"Sachi, ini Tuan N. Dan Tuan N, ini Sachi." Madam Rose memperkenalkan sakit dan selaku pria yang akan menjadi pelanggan pertama bagi Sachi.
"Tuan N?" Sachi berkedip lambat, menatap pria dengan sebagian wajah ditutup kain warna hitam, pakaian serba hitam, serta memakai topi bulat hitam di kepala.
Seingatnya adegan itu tidak pernah ada dalam cerita flashback novel atau mungkin tidak tercantum? Ah, ini mimpi. Hampir saja ia lupa.
Madam Rose tersenyum lalu mendekat dan berbisik. "Tundukan kepalamu, sayang."
Tanpa menunggu Sachi melakukannya, Madam Rose segera menundukkan kepala Sachi dengan tangan tepat setelah memerintahkan gadis itu untuk melakukannya.
Madam Rose lalu mendekat pada Tuan N yang menggunakan penyamaran ketat seolah-olah tak ingin ada orang lain yang mengetahui identitasnya di tempat ini dan berbisik pelan.
"Dia gadis perawan berambut merah muda yang kau cari-cari. Aku membelinya dengan harga tinggi, kau bisa mencoba sekali lalu memutuskan harga berapa untuknya. Jika sesuai, aku akan melepasnya sesuai kesepakatan." Setelah berbisik Madam Rose menarik diri sambil tersenyum menyeringai, mempersilakan pria itu untuk membawa Sachi ke dalam kamar yang berada tepat di belakang gadis itu.
"Aku akan mengambilnya."
"Mmm..." Madam Rose bergumam sembari menggeleng. "Coba dulu di dalam."
Pria itu menghela nafas dibalik kain hitam yang menutup sebagian besar wajahnya lalu seperti yang Madam Rose bilang, dia harus melihatnya sendiri di dalam.
Madam Rose memasukan Sachi ke kamar bersama dengan pria itu lalu menutup dan mengunci pintu dari luar. Membiarkan keduanya berada di dalam ruangan itu, setidaknya sampai Tuan N minta dibukakan pintu.
"Kau berjaga disini, Eloni. Beritahu aku kalau pria itu sudah selesai." Titah Madam Rose pada Eloni yang mengangguk dan menempatkan dirinya duduk di depan pintu, menunggu seperti yang wanita itu minta.
Sementara di dalam sana Sachi terlihat membawa diri ke sudut, mencoba menjauh dari pria yang berada di satu kamar yang sama dengannya usai teringat pada riwayat kesehatan mengenai Sachi dalam novel yang dikatakan memiliki Herpes Genitalis pada bagian kelamin serta tak diketahui tertular oleh siapa.
Meski ini mimpi, gadis itu berusaha untuk menghindari Herpes agar Sachi dalam mimpinya tidak bernasib malang. Setidaknya, ia mencoba mengurangi kemalangan gadis yang dianggap sebagai tokoh jahat wanita dalam novel.
"Aku... aku punya herpes, sifilis, gonore. Kau bisa langsung coba kalau tidak percaya, tetapi kalau kau mati jangan salahkan aku." Ucapnya berbohong pada pria itu yang tak memberi reaksi sama sekali atas ucapannya.
"Kau mendengarnya?" Tanya Sachi ulang.
Sayangnya tetap tidak ada respon dan pria itu bahkan sama sekali tidak bergerak dari posisi berdirinya. Dia hanya terus memandang ke arah Sachi seolah sedang memindai seluruh tubuh gadis itu dari atas ke bawah terutama rambut merah muda panjangnya.
"Baiklah terserah! Aku sudah peringatkan dengan jujur." Timpalnya lalu bersidepan dada dan membuang wajah ke arah lain.
"Kau pikir aku tertarik dengan perempuan murahan?" Sarkas pria itu menanggapi.
"Apa?" Dahi Sachi seketika berkerut banyak merasa tanggapan pria itu sangatlah jahat mengenai dirinya. "Kau bahkan datang ke sini. Untuk apa selain--"
"Aku akan membelimu." Potong pria itu terhadap kalimat Sachi dengan nada dingin.
"Telingaku belum rusak. Bukankah kau baru saja bilang perempuan murahan bukanlah tipemu... Tuan?" Dengan hati-hati Sachi berbicara pada pria itu dan tak langsung mendapat balasan membuatnya jadi cukup tegang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship With Antagonist
FantasyKarena kesamaan rupa antara gundik yang ditemuinya di rumah bordil dengan Parvis Loine sang tokoh utama wanita sekaligus gadis yang dicintai oleh Izek Zachary--si tokoh jahat dalam novel Bride of death, Sachi di pungut dan di kirim kepada Lennox Pax...