Tumbang

1.1K 77 2
                                    

"HALOOOOOO!!!!! Abang ganteng dah pulang neeeehhh!!! "

Razka langsung melepas pelukan nya dari Mahesa. Ngacau aja ni Kaivan, lagi sesi sedih sedihan juga. Razka menggerutu dalam hati.

Di liriknya si abang yang tengah senyum sumringah lalu memeluknya dengan erat, hingga Nasal kanul yang terpasang menyumbat hidung Razka sedikit bergeser.
Razka cepat cepat melepas pelukan abang nya dan memprotes.

"Diem dong... Jadi longgar nih gara gara elu," Protes Razka yang membuat si pelaku jadi terkekeh. Ia pun menoleh kepada sang ayah dan menyapa nya juga.

"Ayah!" Seru nya dan menyalami nya.

"Tumben abang udah pulang, ada apa?" Tanya Mahesa yang mengusap surai hitam legam milik putra ketiga nya.

"Kata Mahen, Ivan gak boleh nugas dulu. Jadi Ivan pulang aja, " Jawab Kaivan jujur.

"Emang bener, harus nya abang nggak sekolah dulu. Istirahat dulu yang cukup," Sahut si bungsu yang mendapatkan usakkan gemas dari kakak nya itu.

"Ivan dah makan? Sekalian ayah beliin grabfood bareng sama Razka."

"Udah makan kok tadi," jawab Kaivan lagi.

Mahesa memicingkan matanya, menelisik apakah putranya ini berbohong atau tidak. Ia lalu mengangguk sebagai jawaban. Tinggal si bungsu berarti yang belom makan karena kesalahan nya sendiri.

"Razka mau apa?" Tanya Mahesa beralih pada Razka.

"Samain aja kayak ayah, " Razka masih canggung sama bapaknya. Baru maap-maapan tadi soalnya.

"Dah minum obat Van? Ayah gak mau kayak kemarin, kamu tiba tiba drop karna ninggalin obat kamu. " Tegas Mahesa yang menatap Kaivan dengan tatapan tajamnya.

"Oke... Ivan belom minum obat, tapi nanti Ivan minum di kamar. " Cicit Kaivan yang tetap tersenyum.

Razka cuma nonton. Abangnya itu emang keliatan bodoh, apalagi depan Mahesa kayak gini.

"Sekarang, " Mahesa berkata lagi.

Kaivan cepat cepat mengangguk dan mengeluarkan obat obatan nya dari kotak tersebut. Ia menatap miris, 'obatnya nambah lagi... '

"Yah, Ivan gak akan overdosis nih? Ini obatnya kebanyakan lho... " Protes Kaivan menunjuk obat obat itu. Kayak anak kecil yang gak mau minum obat pas sakit, pikir Razka.

"Dosis nya emang segitu nak... Nggak akan jadi over. " Mahesa mengusap rambut Kaivan.

Kaivan mengangguk lagi. Kali ini ia menuruti apa kata ayahnya. Yakin kok, Dokter maupun keluarganya semuanya ingin dia sembuh.

Capek juga lagian, mereka dah ngurusin Kaivan dari kecil. Kalau Kaivan tiba tiba mati, mereka akan berpikir usaha mereka sia sia, kan?

Setelah meminum obatnya dan sempat mual karena pahit, ia kembali duduk di sebelah Razka-- lebih tepatnya menyenderkan kepalanya di bahu Razka.

"Capek ya jadi orang sakitan? " Kaivan mencoba mengeluarkan keluhannya.
Razka diam, masih ingin mendengar kelanjutan ucapan Kaivan.

"Ini obat... Ada efek tidurnya ka... Abang... Ngantuk... "

Ngelantur. Fiks, abang nya ngigau. Tau tau dia denger dengkuran halus di sebelahnya. Abangnya tidur gitu aja.

Gaje!

"Kamu belom boleh tidur ka, makan dulu baru minum obat. " Sahut Mahesa ketika melihat kedua mata indah itu hendak tertutup.

Dengan usaha nya yang mempertahankan kedua matanya untuk tidak tertutup ternyata gagal. Razka mengantuk sekali, sampai makan pun di suapin Mahesa dalam keadaan mata tertutup rapat.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang