"Aku masih tak menyangka," Lennox berucap, ia bersama Parvis di kamarnya sekarang.
Ini sudah enam bulan sejak Victoria tahu bahwa suaminya itu menjalin hubungan dengan gadis lain dan memperlakukan keduanya seperti sahabat dekat.
"Dia membiarkanku dan kau." Imbuh Lennox.
"Aku juga." Disisinya Parvis yang tengah berbaring membalas. "Aneh, tapi aku lega. Setidaknya kita bisa bersama, kan?"
"Kurasa aku harus bicara padanya secara empat mata." Pungkas Lennox mengambil kesimpulan.
Alis Parvis tertaut. "Memangnya sebelum ini kalian tidak bicara?"
Pria itu menggeleng, membenarkan pertanyaan Parvis. "Dia mendatangiku dan bersikap baik saat kau berada di kamarku, selain itu kami tidak pernah bicara dan aku mulai penasaran niat dibalik sikap baiknya."
"Dia meminta kita tidak berprasangka buruk." Sahut Parvis mengingatkan.
"Aku tahu, aku hanya penasaran dan ingin memastikan."
"Kalau begitu bicaralah dengannya."
Lennox mengangguk. "Kulakukan nanti. Kalau menurutmu kira-kira apa niatnya?"
"Dia tidak ingin diceraikan karena menentang hubungan suaminya dengan perempuan lain karena dia lebih mementingkan status, menurutku." Komentar Parvis. "Dia bersikap baik padaku dan melayaniku, bahkan memintaku untuk selamanya tinggal di kamarmu."
"Dia juga pastikan tak kan ada seorang pun tahu tentang hubungan kita." Lennox menambahkan dengan sedikit gurat rasa bersalah tergambar jelas di dahinya.
"Jadi, kapan kau akan bicara padanya?" Tanya Parvis.
"Sekarang? Jika kau tidak keberatan kutinggal sebentar." Pria itu menjawab lalu tersenyum ketika Parvis memberi izin dengan anggukkan.
"Ayolah, aku tidak keberatan sama sekali. Pergi dan bicaralah." Parvis tersenyum saat Lennox memberinya kecupan ringan di dahi.
"Aku mencintaimu." Bisik Parvis pada pria itu saat dia menarik diri menjauh sambil menepuk-nepuk bagian kusut dari pakaiannya sebelum keluar meninggalkan kamar.
Di tengah perjalanan, Lennox melewati ruang pertemuan. Tidak ada pertemuan yang sedang berlangsung namun ada ayahnya dan Calanthe yang sedang membincangkan topik berat.
"Sudah lima bulan beliau menghilang sejak dokumen pengunduran diri ini sampai ke istana, Yang Mulia." Ujar Calanthe didengar oleh Lennox yang sengaja menguping dari jauh.
"Tidak ada kabar sama sekali dari kelompok prajurit yang kutugaskan mencarinya?" Tanya Raja Zenokh mulai khawatir saat Calanthe menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak bisa menyerahkan jabatannya begitu saja pada orang lain. Memang cukup banyak calon-calon yang bisa menggantikannya, tapi aku khawatir kinerjanya tidak akan sama." Ucap Raja Zenokh mengungkap alasannya khawatir. "Kau sudah pastikan mereka mencarinya ke seluruh penjuru wilayah di satu pulau ini?"
Calanthe mengangguk. "Ketua dari kelompok prajurit sudah melaporkan bahwa tidak ada tanda-tanda keberatan Izek Zachary dimanapun di pulau ini. Dia menghilang seperti tidak pernah ada."
"Lalu pelayan rumah itu sudah kau tanyai?"
"Mereka cenderung tidak mengetahui apapun mengenai majikan mereka. Mereka menyebut satu nama, seseorang yang seperti... tangan kanan Izek Zachary. Khalid, dia juga menghilang." Sahut Calanthe. "Yang Mulia, anda harus segera melantik seseorang untuk menempati posisi Duke sebelum kabar ini menyebar di masyarakat."
"Aku tahu, aku tahu kecemasanmu. Masyarakat tidak memiliki Tuan tanah yang ditakuti lagi dan jika mereka tahu, mereka akan membuat keributan berkelompok untuk mengambil hak-hak atas tanah yang mereka sewakan. Lupakan itu, dimana Duchess? Mereka baru menikah lima bulan lalu, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship With Antagonist
FantasyKarena kesamaan rupa antara gundik yang ditemuinya di rumah bordil dengan Parvis Loine sang tokoh utama wanita sekaligus gadis yang dicintai oleh Izek Zachary--si tokoh jahat dalam novel Bride of death, Sachi di pungut dan di kirim kepada Lennox Pax...