51 - terus menyangkal

19.5K 2.3K 1K
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

Satya berjalan mantap disepanjang koridor rumah sakit, mencari ruang rawat Jesher yang sudah dipindahkan sejak pagi setelah kondisinya dinyatakan cukup stabil. Dengan sesekali melirik ponsel dia melewati beberapa pintu hingga perhatiannya tertuju pada Danu yang keluar dari salah satu ruangan.

Tidak salah lagi, itu pasti ruangan Jesher.

Ketika jarak mereka semakin dekat, keduanya melempar tatapan tidak suka satu sama lain. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap saat mereka saling berlalu. Namun, sebelum Satya sempat membuka pintu, suaranya tiba-tiba menggema, menghentikan langkah Danu.

"Heh! Gue mau ngomong, bentar."

Danu berbalik dengan ragu, lalu menunjuk dirinya, tak menyangka pemuda itu akan berbicara dengan tidak sopan padahal jarak umur diantara mereka terpaut cukup jauh dan ia yakin Satya pasti mengetahuinya. "Kamu manggil saya?"

Tanpa menjawab pertanyaan itu, Satya maju beberapa langkah lalu melemparkan sebuah flashdisk yang langsung ditangkap Danu dengan sigap.

"Itu info terbaru tentang Wira. Lo bisa pake, tapi sebagai gantinya lo biarin Jesher istirahat sampai pulih. Bener-bener pulih, jangan kayak kemarin, masih memar-memar gitu lo suruh ngintai, gini 'kan jadinya!"

Lelaki dengan setelan jas itu mengernyit dalam tak terima Satya mencecarnya demikian. "Dia kerja dan saya bayar dia dengan harga yang setimpal."

Satya mendengus mendengar bantahan klise itu, jemarinya menyugar rambut dengan gusar saat merasa mulai tersulut emosi.

"Asal lo tau ya. Kita nggak takut sama ancaman keluarganya si Samuel itu, sama Wira aja kita bisa kabur apalagi cuma sama mereka. Alasan Jesher nerima tawaran lo itu ya karena dia pengen aja berbuat baik, dia pengen ngehancurin Wira biar nggak ada lagi korban-korban kayak dia." Satya membalas dengan rentetan kalimat yang begitu tajam. "Jadi, jangan semena-mena sama Jesher. Dia juga manusia, jangan lo bikin dia kerja kayak binatang."

Danu terkekeh melihat keberanian Satya yang begitu percaya diri menyalahkannya atas apa yang menimpa Jesher saat ini. Namun dalam hitungan detik raut wajahnya berubah lebih tegas. "Jaga mulut kamu!"

"Lo yang jaga sikap. Nggak lama lagi lo bakal punya anak 'kan?" Satya menatap nyalang. "Gue percaya karma itu ada. Lo mungkin sekarang baik-baik aja, tapi nggak ada yang tahu nasib anak lo nanti kayak gimana."

Tanpa bisa lagi menahan kekesalan yang timbul, Danu langsung menarik kerah baju Satya dan mendorongnya ke tembok cukup keras. Menatap tajam seolah siap menghancurkannya kapan saja. "Apa yang saya lakuin udah benar. Kamu yang harusnya hati-hati, udah berapa banyak orang yang kamu bunuh? Berapa anak yang kalian jual? Kamu masih nggak ngerti? Orang kayak kalian ini yang nggak bakal pernah bisa punya masa depan."

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang