Akuuu update buru" habis flu dan sekarang mau acaraaa🥺
"Berikan aku minuman." Titah Izek pada bartender pria dengan kain cokelat yang diikat menutupi bagian rambutnya sambil mengambil tempat duduk tepat di depan si bartender.
"Anda mau susu atau teh?" Si bartender menawarkan usai melihat wajah Izek sekilas, bukan seperti wajah orang yang kuat minum atau malahan tidak pernah minum.
"Tidak keduanya." Tolak Izek merasa diremehkan. "Aku ingin yang terbaik, yang hanya mampu dipesan oleh kaum elit."
Walau ragu si bartender melaksanakan perintah Izek setelah pria itu mengeluarkan kantong kecil berisi koin emas dan meletakkannya diatas meja serta menggesernya mendekat ke pria bartender.
"Dua menit." Ucap pria itu meminta Izek menunggu sementara ia membungkuk untuk mengambil beberapa botol minuman yang ada dibawah lalu meraciknya seraya memberi atraksi-atraksi kecil.
"Aku Nick." Pria bartender memberitahu namanya pada Izek sambil mengocok gelas yang ia jadikan satu lalu mengocok dan memutar-mutarnya di udara tanpa menumpahkan minuman di dalamnya.
"Jika anda butuh layanan kamar untuk sesama jenis, aku bersedia." Tawar Nick sembari mengedipkan sebelah matanya menggoda Izek, tak tahu godaan itu bercanda atau sungguhan.
Izek tak menjawab penawaran menjijikan itu, ia fokus menatap deretan botol-botol yang ada di rak belakang Nick.
"Anda orang Porchia, ya?"
Pertanyaan Nick sekilas membuat Izek menatapnya namun masih tidak mengatakan apa-apa sehingga Nick terpaksa menelan senyum malu.
"Aha, anda tidak suka basa-basi rupanya." Ujar Nick seraya terkekeh lalu ia letakkan gelas besar kaca di hadapan Izek kemudian tuang minuman racikannya ke dalam gelas tersebut. "Jika anda butuh wanita, pria, gadis dibawah umur, obat-obatan, dan sesuatu ilegal lainnya langsung beritahu aku saja. Penginapan ini punya segalanya."
"Anda yakin sanggup menikmati ini? Anda terlihat seperti... seseorang yang 'bersih' pasti tahu, kan?" Nick berbisik di samping telinga Izek sembari mengambil tip yang disodorkan oleh pelanggan lain kemudian beralih membuat minuman untuk pelanggan yang baru datang.
"Woah, kau memesannya?" Sambar seorang gadis tiba-tiba mengajak Izek bicara.
"Cassie jangan ganggu pelangganku, pesananmu seperti biasa?" Alih-alih Izek, Nicklah yang membalas ucapan si gadis bernama Cassie dan menegurnya agar tidak mengganggu pelanggan kaya seperti Izek.
"Tentu. Apa lagi memangnya?" Cassie menjawab dengan nada malas, di rotasikan bola matanya ke arah lain saat Nick memperingatkan untuk tidak mengganggu pria di sebelahnya.
Sambil membuatkan minuman yang biasa Cassie pesan, Nick bertanya. "Bagaimana kabar Cashel?"
"Dan gadis itu?"
"Adik perempuanmu, kan?"
Cassie merotasikan bola matanya malas. "Anak pungut pencari perhatian." Ralatnya terhadap ucapan Nick mengenai 'gadis itu' yang disebut barusan.
"Dia membuat ayah semakin membenciku dan Cashel juga membenciku." Ujar Cassie mengadu.
"Oh ya?" Nick berbalik, ia letakkan gelas tinggi berisi minuman di hadapan Cassie. "Kau adalah putri dari keluarga itu, masa kau yang tersingkir?"
Cassie berdecak. "Kau tidak tahu seberapa licik anak pungut itu." Ia ambil gelas minumannya dan teguk seluruh isinya dalam sekejap lalu mengulurkan gelas kosong ke arah Nick. "Tambah lagi."
"Kelihatannya harimu sangat berat?"
Senyum tipis tersungging di bibir Cassie lalu ia melirik pria di sampingnya dan berkata. "Tidak seberat hari pria itu." Mengingat minuman yang dipesan Izek adalah minuman dengan kadar alkohol paling tinggi di bar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship With Antagonist
FantasyKarena kesamaan rupa antara gundik yang ditemuinya di rumah bordil dengan Parvis Loine sang tokoh utama wanita sekaligus gadis yang dicintai oleh Izek Zachary--si tokoh jahat dalam novel Bride of death, Sachi di pungut dan di kirim kepada Lennox Pax...