Belanja

1K 91 3
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Saat ini Johnny dan Renjun berada di supermarket, membeli beberapa bahan makanan yang habis. Johnny mendorong trolley dengan Renjun di gendongan dada. Mau tahu sesuatu tidak?

Alasan pria Seo itu tiba-tiba dengan sukarela mengendong Renjun adalah di puji wanita cantik. Tadi saat di parkiran, Johnny yang berjalan di parkiran dapat pujian dari seorang Ibu muda. Wanita cantik yang menggendong bayi berumur lima bulan tersebut mengatakan Johnny terlihat sexy dan hot  saat mengendong bayi.

Sontak pujian itu membuat Johnny senang. Ia bahkan rela membawa beban berat badan Renjun mengitari supermarket. Padahal ia sering mengeluh kalau lama mengendong Renjun, hiperbola sekali bapak satu itu.

Bahkan saat ini saja, Johnny kadang bersombong diri saat beberapa wanita yang juga sedang belanja melirik ke arahnya.

Mereka pasti terpesona kepada ku.

Percaya diri sekali padahal mereka melirik Renjun yang asik berceloteh riang mengundang perhatian. Ya... walaupun ada beberapa yang tertarik pada Johnny. Oke lupakan!

Di dalam trolley sudah ada beberapa barang yang di butuhkan. Sekarang mereka ada di rak sereal, Johnny sibuk memilih yang mana ingin ia beli. Ngomong-ngomong, Renjun di gendong ke arah hadapan Johnny bukan ke arah depan seperti biasa. Bayi satu tahun itu sudah berjalan tentu saja sangat hiperaktif. Renjun bisa saja akan memberontak ingin turun melihat pemandangan di depan sana, jadi Johnny arahkan saja wajah manis si bayi ke dada bidangnya di balik baju yang ugh~ Oke lupakan part 2 :v

"Di.. mamam" Renjun mengarahkan squishy bentuk donat yang ia pegang ke depan mulut Johnny.

Johnny membuka mulut pura-pura memakan benda itu. "Aaa um! Nyam nyam~." Hal itu membuat Renjun tertawa girang sembari menggerakkan kedua kakinya.

Setelah memasukkan sereal yang Johnny pilih ke dalam trolley, Johnny melihat barang apa saja yang sudah ia beli. Semua barang yang dibutuhkan sepertinya sudah ada, hanya tinggal buah dan sayuran hijau untuk Renjun. Johnny pun mendorong trolley  untuk pergi ke tempat sayuran.

"Akh!"

Johnny memekik tertahan saat tangan Renjun yang bergerak acak mengenai wajahnya.

"Diam Renjun, kau ini aktif sekali."

Renjun mana peduli, bayi satu tahun itu asik dengan kegiatannya menoleh ke kanan kiri melihat beragam barang di sana.

"Diiiiii uuuuu!"

Saat melewati lorong yang di penuhi rak makanan ringan. Tiba-tiba Renjun menggerakkan tubuhnya sambil menunjuk ke arah sesuatu.

"Apa?" Johnny berhenti dan mengikuti arah telunjuk Renjun, setelah tau apa yang di tunjuk bayi itu, Johnny melanjutkan langkahnya membuat Renjun memberontak dan merengek.

"Uaaaaa.. diii uuuuuu..."

Johnny berhenti dan menghela nafas kasar saat gerakan tubuh Renjun semakin brutal. Bayi itu terus berseru sembari tangan memukul pundak Johnny.

"Kau tidak boleh makan itu."

Yang di tunjuk si bayi adalah gummy bear. Renjun sebenarnya tidak tau barang apa yang ia tunjuk. Hanya saja gambar gummy bear dibungkusannya yang menarik perhatian si bayi.

"Jangan melakukan banyak hal, di depan parkiran ada tempat sampah besar. Aku bisa saja langsung membuangmu di sana." Ucap Johnny pelan, tentu saja ia tak mau perkataan kejinya itu di dengar banyak orang di sana. Bisa-bisa hilang kesan hot Daddy nya.

Karna gerakan dan rengekan Renjun semakin kuat, Johnny memundurkan langkahnya meraih sebungkus gummy bear itu. Dengan ajaib membuat Renjun diam, tapi ia kembali merengek saat Johnny hendak memasukkannya ke dalam trolley. Johnny tak faham kalau Renjun ingin memegangnya.

Johnny sempat bingung, mengangkat bungkus itu di hadapan Renjun, si bayi tertawa sambil meraih barang yang ia inginkan. Memeluk bungkusan itu lalu mendongak menunjukan tawa lebar sampai matanya menghilang, gigi yang belum lengkap itu menambahkan keimutan senyum si bayi.

Johnny terkekeh pelan sambil mengusap wajah Renjun agar menghilangkan cengiran imutnya. Sedetik kemudian ekspresinya berubah datar.

"Menjengkelkan sekali" bisiknya.

애기 런쥔

Setelah selesai membeli semua kebutuhan, mereka sekarang berada di kasir. Johnny dalam diam memerhatikan penjaga yang menghitung barang. Sedangkan Renjun dengan sejuta tingkahnya sedang mendongak melihat langit-langit supermarket membuat Johnny memegang punggung Renjun. Tangannya ikut terangkat ke atas dan mulutnya bergumam, kadang membuat Johnny heran sendiri pada hobi si bayi yang suka sekali melihat ke atas.

"Anakmu manis sekali." Ucap wanita paruh baya yang mengantri di belakang Johnny.

Johnny menoleh dan tersenyum tipis. "Terima kasih."

"Istrimu pasti sangat beruntung mendapatkan suami yang mau belanja dan menjaga anak."

Johnny tersenyum paksa. "Aku orang tua tunggal."

Raut sumringah si wanita itu berubah drastis. "Oh maafkan aku." Sesalnya. "Sayang sekali kalian cerai, dia meninggalkan suami tampan dan bayi yang menggemaskan." Ocehnya, lagi-lagi hanya dibalas senyuman paksa Johnny.

Cerai apanya, aku belum menikah! Seru Johnny dalam hati sambil tersenyum paksa.

Sukur saja barangnya sudah selesai di hitung agar Johnny cepat-cepat pergi dari sana meninggalkan asumsi sok tau orang-orang. Setelah selesai membayar, Johnny langsung menenteng dua plastik besar itu. Berjalan santai keluar dari supermarket ditemani tingkah sok ramah si bayi. Renjun melambaikan tangan heboh kepada orang-orang di sana. Tak lupa mulutnya bersuara nyaring membuat siapa saja menoleh. Membuat Johnny yang terus di perhatikan ke penjuru jalan menuju parkiran jadi risih sendiri.

Johnny yang kaku dan pendiam semesta hadirkan seorang bayi periang dan terlampau aktif:')

🦊🦊🦊

Terima kasih udah mampir dan baca cerita gak seberapa ini...

📌2024

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang