Pacar

962 95 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Pulang dari kantor Johnny ingin langsung men-istirahatkan tubuh dan pikirannya, semalam ia bergadang menemani Renjun bermain dan di kantor sedang ada masalah. Johnny pusing dan lelah, tapi lihatlah anak manis itu terus mengikuti langkah Johnny sembari berseru mengajak main.

Masuk ke dalam kamar sembari membuka jas dan dasinya lalu melemparnya asal, ia ingin segera berkencan dengan kasur.

"Daddy, ayo main!"

"Sendiri kan bisa"

"Tidak mau"

Johnny yang hendak naik ke tempat tidur menghela nafas lelah ketika Renjun malah gelenjotan di kakinya.

"Mau bermain?"

"Hum!" Renjun mengangguk.

"Renjun menghitung dan Ddaddy bersembunyi."

Renjun langsung mengangguk brutal, ia pernah main permainan tersebut saat di Daycare.

"Menghitung di luar dan hitung sampai seribu."

Renjun yang sudah berjalan berhenti lalu menoleh.  "Injun tidak bisa hitung banyak"

"Ya sudah sampai seratus."

Renjun mengangguk dan berlari keluar. Balita itu jongkok di dekat pintu kamar dan mulai berhitung.

"Satu... dua... tiga... empat..."

Mendengar itu Johnny naik ke tempat tidur dan langsung menutup seluruh tubuhnya pakai selimut. Menyamankan tubuhnya dan memejamkan mata, tapi suara si kecil sedang berhitung sungguh mengganggu.

"Delapan belas... eee... berapa lagi?"

"DADDY! HABIS DELAPAN BELAS BERAPA?"

Hening...

"DADDY!"

Tidak mendapat sahutan membuat Renjun bangkit berjalan ke kamar. Balita itu tersenyum lebar melihat  gundukan di tempat tidur. Renjun berlari lalu naik ke tempat tidur dan menduduki tubuh Johnny.

"Daddy ketemu!"

Johnny meringis, baru beberapa detik merebahkan tubuhnya sudah diganggu. Selama Renjun masih di rumah, ia tidak akan bisa tidur. Johnny menyibak selimut dan bangkit membuat Renjun terjatuh ke kasur. Kemudian bangun dan menggendong Renjun.

"Sekarang Daddy yang hitung dan Injun sembunyi"

Johnny tidak menjawab.

"Kita mau kemana?" Tanya Renjun sebab Daddy nya berjalan ke arah pintu.

"Ke pasar gelap."

"Mau apa?"

"Menjual bayi rubah."

Kening Renjun mengkerut. "Daddy ada pelihara rubah?"

"Ada, umurnya sudah empat tahun jadi cukup umur untuk di jual."

Renjun mengangguk-ngangguk sok mengerti. "Nanti Njun mau lihat bayi rubah nya. Ya, Daddy."

Johnny hanya mendengus tanpa mau menjawab. Sesampainya di depan pintu unit sebelah, Johnny menekan bel dan tak butuh waktu lama pintu terbuka menampakkan Jessica memakai apron.

"Oh kalian, mau menitipkan Renjun?"

Johnny mengangguk dan menurunkan Renjun. Balita itu langsung berlari masuk melihat Sungchan bermain di ruang tengah.

"Aku sedang sakit kepala, tolong jaga Renjun sebentar."

Jessica mengangguk lalu menutup pintu saat Johnny mulai beranjak. Wanita itu kembali ke dapur untuk melanjutkan kegiatannya. Ia tersenyum gemas melewati Renjun dan Sungchan yang sedang berpelukan. Ah tidak, terlihat Renjun yang sedang memeluk dan Sungchan yang berusaha melepaskan pelukan Renjun yang terlalu erat.

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang