Liburan yang gagal

469 53 7
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Pagi-pagi buta bahkan Johnny dan Renjun masih tidur, ada yang bertamu. Menekan bel brutal dan ponselnya terus berdering ternyata ulah para manusia tidak berguna. Johnny masih dalam keadaan setelah sadar membuka pintu dan langsung di trobos oleh mereka. Masuk dengan rusuh menuju kamar mencari sosok Renjun. Dan Renjun hanya diam pasrah tangannya di gandeng erat oleh Jaemin membawa dirinya ke sana ke sini.

"Kalian tidak bisa membawanya tanpa izin dari ku." Ujar Johnny kala mereka mengatakan ingin membawa Renjun liburan ke China.

Hey! Renjun masih di masa sekolah! Ini bukan masa liburan di mana mereka bisa seenak ramnyeon buatan Chenle ingin membawa Renjun pergi.

"Siapa bilang? Kami tidak butuh izin dari mu yang penting Injunie setuju." Jawab Jeno.

Mereka membagi tugas, Jeno mengatasi Johnny, Haechan sedang mengemas barang Renjun, Jaemin sedang mengurus remaja itu yang masih planga plongo belum faham keadaan dan Mark eum... yang satu ini sungguh tidak ada gunanya. Si tengah Lee itu hanya duduk di tepi kasur sambil memakan potongan semangka yang sempat-sempatnya ia bawa dari rumah.

"Renjun harus sekolah." Ujar Johnny.

"Kami sudah meminta tolong pada Taeyong Hyung untuk meminta izin pada sekolah Renjun." Jawab Jeno merentangkan tangan di ambang pintu menghalangi Johnny agar tak bisa masuk.

"Taeyong membantu kalian?!" Beo Johnny tak percaya. Bisa-bisanya orang waras seperti Taeyong membantu ulah tak bermutu para manusia ini.

"Sudahlah, Hyung. Izin kan saja, kau tidak tega pada kami yang sudah lama tak menghabiskan waktu bersama Renjun?" Celetuk Mark.

"Tidak!" Jawab Johnny datar.

"Cih, percuma aku memelas." Sinis Mark kemudian dengan beringas memakan semangkanya.

Tiba-tiba Johnny teringat sesuatu, lalu bersedekap dada menatap Jeno remeh. "Kalian tidak bisa membawanya karena aku tak akan menyerahkan paspor milik Renjun."

Raut wajah Jeno terlihat terkejut tapi sedetik kemudian ia tersenyum angkuh sembari menunjukkan sesuatu pada Johnny.

"Darimana kau dapatkan itu?!" Seru Johnny melebarkan matanya saat paspor milik Renjun ada di tangan Jeno.

"Ternyata jadi adik Taeyong Hyung ada untungnya juga." Ucap Jeno menggerakkan alisnya.

Johnny baru ingat, dua bulan yang lalu Taeyong sempat mengajak Renjun ke Jepang untuk menemui Yuta. Dan ia lupa paspor milik Renjun masih di tangan Taeyong. Johnny mengerang kesal sambil mengacak rambutnya frustasi. Di saat ia tengah memperjuangkan Renjun, dan anak itu masih dalam mode ngebug dengan muka bantalnya.

"Ck! Kalian ini sebesar raksasa berada di tengah jalan." Ujar Jaemin mendorong tubuh Jeno lalu keluar menggandeng Renjun.

Johnny beralih mengejar Jaemin. "Apa yang ingin kau lakukan?" Cegat Johnny saat Jaemin ikut masuk ke kamar mandi.

"Tentu saja mau memandikan Injunie." Jawab Jaemin enteng.

"Kau mau ku mutilasi?"

"Kejam sekali kau, Hyung. Lihat Renjun," tunjuk Jaemin pada Renjun yang menguap lebar. "Melihat keadaannya tentu saja aku ingin membantunya mandi."

Johnny tak merespon, ia merampas handuk dari tangan Jaemin lalu melemparnya pada Renjun. "Cepat mandi, rubah. Nanti terlambat ke sekolah." Suruh Johnny.

"Injun masih mengantuk. Daddy, mandikan Injun." Ujar Renjun merentangkan tangan pada Johnny.

"Tidak! Tidak! Jangan memperlihatkan tubuh indah mu pada si tua bangka ini." Seru Jaemin tak terima.

It's Baby Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang