42 - yang rapuh

16.4K 1.8K 408
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

"JESHER!"

"WOI BANGSAT MAU NGAPAIN LO?!"

Satya berlari kencang menyusul Jesher yang terus berjalan semakin jauh masuk ke dalam lautan. Kilau cahaya bulan memantul di atas pemrukaan air, menciptakan bayangan kelam yang membuat suasana semakin mencekam, terlebih hanya ada mereka berdua ditempat ini. Jika sampai terjadi sesuatu dengan anak itu, Satya benar-benar akan meyalahkan dirinya seumur hidup.

"JESH! BERHENTI!" teriaknya dengan suara serak, tercekat oleh ketakutan yang menggerogoti. Walau setiap langkah terasa semakin berat Satya tak berhenti, ia sedang berpacu dengan waktu, mengejar sahabatnya yang kini diam termenung disaat air sudah sebatas dadanya.

Tangan Satya terentang mencoba meraih Jesher dengan tidak sabaran. "JANGAN MATI SEKARANG TOLOL!"

Tepat saat Jesher berbalik, ombak datang dan menghempas tubuh mereka, tetapi hal itu tidak menghalangi Satya untuk tetap maju menarik sahabatnya sekuat tenaga, meski itu berarti ia harus melawan arus yang mencoba memisahkan mereka.

Satya tidak menyerah. Dengan gigih dia mengerahkan seluruh tenaga untuk membawa Jesher ke tepian. Tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri, dia mengupayakan semuanya untuk memastikan remaja itu aman dalam genggaman. Hingga akhirnya setelah perjuangan yang membuatnya merasa nyaris ikut meregang nyawa, ia mampu menyeret tubuh itu menjauh dari ombak yang ganas.

Di bibir laut, saat air sudah sebatas betis, keduanya langsung jatuh terduduk lemas. Napas Satya berhembus tak beraturan, dia sungguh kewalahan namun saat melihat keadaan Jesher hatinya semakin hancur.

"Lo sadar? Lo yakin mau mati konyol di sini?" Satya bertanya dengan penuh kecewa. Tidak terima dengan pemikiran dangkal anak itu yang memilih untuk mengakhiri hidupnya seperti ini.

"Harusnya lo biarin gue mati." Jesher hanya menatap dengan mata kosong, seakan semua harapan telah hilang dari dalam dirinya. "Gua mau mati aja, Sat."

"Yakin? Lo yakin mau mati sekarang?" tatapan Satya berubah marah. Lantas ia menarik kerah baju Jesher, memaksa anak itu menatapnya. "Kita buktiin dulu."

Tanpa diduga Satya mendorong tubuh lemah itu, menenggelamkan Jesher dan menahan kepalanya tetap di dalam air. Dan seperti dugaannya, Jesher langsung berontak, mencakar dan memukul lengannya berkali-kali untuk melepaskan cekalan tangannya.

Satya tersenyum, ia biarkan beberapa detik berlalu sampai merasa bahwa Jesher benar-benar telah merasakan sakitnya menghampiri kematian. Baru setelah itu ia menariknya kembali naik kepermukaan.

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang