Akhir cerita

810 99 37
                                    

Selamat membaca
.
.
.

"Kalau Mama meminta untuk tinggal bersama Mama, apa Renjun mau?"

Bukan sebuah jawaban yang Wendy dapatkan, hanya kebisuan sang anak.

Lama terdiam, secara perlahan bibir Renjun tertarik ke atas menciptakan sebuah senyuman. Renjun menggenggam tangan Wendy, tersenyum manis pada Ibunya.

"Mama... Injun memang menginginkan kehadiran seorang Mama. Tapi... meninggalkan Daddy untuk bersama Mama, maaf... Injun tidak bisa."

Wendy mengulas senyum, jawaban Renjun sesuai harapannya. Wendy tentu tidak serius dengan ucapannya, ia masih punya rasa malu dengan seenaknya tiba-tiba ingin merenggut Renjun setelah apa yang ia perbuat selama ini.

"Maaf ya, Mama." Renjun berujar dengan ekspresi bersalah sembari menggenggam tangan sang Ibu.

Wendy menggeleng pelan, tersenyum lembut sembari mengelus pipi Renjun. "Jangan merasa bersalah begitu, lagipula Mama hanya bercanda."

Wendy cukup sadar diri untuk itu, mendapatkan maaf dan ruang damai saja sudah ia sukuri. Ia tak mau lagi kembali menjadi orang jahat untuk kedua kalinya dengan merengut kebahagiaan orang lain. Renjun hidup dengan baik bersama keluarganya sekarang.

"Kasihan Daddy mu jika di tinggal sendiri, sudahlah makin tua, sendirian, menyedihkan." Ujarnya Wendy dengan ekspresi prihatin.

"Hum! Benar!" Renjun mengangguk semangat. "Halmeoni bilang Daddy sudah tua! Harus di jaga dan di temani! Kasihan kalau nanti Injun tinggal nanti matinya tidak ketahuan kata Halmeoni!"

Astaga... semoga Johnny tidak mendengar ini.

애기 런쥔

Empat bulan semenjak pertemuan itu. Hidup Renjun sekarang lebih berwarna, lebih tepatnya kebahagiaan Renjun sekarang lengkap dengan sosok Ibu yang ia dambakan. Untuk masalah itu kedua belah pihak memilih untuk berdamai. Alasan di balik kelakuan Wendy masih bisa di terima dan di maafkan.

Berdamai adalah satu-satunya jalan, melupakan masa lalu dan membuka lembar baru untuk ke depannya. Toh, Renjun juga tidak masalah. Anak itu malah senang sekarang memiliki seorang Ibu.

Bahagia untuk Renjun, sensara untuk Johnny.

Hey! Johnny kesal ya, sekarang anak manisnya sering di culik! Terakhir kali Renjun tinggal bersama Wendy selama dua minggu. Dua minggu! Bayangkan itu!

Membuat Johnny uring-uringan, Johnny sudah terbiasa hidup bersama Renjun. Sehari tidak melihat Renjun dalam jarak pandang saja Johnny tidak sanggup. Apalagi di tinggal oleh Renjun, Johnny tak dapat membayangkan. Terkadang Johnny tidak menyangka dengan jalan hidupnya, tiba-tiba mengurus seorang bayi yang tak ada hubungan darah dengannya. Bahkan mampu membesarkan anak seorang diri.

Johnny tidak akan pernah merasa menyesal telah menerima si manis dalam hidupnya.

Sekarang ini Johnny sedang berdiri di depan cermin merapikan setelan jas hitam yang melekat di tubuhnya. Ia akan menghadiri pesta pernikahan Wendy.

Ah ngomong-ngomong, Wendy melangsungkan pernikahan pekan lalu di Kanada dan turut mengadakan pesta pernikahan di Korea. Waktu itu kedatangan Wendy ke Korea bukan hanya menemui Renjun. Ia juga langsung bertemu dengan keluarga tunangannya.

Senyum lebar Johnny tak kunjung luntur sejak berangkat hingga sampai di tujuan membuat Ibunya bergidik ngeri. Johnny merasa senang karna ia akan bertemu Renjun. Semenjak kedatangan Wendy lima hari lalu, anak itu kembali tinggal bersama Ibunya. Membuat Johnny ikut menginap di rumah Ibunya karna merasa kesepian sendirian di apartemen

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang