Hati-hati⚠️💀
Mohon jangan dibawa ke dunia nyata dan ingat kalau ini latarnya jaman-jaman kerajaan, ya😡Pagi menjelang, Izek terbangun saat mendengar kokok ayam sebanyak tiga kali lalu dilihatnya Sachi masih tidur pulas di sebelahnya. Gadis itu menjadikan lengan tangan kirinya sebagai bantal sampai rasanya sangat kebas dan pegal, namun Izek membiarkannya sembari memperhatikan wajah Sachi dari dekat lalu dielusnya puncak kepala gadis itu.
"Jadi itu kau, ya?" Gumam Izek bertanya sambil mengingat malam badai saat ia mencari Sachi di rumah bordil Madam Rose, tetapi Sachi tidak disana dan berakhir membeli Eloni lalu bermalam di sebuah penginapan sederhana karena badai turun.
Kalian ingat? (Chapter 22)
Izek masih ingat sekali, rasanya seolah baru kemarin malam itu ia lalui.
"Rokok, Tuan?" Pria pemilik motel menghampiri Izek dan menawarkan sebatang rokok karena kebetulan dia baru saja menyalakan rokoknya.
Izek meraih rokok itu lalu membiarkan si pemilik motel membakar bagian ujung rokoknya lalu ujungnya yang lain Izek hisap.
"Akan ada badai yang sangat besar sekali. Untung saja Tuan memutuskan menginap disini. " Ucap si pemilik motel basa-basi, dia lalu melihat ke arah Eloni. "Nona, sebaiknya anda segera masuk ke kamar dan menghangatkan diri."
"I-iya." Jawab Eloni kikuk, "Saya permisi, Tuan. Salam." Pamitnya pada Izek lalu cepat-cepat Eloni menuju kamar motel yang sudah dipesankan Izek untuknya.
"Tuan, anda tidak mau memesan layanan kamar khusus? Kami menyediakan pijat spesial dengan harga spesial." Tawaran si pemilik motel tak ditanggapi.
"Atau mungkin anda mau layanan kamar yang--" Ocehan pria itu berhenti saat Izek tiba-tiba berdiri, sorot mata gelapnya menunjukkan bahwa dia sangat terganggu.
Diluar turun hujan deras dibarengi gemuruh langit. Kilatan-kilatan petir menyambar. Sudah dua kali gemuruh kencang menggelegar, di gemuruh yang ketika kali nampak Izek mencengkram dagu si pria pemilik motel lalu membuka paksa mulutnya yang cerewet itu untuk kemudian dijejalkan rokok miliknya yang masih menyala secara paksa.
"Mmmmm!" Pria itu mencoba untuk menghindar namun gagal, rokok menyala baru saja masuk ke dalam rongga mulutnya lalu mulutnya dibekap cukup lama oleh Izek supaya tak langsung memuntahkan rokok tersebut.
Izek memaksa pria itu menelan rokoknya sendiri sampai beberapa bagian dari dinding-dinding mulutnya mengalami luka bakar ringan. Setelah si pria pemilik motel menelan puntung rokoknya, Izek menarik tangan tetapi bukan untuk benar-benar membebaskan pria itu melainkan untuk mengambil sebuah payung lalu memukulkan payung tersebut ke arah si pria.
Tanpa bisa memberi perlawanan atau sekedar mempertahankan dirinya, pria itu jatuh terbaring dengan luka lebam di wajah akibat pukulan Izek bersama payung.
"A-ampun..."
Masih belum juga puas, Izek menekan moncong payung masuk ke dalam mulut pria itu. Menekannya dengan kencang sampai tembus ke tenggorokan dan pria itu mati dalam kondisi sepasang mata terbelalak.
Izek melangkah mundur, meninggalkan payung itu tertancap di leher pria tadi lalu berjalan menuju pintu keluar guna memeriksa apakah badai reda atau tidak.
Sayangnya badai sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan reda dalam waktu dekat. Hujan deras berangin dihiasi petir sedang terjadi diluar, Izek hanya melihat dari jendela sampai seorang gadis bergaun hijau tua nampak berlari ke arah motel.
![](https://img.wattpad.com/cover/373279351-288-k228427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship With Antagonist
FantasyKarena kesamaan rupa antara gundik yang ditemuinya di rumah bordil dengan Parvis Loine sang tokoh utama wanita sekaligus gadis yang dicintai oleh Izek Zachary--si tokoh jahat dalam novel Bride of death, Sachi di pungut dan di kirim kepada Lennox Pax...