31 | Sachi : Back To Blank

12.4K 1.4K 377
                                    

Ron meletakkan Sachi yang masih dalam kondisi tak sadar ke atas kasur, tak jauh dari ujung kasur terdapat Madam Rose yang tengah menatap ke arah Sachi sembari bersidekap dada lalu menghela nafas kasar.

Senyum miring culas terulas di bibir Madam Rose, wanita itu menggumam pelan. "Mengganti warna rambut tak akan membuat wajahmu berubah, Nona Sachi."

Selesai dengan Sachi, Ron menghampiri Madam Rose. "Ini benar gadisnya, kan? Warna rambutnya sedikit berbeda. Tetapi wajah, proporsi tubuh, dan warna kulitnya persis seperti yang kau inginkan."

"Kau membawa gadis yang benar, aku suka kerja kerasmu." Madam Rose berucap seraya melemparkan kantong kecil berisi koin emas yang langsung ditangkap oleh Ron. "Itu bayaran kalian berdua. Apa cukup?"

Ron membuka kantung lalu tersenyum. "Lebih dari cukup. Kami pergi kalau begitu. Pastikan jika ingin menemukan seseorang lagi, suruh kami." 

"Ya, ya! Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran!" Usir Madam Rose pada Ron yang meninggalkan ruangan sambil terkekeh.

Selepas kepergian Ron, Madam Rose menghela nafas guna mengontrol nada bicaranya supaya tak terdengar seperti orang emosi lagi lalu diselipkannya anak rambut ke belakang telinga sebelum berbalik sembari menampilkan senyum terbaik di wajahnya pada seorang pria yang berdiri tepat di belakangnya.

"Jadi, bagaimana selanjutnya Tuan Duke? Gadis yang anda mau sudah berada disini. Apa anda akan langsung membawanya atau menitipkannya sementara dengan biaya tambahan?"

Izek melemparkan pandangannya ke arah Sachi yang terbaring tak sadarkan diri diatas kasur baru setelahnya ia menatap Madam Rose yang mencoba untuk tampil genit di hadapannya.

"Kudengar kau memiliki pelanggan tetap yang datang bukan untuk 'berhubungan' kan?"

"Oh... ah... itu..." Madam Rose meneguk ludah horor. "Dari mana dia bisa tahu?" Batinnya mendadak was-was sebab selama ini ia paling menjaga privasi terutama identitas pelanggan tetap yang datang ke rumahnya.

"Berikan Sachi padanya." Pinta Izek mutlak. "Kau bisa kupercaya?"

Madam Rose mengangguk patuh berulang. Jika Izek bisa tahu mengenai pelanggan 'khusus' rumahnya, sudah pasti Izek bukanlah orang sembarangan terlebih status bangsawan dan gelar Duke yang dimilikinya sudah cukup membungkam Madam Rose.

"Ja-jangan khawatir, Tuan... siapkan saja bayaran--" Ucapan Madam Rose terpotong sebab Izek mendadak melemparkan kantong besar berisi banyak sekali koin emas ke dalam pelukan wanita itu.

Dalam sekejap Madam Rose terlihat seperti orang linglung  lalu tiba-tiba menyengir kuda. "T-Tuan... ini banyak sekali, apa anda tidak takut miskin?"

"Apa itu cukup untuk menjamin kau hanya akan memberikan Sachi pada orang yang kumaksud?" Tanya Izek memastikan, tak mau kalau sampai Madam Rose membuat Sachi tidur bersama pria lain.

"A-aku bersumpah." Madam Rose berucap seraya meletakkan tangan kiri di dada, mencoba menyakinkan bahwa ia sungguh akan melaksanakan perintah Izek. "Tuan Duke, tidak perlu khawatir. Aku tidak akan melanggar sumpah."

"Baiklah." Angguk Izek sampai pada kesepakatan dimana Sachi akan ia tempatkan di rumah Madam Rose lalu dibuat melayani tamu 'khusus' baru setelahnya Izek akan datang lagi untuk menjemput Sachi yang tidak berdaya seolah-olah dirinya adalah pahlawan hampir mirip seperti rencana Sachi untuk membuat Parvis luluh terhadap Izek.

Sayangnya, sebenarnya tanpa bantuan Sachi, Izek sudah siap melakukan yang lebih buruk untuk mendapatkan Parvis. Izek sudah merencanakan penculikan, penyekapan, dan lain sebagainya terhadap Parvis diluar sepengetahuan Sachi. Namun karena Parvis faktanya malah memanfaatkan Izek untuk menaikan nama dan reputasi keluarga, Izek berpaling ke arah Sachi dan menjadikan gadis itu sebagai objek utama untuk dibuat menjadi sangat tidak berdaya secara fisik dan mental lalu Izek akan datang lalu membawanya pergi.

Relationship With AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang