43 - setahun telah berlalu

16.3K 1.9K 369
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

Pagi ini, suasana diruang rawat rumah sakit perlahan terasa lebih hidup setelah sinar matahari mulai menelisik masuk, membawa hangat ke dalam ruangan beraroma obat-obatan itu. Pun para perawat sudah terlihat sibuk dengan berbagai rutinitas mereka. Namun semua berisik-berisik yang terdengar tak cukup untuk membangunkan Jesher yang nampak nyaman tertidur dalam posisi duduk di samping bed yang ditempati oleh Satya.

"Sus, bangunin Sus! Tempeleng aja palanya." Satya meminta dengan tak sabaran, pasalnya sudah hampir lima menit ia memanggil-manggil sampai orang-orang yang juga mengisi ruangan itu menatapnya aneh tapi yang dibangunkan tak kunjung memberi reaksi.

Maka dengan sabar perawat itu menggoyangkan bahu Jesher, mencoba membangunkannya seperti yang si pasien minta.

"Dek, bangun."

Merasa guncangan pelan mengusiknya, kedua mata itu akhirnya mulai mengerjap. Menguap lebar kemudian meregangkan tubuh yang terasa pegal karena tak mendapat posisi nyaman sejak semalam.

"Kebo banget sih. Kalo tiba-tiba ada yang nyulik gue gimana?" Satya langsung melayangkan protes setelah perawat cantik yang tadi membantunya beranjak pergi.

Lebih dulu Jesher mengecek jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul delapan. Padahal ia baru tertidur dua jam, tapi Satya malah membangunkannya. "Gue jagain kok. Gue baru tidur pas lo dipindahin ke sini. Itupun ketiduran."

"Udah telpon Julia? Kok dia belum ke sini?" Satya langsung melayangkan pertanyaan yang sejak tadi mengganggunya. Disaat sakit seperti ini yang paling ia butuhkan tentu saja belaian lembut sang kekasih.

"Sat. Lo sadar nggak sih baru aja abis operasi? Atau lo masih kena pengaruh bius? Marah-marah mulu!" cerocos Jesher tak kalah pusing. "Kalo urat lo ketarik semua entar jahitan diperut lo putus. Kalem dikit kek."

Semalam Satya harus dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh sakit perut yang parah. Rupanya lelaki itu mengalami radang usus buntu dan harus segera ditindaklanjuti dengan operasi. Dan Jesher lah yang menemaninya, mengurus semua keperluan hingga pagi ini. Tapi Satya masih saja mengomel, bukannya berterima kasih malah menanyakan Julia? Tentu saja Jesher merasa kesal.

"Julia mana? Gue mau Julia!"

"Udah gue kabarin tadi. Tunggu aja, katanya abis buka toko dia langsung ke sini." Jesher menjawab tak kalah emosi.

Dan benar saja, tepat setelah Jesher menyelesaikan ucapannya Julia juga datang. Wanita cantik dengan potongan rambut pendek itu membawa paper bag dan menatap khawatir pada sang kekasih yang kini hanya bisa berbaring dengan wajah pucat.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang