39 - yang terbuai

13.4K 1.5K 364
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

Sore ini Jesher kembali dipanggil ke kantor oleh Danu. Tentu saja untuk membahas mengenai kematian Ramon yang tiba-tiba, meungkin saja lelaki itu membutuhkan informasi tambahan untuk mengungkap siapa dalang dibalik pembunuhan tersebut, yang tentu saja akan Jesher sembunyikan mati-matian.

Pintu ruangan itu terbuka pelan dan Jesher masuk dengan langkah percaya diri. Danu yang semula memperhatikan monitor langsung mengalihkan pandangan, menangkap setiap detail gerakan Jesher hingga remaja itu kini mematut diri di depan mejanya.

Jesher yang merasa sangat diperhatikan pun jadi penasaran. Dia menyadari perbedaan tatapan Danu, lelaki itu biasanya tidak begitu menggubris kedatangannya akan tetapi kali ini sepasang mata elang itu sama sekali tak lepas darinya, bahkan ponsel yang berdering nyaring di atas meja lelaki itu abaikan.

"Katanya Om mau ngomongin sesuatu," ujarnya mengawali.

Tapi Danu malah diam sejenak, menopang dagu dengan tangan di atas meja lalu kemudian mulai memerintah. "Coba menghadap jendela."

Jesher dengan polosnya melakukan apa yang lelaki itu minta, dia menghadap ke kiri dan mulai bertanya-tanya alasan Danu menyuruhnya melakukan hal tersebut. Tetapi sahabat dari Tarendra itu tiba-tiba tertawa kecil sambil mengangguk-angguk. Jesher sama sekali tidak tahu apa yang dia pikirkan hingga pertanyaan yang muncul selanjutnya menyita habis ketenangan yang dijaga.

"Kemana aja kamu semalam? Hm?" Danu menyandarkan tubuh, menatap Jesher lalu beralih pada monitor yang menampilkan foto pembunuh Ramon yang tertangkap kamera tersembunyi.

Jesher sontak berbalik, menghadapi rasa ingin tahu Danu yang terasa mencurigakan. "Di rumah, sama Ayah. Om tanya aja kalau nggak percaya." Mati-matian Jesher menahan diri untuk tidak menunjukkan kegelisahan dihadapan sosok itu. Ia harus tetap terlihat tenang agar Danu tidak mencium keanehan darinya. "Emang kenapa?"

"Kamu tahu kalau Ramon udah mati?"

Jesher mengangguk. "Denger dari Rival tadi pagi."

Danu mengangguk paham, detik selanjutnya dia memilih bangkit menghampiri Jesher dan berdiri tegap dihadapan pemuda itu. "Untungnya kita sempat masang kamera, dan kebetulan kita dapat rekaman waktu pembunuh itu masuk ke kamar Ramon."

Jesher merasa detak jantungnya berdetak lebih cepat, pikirannya mendadak kosong. Padahal ia sudah memastikan untuk mengambil semua kamera dan penyadap yang terpasang, ia tak tahu jika ada satu yang tersisa.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang