22 | Eloni : The Duke

14.1K 1.4K 114
                                    

"Eloni sayanggggg~"

"Madam?" Eloni menoleh ke arah pintu, menghentikan sejenak aktivitasnya yang tengah merapihkan sprei saat Madam Rose tiba-tiba datang ke kamar.

"Persiapkan dirimu." Ucap wanita itu memerintah.

Eloni menggigit bibir bawah, mengumpulkan keberanian sebelum menjawab. "Madam, bukankah kau sudah janji hari ini adalah hari liburku?"

"Aku sudah menawari diriku kepadanya, sayang. Dia menginginkanmu, mana mungkin kutolak rezeki?" Ujar Madam Rose menjawab.

Eloni menghela nafas, ia tidak bisa melawan perintah Sang Madam sebab wanita itulah yang memberinya tempat dan kehidupan layak disini.

Setidaknya Eloni lebih nyaman melayani orang asing daripada melayani anggota keluarganya sendiri, sebagaimana dulu ia dipaksa melakukannya oleh sang ayah secara bergilir bahkan kakak-kakak sepupunya pernah menidurinya.

"Ayo kembali bekerja! Ayo, ayo!" Seru Madam Rose meraih lengan Eloni dan menariknya lembut keluar dari kamar lalu mengantar gadis itu sampai di depan kamar tempat dimana sang customer sudah menunggu.

"Menunggu apalagi, sayang?" Madam Rose menegur seraya mencolek dagu Eloni. "Jangan khawatir, akan kuberikan gaji bonus untukmu."

"Terimakasih Madam." Eloni memaksakan senyum dibibir saat Madam Rose mengusap lembut puncak kepalanya lalu mengetuk pintu tertutup di hadapan mereka sebanyak dua kali kemudian dia meninggalkan Eloni untuk melanjutkannya sendiri seperti biasa.

"Permisi..." Sapa Eloni, membuka pintu sebatas tubuhnya lalu masuk dan menutup pintu lagi dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Eloni lalu hendak menggeser tuas kunci.

"Tidak perlu dikunci." Namun pria yang berada di belakangnya mencegah aksi Eloni.

"B-baik." Dengan gugup Eloni menyahut lalu memundurkan langkah kikuk, menjauh dari pintu dan berbalik ke arah si pria.

Dilihatnya pria itu tengah duduk di sofa dekat kasur dengan cahaya remang-remang dari lampu minyak sembari menghisap rokok, membiarkan asapnya memenuhi seisi ruangan sampai Eloni hampir batuk namun dia tahan.

"Aku melihatmu bersamanya waktu itu." Ucap si pria membuka kata.

"Maaf?" Seketika ekspresi kebingungan muncul di wajah Eloni.

"Aku tidak mengerti yang Tuan maksud apa."

"Gadis dengan rambut merah muda seringan kapas."

"Sachi?" Tanpa perlu diperjelas lebih jauh, satu hal yang teringat dalam benak Eloni dan langsung disebutkan oleh mulutnya adalah Sachi.

"Apapun itu." Si pria menyahut, ragu-ragu untuk bertanya. "Apa...  dia kembali ke sini?"

Eloni menggeleng. "Tidak Tuan, Sachi sudah dibeli oleh seseorang dan tidak pernah kembali ke sini."

Pria itu berhenti sejenak menghisap rokoknya lalu meremas sisa rokok yang masih menyala dalam cengkeraman tangan tanpa merasa kesakitan.

"Kau tidak sedang berbohong, kan?"

Eloni mengangguk. "S-saya jujur, Sachi tidak pernah kembali ke sini."

Hela nafas keluar dari sela-sela bibir pria itu, semakin lama wajahnya terlihat lebih jelas dan Eloni mengenalinya sebagai Duke dari Porchia. Izek Zachary.

"T-Tuan Duke..." Menyadari identitas pria itu, cepat-cepat Eloni berlutut dan bersujud di hadapan Izek. "Salam Tuan hormat, Tuan Duke. Mohon maafkan saya atas kelancangan kata-kata saya, tetapi saya tidak berbohong mengenai Sachi. Dia sudah dibeli oleh seseorang dengan harga tinggi, sudah cukup lama."

Relationship With AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang