Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.
.
.
.
.
*****
Terpaksa Jesher harus mendatangi Jean seorang diri lantaran Tarendra yang masih berada di kantor dan Rival tak bisa dihubungi. Namun ia sudah memberitahu sang Ayah untuk segera menyusul karena tak mungkin jika harus menunggu sosok itu datang menjemput terlebih dahulu. Bisa-bisa dia kehabisan waktu untuk menyelamatkan Jean.
Kini Jesher memindai setiap sisi rumah yang terlihat sepi. Tidak ada suara bising apapun dari dalam rumah namun pintu lebar berbahan kayu itu terbuka sempurna mengundangnya untuk masuk tanpa permisi.
"Jean." Suara Jesher menggema diruang tamu namun tak ada sahutan dari siapapun. Hingga langkahnya sampai diruang tengah, dia menemukan sepupunya sudah tergolek lemah di depan TV dengan darah berceceran dimana-mana.
Buru-buru Jesher menghampiri, memeriksa keadaan Jean dengan hati-hati. "Je, lo masih bisa denger gue?" Jesher mendekat, menepuk pipi memar Jean berulang kali namun tak ada respon apapun yang diberi.
Tanpa pikir panjang Jesher langsung mengeluarkan ponselnya, berniat menelpon Tama untuk mengirimkan ambulance. Namun tiba-tiba saja Harsa sudah berdiri dibelakangnya menggenggam stik golf yang siap diayunkan kearahnya, beruntung Jesher cepat menyadari hingga bisa menahan benda itu tepat di atas kepalanya.
Keduanya saling melempar tatap kebencian saat Jesher bangkit dari posisinya, masih memegang benda keras tersebut.
"Kamu yang udah bunuh anak saya! KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB!" Harsa berteriak menyalurkan kebenciannya. Kembali mencoba melakukan serangan namun Jesher berhasil menghindar.
"Om, kita harus bawa Jean ke rumah sakit." Jesher maju menunjuk tubuh sepupunya yang tidak lagi bergerak. Ia sungguh khawatir dengan keadaan Jean yang mengenaskan.
Sayangnya menantu dari Ranajaya itu tenggelam dalam lautan dendam yang membutakan sehingga tak lagi tersisa kepedulian untuk putra keduanya yang telah ia buat babak belur. Sorot matanya tajam bak belati menusuk Jesher semakin dalam. Tujuannya hanya satu, yaitu membalaskan kematian anak kebanggannya.
Namun ditengah ketegangan itu, tiba-tiba terdengar erangan kesakitan Jean yang membuat hati Jesher teriris. Dia melirik ke arah sepupunya, lalu segera menghampiri hingga tanpa sadar hal itu justru membuatnya lengah.
Melihat celah itu, Harsa segera melancarkan serangan dengan segenap tenaga. Ujung dari stik golf yang digenggam erat akhirnya mendarat punggung Jesher hingga membuat anak itu jatuh tersungkur.
Jesher berbalik, mencoba untuk melawan namun Harsa lebih dulu meleparkan vas bunga dikepalanya dan lanjut melancarkan tendangan yang membabi buta. Seolah mengalihkan seluruh sakit hatinya dalam setiap sentuhan yang ia beri ditubuh remaja itu. Jesher, yang berpikir masih bisa membalikkan keadaan nyatanya bahkan tak mampu lagi untuk menghindari setiap serangan yang Harsa layangkan. Kepalanya pening, pandangannya terasa berputar dan sakit yang terus bertambah membuatnya semakin kesulitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGER
General FictionTerendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak terduga. Bocah 17 tahun mantan anggota kelompok buronan? Tapi itulah faktanya. -------------------- #...