Lantai nakal

1K 104 4
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Renjun 1.5 tahun.

Di usia ini Renjun sudah bisa berbicara walau hanya beberapa patah kata. Tentu saja pengucapan si batita belum sempurna, bahkan ia suka salah menyusun kosakata untuk mengungkapkan sesuatu. Tapi batita itu cukup faham dengan bahasa orang-orang, kadang orang-orang yang tak faham dengan bahasanya.

Setelah chapter sebelumnya jangan harap sifat Johnny berubah. Pria itu masih sama, tapi tenang saja karna Johnny tentu menyayangi Renjun. Johnny itu sok tsundere, mau merawat Renjun sampai saat ini. Kalau bukan karna menyayangi si manis, apa namanya?

Saat ini Renjun sedang menonton televisi sedangkan Johnny memotong buah untuk Renjun. Sebagai sogokan agar si batita tidak mengganggu tidurnya.

"Anyong gu dul~ nyong gu dul!"

Anak itu menari-menari mengikuti acara televisi, kemudian berubah jadi iklan, melihat itu Renjun duduk dikarpet. Tapi ia kembali berdiri dan mendekati televisi saat ada iklan eskrim.

"Di! Kim jun uuu!"

"Huh? Kim junwoo? Siapa itu?"

"Di! Kim.. di kim.. jun uuu!"

Johnny mengangkat pandangannya melihat Renjun yang berseru, sepertinya Johnny mulai faham dengan kosakata si balita.

"Renjun mau eskrim?" Itu yang di maksud si batita.

"Kim jun u!"

"Mau Renjun, katakan mau"

"Au.."

"Ma"

"Ma.."

"U"

"Uuu" bibir Renjun monyong seperti bebek.

"Mau"

"Mau.."

"Anak pintar."

"Renjun"

"Njun.."

"Mau"

"Mau..."

"Eskrim"

"Kim.."

"Renjun mau eskrim"

"Jun au kim"

Johnny tersenyum puas karna Renjun pandai mengikuti perkataannya. Renjun merengek saat berbalik iklan eskrim sudah habis menampakkan iklan lain.

"Huuuu.. kim jun lang..."

"Tidak hilang tapi iklannya berganti."

"Dii.. Kim jun au"

Johnny mendatarkan ekspresinya saat Renjun kembali pada kosakata anehnya. Johnny membawa mangkuk kecil yang sudah berisi berbagai macam potongan buah. Menarik Renjun agar duduk dan memberikan mangkuk itu di pangkuan si batita. Setelah itu Johnny berjalan ke kamar guna mengambil bantal untuk tidur disofa.

Renjun terus memasukan buah ke dalam mulutnya sambil matanya fokus ke televisi. Begitu seterusnya sampai mangkuk itu kosong, ia menengok mangkuknya lalu menoleh pada Johnny yang sudah terlelap pulas disofa. Bahkan ditemani dengkuran nyaringnya.

"Didi icik"

Renjun meletakkan mangkuk di sampingnya lalu kembali fokus pada televisi. Tak lama batita itu bangkit menghampiri sang Daddy. Ia menatap lamat Johnny yang tidur dengan mulut terbuka mengeluarkan suara dengkuran.

"Didi.. cucu jun au.." Renjun menguncang tubuh Johnny yang tak bergerak sedikit pun.

"Didi! Cucu jun!" Pekik Renjun.

Tak ada respon dari sang Daddy, Renjun memasukkan tangannya ke dalam mulut Johnny. Pria itu menyerngit lalu menarik tangan Renjun, bukannya bangun Johnny malah menyamankan posisinya. Renjun mengusapkan tangannya yang basah bekas air liur ke baju Johnny lalu memukul kuat perut Johnny sukses membuatnya bangun.

"Ssshh..." Johnny meringis mengusap perutnya lalu menatap Renjun.

"Cucu.." ucap anak itu dengan tatapan polosnya.

"Ambil botolmu di kamar."

Renjun langsung berlari ke arah kamar.

"Jatuh tau rasa." Gumam Johnny beranjak duduk.

Renjun keluar dari kamar masih berlari, tiba-tiba anak itu jatuh tersungkur ditengah acara larinya. Johnny hanya diam memerhatikan tanpa mau beranjak untuk membantu. Renjun bangkit lalu duduk, batita itu ngebug sebentar, beberapa detik kemudian Renjun memegang antara kening dan hidungnya yang kena benturan. Bibirnya perlahan mulai mencebik karna rasa sakit mulai terasa.

"Jun atuh.. huks.."

"HUWAAAAAAA"

Tangis Renjun pecah begitupula dengan tawa Johnny. Pria Seo itu hanya merasa lucu melihat wajah merah dan jelek Renjun saat menangis. Tak mendapat bantuan dari sang Daddy, Renjun bangkit menghampiri Johnny sambil mengusap keningnya sendiri.

Poor Renjunie mendapatkan ayah seperti Johnny:(

"Hiks.. hiks..."

Johnny mengusap wajah Renjun yang basah masih dengan sisa tawanya.

"Hiks.. didi.. hiks.. ntay kay.. huhuuu.."

"Lantai tidak nakal, kau yang jatuh sendiri kenapa menyalahkan lantai."

Srooottt

Renjun menyedot ingusnya sambil mengusap matanya yang memburam karna air mata.

"Njun kay aniya.. hiks.. hiks"

"Renjun itu anak nakal"

Renjun menghentakan kakinya sambil menggeleng brutal.

"Njun kay aniya!" Pekik Renjun kembali menangis.

"Ya ya ya, Renjun tidak nakal"

Renjun berusaha menghentikan tangisnya.

"Njun kay aniya?"

"Iya Renjun tidak nakal" jawab Johnny malas.

"Ntay kay?"

"Iya, lantai nakal"

Renjun mengangguk. "Cucu njun..." Renjun menunjuk botolnya yang tergeletak mengenaskan di lantai.

Johnny menghela nafas lalu bangkit, mengangkat Renjun ke sofa lalu beranjak untuk membuatkan Renjun susu.

"Mengganggu tidurku saja, dasar rubah kecil." Bisiknya.

Renjun masih sesegukan, batita itu terus menerus mengusap air matanya yang tak henti keluar. Tak lama Johnny datang dengan sebotol susu, ia membaringkan Renjun lalu menyodorkan susunya. Johnny ikut duduk menepuk pelan paha Renjun yang masih saja sesegukan, bahkan seluruh wajah dan rambut depannya basah.

"Didi.. hiks.."

"Apa?"

"Cucu..."

Johnny menyerngit, ada apa dengan susunya? Perasaan Johnny sudah benar membuatnya.

"Hiks.. enak.. huhuuu"

Dengan ekspresi datar sedatarnya Johnny menyumpal mulut Renjun yang mengeluarkan isakan kecil dengan silikon botol susunya.

"Selama ini bertahan hidup dengan cairan itu, bisa-bisanya baru kepikiran mengatakan susu itu enak." Ucap Johnny menggeleng heran.

🦊🦊🦊

Draf nya ketinggalan satu jdi aing apdet

Terima kasih udah mampir dan baca cerita gak seberapa ini⚘

📌subak@2024

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang