Kue celup kopi

751 99 5
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Pagi-pagi Johnny sudah membawa Renjun berkeliaran di sekitar apartemen hanya karna kopi. Persediaan kopi di rumah habis membuat Johnny tak bisa menyeduh minuman itu sendiri di rumah. Ia juga harus menahan hasrat nya untuk minum kopi menunggu cafe buka.

Keduanya bahkan belum mandi. Johnny hanya memakai kemeja dan celana training di lapisi coat, sedangkan Renjun masih pakai piyama di tambah jaket tebal serta kupluk mengingat udara di pagi hari begitu dingin.

Johnny membetulkan posisi Renjun di depannya yang melekap seperti anak monyet. Batita itu juga menyembunyikan wajahnya di dada Johnny sebab ia kedinginan.

Suara bel berbunyi ketika Johnny membuka pintu cafe yang ia singgahi. Suasana dan hawa hangat langsung menyambut keduanya, Renjun mengangkat kepala dan mengedarkan pandangannya.

"Pesan apa, Tuan?"

"Espresso satu."

"Baiklah, silahkan tunggu."

"Daddy..."

Johnny menunduk merasakan kerah bajunya di tarik.

"Apa?"

"Itu." Jari Renjun menunjuk etalase dessert. "Injun mau kue." Sambungnya.

Johnny membawa langkahnya mendekat. "Mau yang mana?" Tanya Johnny.

Renjun memperhatikan berbagai macam dessert di dalam sana. Sampai matanya tertarik pada cupcake di bentuk dan di hiasi seperti semangka.

"Injun mau yang itu." Tunjuknya.

"Tolong ambilkan yang ini satu." Ujar Johnny pada pelayan yang sedari tadi sigap melayani.

"Injun juga mau itu." Renjun menunjuk pada cake berukuran sedikit besar.

"Ini masih pagi jangan makan terlalu banyak." Tegur Johnny membuat Renjun memajukan bibirnya.

"Tidak boleh makan yang becal becal?" Tanya Renjun di angguki Johnny.

"Yang kecil-kecil boleh?" Tanyanya lagi di angguki Johnny.

"Eum... Injun mau yang itu, itu, itu, itu, itu, itu, itu, itu, itu, itu, itu, itu, itu saja."

Johnny di buat terperangah karna Renjun menunjuk semua cupcake. Ia memang mengizinkan membeli yang kecil tapi tidak juga semuanya. Karyawan perempuan itu tertawa kecil melihat interaksi Ayah dan anak itu.

"Jangan banyak-banyak, bayiiiiiii." Ujar Johnny gemas ingin meremas Renjun.

"Satu saja." Ujar Johnny membuat Renjun berseru protes.

"Injun mau itu jugaaaaa, yang cetelobeli!" Serunya menunjuk cupcake merah mudah dengan hiasan stroberi di atasnya.

"Ya sudah dua saja." Putus Johnny.

Singkat cerita keduanya sudah duduk dengan makanan dan minuman masing-masing. Renjun duduk di pangkuan Johnny mengamati cupcake semangka itu sebelum memakannya. Renjun menggigit rakus sampai belepotan di sekitar mulutnya. Ia mengunyah dengan semangat tapi tiba-tiba kunyahannya melambat, keningnya mengkerut dalam lalu ia menoleh pada Johnny yang baru saja meminum kopinya.

"Daddy."

"Hm?" Johnny mengusap bibir atas Renjun pakai jempol lalu mengulumnya.

"Napa lacanya tidak cepeti cubak?" Tanya Renjun bingung.

"Karna tidak di buat dari subak." Jawab Johnny membuat Renjun mengerjapkan matanya lalu ekspresi berubah kesal.

"Huh! Kue nya tipu-tipu." Ujar Renjun menyimpan cupcake tinggal setengah itu ke atas meja lalu mengambil cupcake satunya.

"Habiskan yang itu dulu." Tegur Johnny.

Renjun menggeleng sebab ia sedang mengunyah. Setelah menelan batita itu menoleh pada Johnny.

"Itu buat Daddy saja." Ucapnya.

"Daddy tidak suka."

"Daddy cukanya apa?"

"Kopi." Jawab Johnny singkat.

Renjun mengangguk-ngangguk, ia meletakkan cupcake stroberi yang ia pegang lalu mengambil cupcake tadi. Renjun melepas cup kue nya lalu memasukkannya kue nya ke dalam cangkir kopi milik Johnny membuat sang empunya melotot.

"Daddy kan cuka kopi, kue nya cudah laca kopi." Ujar Renjun tersenyum tanpa bersalah lalu dengan santai memakan cupcake nya mengabaikan Johnny yang naik pitam.

Pria itu hanya menatap datar kue yang mengembang di dalam cangkir.

"Injun pintal kan, Daddy?" Tanya Renjun tanpa menoleh sebab si batita sibuk dengan dessert nya.

"Ugh! Pintar sekali." Johnny berucap sembari menoyor kepala belakang Renjun sampai membuat kening batita itu membentur meja di hadapannya.

"Daddyyyy!"

"Eh maaf maaf." Johnny langsung mengusap kening Renjun. Ia tak bermaksud mendorong kepala batita itu sampai terbentur.

"Cakit!" Seru Renjun menoleh.

"Pfffftttttt...."

Johnny menahan tawa ketika Renjun menoleh, yang membuat Johnny ingin tertawa adalah kondisi batita itu. Cupcake yang Renjun pegang menghiasi wajah terutama di bagian hidung dan mulut batita itu, mungkin karna dorongan Johnny tadi. Johnny tak lagi mampu menahan tawa ketika secuil kue jatuh dari lubang hidung Renjun.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA--uhuk! Uhuk!.. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"

Pekerja cafe serta beberapa orang yang ada di sana menatap aneh seorang pria sedang tertawa terbahak-bahak dan juga seorang batita di pangkuannya menunjukkan ekspresi kesal dengan wajah berantakan karna kue.

🦊🦊🦊

Terima kasih udah mampir dan baca cerita gak seberapa ini⚘

📌subak@2024

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang