"Apakah aku bicara... TERLALU KERAS!?"
"Tolong hentikan." Izek menekankan kalimatnya sambil berjalan menjauh dari Sachi. "Cukup!" Serunya galak sambil menutup sebelah telinga tempat Sachi berteriak.
"Khalid, Khalid! Urus dia!" Izek berteriak pada Khalid yang baru memasuki rumah dengan wajah bingung sebab dilihatnya Sang Tuan bergegas mendaki anak tangga menuju lantai atas dan meninggalkannya bersama gadis berambut pink itu.
Khalid bersitatap dengan Sachi lalu membungkuk hormat pada gadis yang dibawa oleh majikannya itu. "Salam Nona--"
"Kanjeng Ratu!"
"Salam Kanjeng Ratu." Patuh Khalid langsung meralat. "Saya Khalid, kepala pelayan rumah ini. Saya akan mengantar anda ke kamar."
"Ya, silahkan." Sachi memberi gestur gerakan tangan agar Khalid berjalan mendahuluinya. "Apa? Jalan saja duluan, aku akan mengikuti tepat di belakangmu. Aku tidak akan mencuri apa-apa!" Sanggahnya namun begitu Khalid membelakangi, dengan cepat Sachi mencomot salah satu permata kecil yang menempel pada dinding sebagai hiasan lalu memasukkannya ke dada.
"Kamar anda ada di lantai dua." Khalid memecah keheningan sembari mendaki anak tangga perlahan.
"Anda bisa membersihkan diri selagi saya memanggil tabib untuk mengobati luka-luka anda." Timpal Khalid.
"Oh, ya, ya..." Sachi menyahut asal, dirinya masih sibuk menoleh ke sana kemari. Melihat kemegahan menakutkan dalam bangunan ini.
"Para pelayan dipulangkan lebih awal hari ini. Jadi, saya harap anda bisa menyiapkan diri sendiri dulu. Tidak apa-apa, kan?"
"MOMMY DON'T KNOW DADDY'S GETTING HOT!--eh, maaf, maafkan aku. Pikiranku berada di tempat lain tadi. Kau bilang apa?" Sachi menyengir seraya menggaruk kepalanya seperti monyet kalau kata Izek.
"Tidak masalah." Sahut Khalid tersenyum karir. "Tolong hati-hati, tangganya sedikit lebih curam."
"Ya. Tentu saja. Omong-omong Khalid, apa kau punya kekasih?" Sachi bertanya dengan nada mencurigakan seraya menatap Khalid dari atas ke bawah sambil tersenyum misterius.
"Maaf?" Pria berumur 21 tahun itu nampak keheranan. "Saya tidak mengerti."
"Jawab saja, tidak perlu malu-malu atau jangan-jangan tak laku?"
Blush!
Khalid memalingkan wajahnya yang memerah ke arah lain. "Nona--"
"Kanjeng Ratu."
"Kanjeng Ratu, tolong jangan melewati batas." Peringat Khalid lembut.
"Melewati batas?" Sachi merasa ia tak melewati batas apapun, ia hanya bertanya bukan menelanjangi Khalid.
"Apa bertanya juga tidak diizinkan disini?"
"Saya mohon."
"Baiklah." Seraya mengibaskan rambutnya, Sachi mendaki anak tangga lebih cepat berjalan mendahului Khalid.
"Dimana kamarku?" Sachi bertanya saat sudah sampai di akhir anak tangga. Melihat ke sekeliling lalu menoleh pada Khalid yang tak kunjung menjawab, sepertinya pria itu merasa tak nyaman karena perbincangan beberapa detik lalu.
"Tolong lewat sini." Beritahu Khalid, meminta Sachi berbelok ke lorong di sebelah kanan lalu mengantar gadis itu ke depan satu-satunya pintu kamar di lorong itu.
"Ini adalah kamar anda, No--Kanjeng Ratu."
"Oh... Mengapa hanya ada satu kamar disini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship With Antagonist
FantasyKarena kesamaan rupa antara gundik yang ditemuinya di rumah bordil dengan Parvis Loine sang tokoh utama wanita sekaligus gadis yang dicintai oleh Izek Zachary--si tokoh jahat dalam novel Bride of death, Sachi di pungut dan di kirim kepada Lennox Pax...