itu, Renjun kembali merangkak menuju lantai atas. Menatap sebentar ruangan yang terasa sangat sepi itu. Kaki kecilnya mulai melangkah sampai matanya menangkap seekor buntalan bulu yang sedang berlarian.

"Maw! Maw!" Seru Renjun berlari mengejar anak kucing yang ia lihat. Si anak kucing yang merasa terancam berlari dan berakhir ke bawah meja.

Renjun tengkurap di lantai mengintip bawah meja ada si kucing yang sedang meringkuk takut.

"Mauuuwww!"

Sembari membawa mangkuk berisi cemilan sehat untuk Renjun, dengan santai Ibu Johnny masuk dan meletakkan mangkuk itu diatas meja.

"Renjun?" Ia menatap sekitar yang sepi tanpa ada keberadaan cucunya.

"Kemana dia? Renjun!"

Ibu Johnny langsung keluar dari ruangan itu untuk mencari Renjun didalam rumah. Ia tidak khawatir, Renjun pasti berada dikawasan dalam rumah sebab pintu utama dan belakang ditutup. Hanya saja takut anak itu melakukan sesuatu yang berbahaya, menjatuhkan barang contohnya atau naik tangga. Mengingat itu membuat Ibu Johnny tergesa-gesa ke arah tangga.

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang